Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Larangan di Umbul Langse Boyolali : Jangan Jual Airnya & Ambil Ikannya, Jika Dilanggar Ini Akibatnya

Sejak munculnya kembali sumber air di Umbul Langse ada 'perjanjian' hingga larangan.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Suasana Umbul Langse yang ada di Desa Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. 

Hanya saja, tak banyak masyarakat peduli dengan kehidupan anak cucu yang akan datang.

“Masyarakat sini sebanarnya juga resah dengan matinya sumber air ini. Tapi mereka seakan cuek,” ujarnya.

Sugiman yang tidak bisa tinggal diam begitu saja dengan kondisi ini, lalu berdiskusi dengan dua warga lainnya.

Dari diskusi itu, dapat ditarik kesimpulan jika matinya sumber yang tak wajar ini pasti ada penyababnya.

Baca juga: Kronologi Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya Dikeroyok Senior, Kini 4 Pelaku Diringkus Polisi

Baca juga: Anehnya Makam di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Meski 39 Tahun Direndam, Kondisi Nisan Tetap Utuh

Namun, ketiganya yang tak bisa berbuat banyak kemudian memutuskan untuk mencari guru spiritual agar air di umbul ini bisa keluar jernih seperti sediakan.

“Iya menurut, orang yang bisa melihat dan membimbing kami dalam upaya menghidupkan lagi umbul ini menyampaikan jika umbul ini ada yang menggadaikan selama 7 tahun lamanya,” ujarnya.

Dengan begitu, umbul bakal mengeluarkan air lagi setelah 7 tahun tersebut.

Itu artinya warga masih harus menunggu 2-3 tahun lagi untuk mendapatkan air.

2-3 tahun bagi Sugiman dan teman-temannya bukanlah waktu yang sebentar.

Minta Petunjuk Penghuni Umbul

Dia pun akhirnya minta petunjuk lagi kepada guru spiritualnya itu supaya air bisa segera keluar.

Guru spiritualnya itu kemudian melakukan komunikasi batin dengan penghuni ghaib Umbul Langse yang tidak kasat mata.

Agar air bisa keluar lagi, ada 17 macam ubo rampe yang diminta penghuni umbul, salah satunya nyawa manusia.

Namun, salah satu syarat berupa nyawa manusia ini sangatlah berat dan tak mungkin dipenuhi.

Lalu, dilakukan komunikasi untuk mengganti salah satu syaratnya itu.

“Bisa diganti dengan kambing kendit yakni kambing warna hitam di seluruh tubuh, kecuali di bagian tengah perut badannya terdapat warna putih melingkar,” ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved