Berita Wonogiri Terbaru
Memasuki Musim Penghujan, BPBD Imbau Warga untuk Selalu Cek Luweng: Hindari Penyumbatan
Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kebersihan mulut luweng.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kebersihan mulut luweng.
Sebab, sampah-sampah yang menumpuk di sekitar mulut luweng bisa mengakibatkan terjadinya banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto mengatakan, masyarakat Wonogiri yang tinggal di sekitar luweng untuk selalu melakukan cek rutin.
Baca juga: Heboh Hujan Es di Jogonalan Klaten, Batu Es Seukuran Kelereng
Baca juga: Petani di Boyolali Merana, Hujan Tak Kunjung Turun, Padahal Sudah Diberi Bantuan Bibit untuk Ditanam
Menurut Bambang, sampah yang bisa menyumbat aliran air di luweng adalah sampah rumah tangga dan limbah sisa pertanian seperti bonggol jagung.
"Misal ada sampah harus segera dibersihkan, agar luweng bisa berfungsi saat musim hujan datang," kata Bambang.
Selain itu, kata dia, masyarakat seharusnya sudah paham langkah-langkah apa yang harus dilakukan jika mendekati musim penghujan. Terlebih di daerah itu pernah terjadi banjir.
Baca juga: Waspada Mulai Masuk Musim Hujan, Pohon Beringin Besar Tumbang: Pagar SD di Wonogiri Rata
Tak cukup hanya dibersihkan, mulut luweng harusnya diberi penyaring agar sampah tak masuk ke dalam luweng dan menyumbat aliran air.
Menurutnya, luweng tak harus disaring menggunakan teralis besi yang mahal. Penyaring bisa dibuat dengan menata batu yang ada disana.
"Itu kan kearifan lokal di masyarakat, malah lebih terasa gotong royongnya. Harganya lebih murah tapi fungsinya sama," jelasnya.
Baca juga: Tak Ada Hujan & Angin, Leses Si Pohon Raksasa Legendaris Boyolali Tumbang, Warga Lihat Munculnya Api
Apabila menggunakan penyaring dari teralis besi, berpotensi akan membuat masyarakat cuek. Sebab masyarakat akan menganggap luweng aman dari tumpukan sampah.
"Lebih baik menggunakan kearifan lokal itu tadi, masyarakat jadi lebih guyub. Bisa bersama-sama mengantisipasi terjadinya bencana," pungkasnya. (*)