Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Lika-liku Puluhan Eks Napiter Sukoharjo, Ada yang Usahanya Laris Manis, Ada yang Salah Pakai Bantuan

Ternyata di Kabupaten Sukoharjo ada sebanyak 29 eks narapidana terorisme (napiter) yang telah kembali ke tengah-tengah masyarakat.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribun Lampung/Deni Saputra
ILUSTRASI : Pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri yang membawa 23 tahanan tersangka teroris tiba di Bandara Radin Inten, Brantiraya, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (16/12/2020). Sebanyak 23 tahanan tersangka terorisme yang ditahan di Mako Brimob Polda Lampung, di antaranya Zulkarnain alias Arif Sunarso yang terlibat dalam kasus teror Bom Bali I pada 2002 dan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dipindahkan ke Jakarta menggunakan pesawat terbang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Ternyata di Kabupaten Sukoharjo ada sebanyak 29 eks narapidana terorisme (napiter) yang telah kembali ke tengah-tengah masyarakat.

Puluhan orang itu, pernah terlibat dalam berbagai aksi terorisme di Indonesia.

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan, 29 eks napiter yang telah bebas itu tersebar di berbagai kecamatan.

Sementara enam orang lainnya masih dalam masa tahanan.

"Dari pantauan kita, ada yang berhasil seperti bang Jack Harun dengan usaha sotonya, ada beberapa yang belum berhasil," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Jauh-jauh ke Sukoharjo, Ganjar Pranowo Ajak Eks Napiter Nonton Film Dokumenter The Mentors,Soal Apa?

Baca juga: Bukan Kesurupan, Polisi Ungkap Ada Dugaan Kekerasan yang Bikin Mahasiswa UNS Tewas saat Diklat Menwa

Kapolres mengatakan, ada mereka yang belum berhasil dalam bidang ekonomi karena beberapa faktor.

"Bentuk bantuan dari BNPT dan lainnya justru disalahgunakan, tidak digunakan sebagai modal usaha seperti yang diharapkan," ujarnya.

Eks napiter kasus terorisme Bom Bali Jilid I Joko Triharmanto alias Jack Harun menambahkan, ada beberapa dari eks napiter yang masih kebingungan usai keluar dari penjara.

"Mereka ada rasa, takut, canggung dan bingung, sehingga ada penolakan, jadi harus kita antisipasi," ujarnya.

"Kami mencoba mengedukasi dan memahamkan masyarakat," ujarnya.

Pria yang kini tinggal di Desa Manang, Kecamatan Grogol itu membagikan sedikit pengalamannya usai keluar dari penjara.

"Saya sempat ditolak, tapi saya tidak menjauh. Justru harus mendekat untuk mendekati dan meyakinkan masyarakat," jelas dia.

Nonton Bersama Ganjar

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranono, mengajak mantan narapidana kasus terorisme (napiter) nonton film dokumenter di XXI The Park Solo Baru, Selasa (26/10/2021).

Film yang ditonton adalah The Mentors, film dokumenter yang bercerita terkait antisipasi eks napiter menjadi residivis.

Mereka juga ditemani Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, dan Muspika Grogol.

"Kita mengedukasi publik, terorisme itu sesuatu yang keliru. Ada hak hidup dari setiap orang, dan kita harus saling menghormati," kata dia kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Bukan Kesurupan, Polisi Ungkap Ada Dugaan Kekerasan yang Bikin Mahasiswa UNS Tewas saat Diklat Menwa

Baca juga: Puluhan Eks Napiter Jalani Vaksinasi Covid-19 di Solo, Penyuntikan Dipantau Langsung Kepala BNPT

Ganjar mengatakan, pengalaman dari mantan napiter ini bisa dibagikan kepada masyarakat, sebagai edukasi.

Hal ini agar masyarakat bisa menerima mantan napiter yang keluar dari penjara.

"Repatriasi sosial perlu, agar eks napiter bisa kembali di masyarakat dan diterima," kata dia.

"Jika tidak, mereka bisa jadi residivis," ujarnya.

Mantan napiter ini pernah mengalami masa sulit, sehingga membutuhkan dukungan dari masyarakat agar mereka keluar dari kelompok terorisnya.

Ditambah, para mantan napiter ini juga memiliki keluarga.

"Mereka pasti kecewa. Tapi tidak benar jika mereka sayang dengan keluarga, tapi tidak sayang orang lain, ini rasa kemanusiaan yang adil dan beradab yang harus didorong," ujarnya.

Ganjar mengatakan, melalui program Gubernur Mengajar, dia sering mengajak mantan napiter seperti Joko Triharmanto alias Jack Harun.

"Bang Jack sering kita ajak, untuk edukasi apakah mereka sedang dipengaruhi atau tidak," aku dia.

Selain itu, lingkungan sekolah juga menjadi tempat subur dalam penyebaran paham radikalisme.

"Kita minta berbagai pihak masuk ke sekolah, karena sekolah tempat yang subur," terang dia.

"Di Jateng, Kepala Sekolah dan guru yang terlibat terorisme, langsung saya pecat," jelasnya.

Eks Napiter Suntik Vaksinasi

Puluhan eks narapidana teroris (napiter) mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 di di RSUD Bung Karno Solo, Sabtu (28/8/2021).

Proses penyuntikan vaksin dipantau langsung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar ditemani Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Boy menjelaskan, ada sebanyak 29 warga binaan BNPT yang merupakan eks napiter mendapatkan jatah suntik vaksin dosis pertama di Solo.

Sementara di Jawa Tengah, total sekitar 60 warga binaan BNPT.

"Sebelumnya vaksinasi di Karanganyar, kini di Solo, total di Solo ada 29 warga binaan BNPT," kata dia kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Waspadai ISIS-K di Afghanistan, BNPT Patroli Medsos, Intelejen Juga Bergerak Selidiki Ancaman ke RI

Baca juga: Cerita Eks Napiter Asal Sragen, Dulu Ditangkap karena Ingin Racuni Polisi, Kini Taubat & Ternak Lele

Adapun penyuntikan vaksin merupakan serangkaian kegiatan yang menyasar warga binaan BNPT di Indonesia, mengingat sebelumnya juga dilakukan di Lamongan dan di Pemalang.

Dia berharap dengan pemberian vaksin menyudahi kabar-kabar hoax yang menyebut jika eks napiter ogah melakukan vaksinasi Covid-19.

"Meyakinkan mereka (napiter dan penyintas), agar program vaksinasi sukses," harap dia.

Upacara Bendera

Sebelumnya, mantan teroris dari Yayasan Gema Salam turut merayakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Selasa (17/8/2021).

Peringatan hari kemerdekaan ini dilakukan di Gunung Sepikul, Kecamatan Bulu, Sukoharjo.

Ada sembilan orang eks napiter yang mengikuti upacara bendera ini.

Direktur Yayasan Gema Salam, Joko Triharmanto alias Jack Harun mengatakan, berbagai rangkaian acara dilakukan dalam upacara tersebut.

Dari melakuan pengibaran bendera merah putih, pembacaan teks proklamasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

"Melalui kegiatan ini, kami mengajak natiper untuk mengadakan peringatan 17 Agustus," katanya.

"untuk menumbuhkan rasa nasionalisme patirotiesme berbangsa dan bernegara," imbuhnya.

Baca juga: Bendera Merah Putih Raksasa Dikibarkan di Titik Tertinggi di Sukohajo, Angin Kencang Jadi Kendala

Baca juga: Puluhan Pendekar Silat di Sukoharjo Nekat Konvoi, Langsung Dibubarkan Tim Pandawa Polres Sukoharjo

Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan sikap bela negara.

"Dan kami siap mengisi kemerdekaan Republik Indonesia," ujarnya.

Sementara itu Pembina Yayasan Gema Salam, Awod berharap melalui acara ini para eks napiter semakin mencintai NKRI.

Sebelum melakukan upacara, para eks napiter ini harus berjalan menempuh jalan yang terjal, hingga sampai ke puncak Gunung Sepikul.

"Meski dalam perjalanannya harus melewati berapa rintangan dan menanjak namun ternyata mereka masih bersemangat hingga sampai di puncak," katanya.

Dia berharap eks napiter totalitas kembali ke NKRI dan turut mewujudkan dalam program-program Yayasan Gema Salam. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved