Serie A
Tampil Angin-anginan, AS Roma Bagai Serigala Tak Bertaring
Pemain AS Roma, Stephan El Shaarawy secara berani mengibaratkan timnya sebagai Serigala yang tak punya taring.
TRIBUNSOLO.COM - AS Roma mengawali musim dengan meyakinkan dibawah asuhan Jose Mourinho.
Hal tersebut, membuat AS Roma sangat kompepetif dipuncak klasemen sementara Serie A.
Namun, mulai pekan ke-4, AS Roma mulai tampil angin-anginan.
Puncaknya, anak asuh Jose Mourinho dibantai oleh Bodo/Glimnt dengan skor 6-1, dalam lanjutan laga UEFA Conference League.
Pemain AS Roma, Stephan El Shaarawy "memaksa" AS Roma mengakui kelemahan dalam permainan mereka.
Berlaga di European Conference League, AS Roma di tahan imbang Bodo/Glimt di Stadion Olimpico dengan skor 2-2, Jumat (5/11/2021).
Baca juga: Langsung Terima Tawaran Jadi Pelatih Tottenham Hotspur, Antonio Conte Akhirnya Beberkan Alasannya
Baca juga: Beda dengan C Ronaldo dan Varane, Jadon Sancho Melempem Bersama Manchester United, Siapa yang Salah?
Baca juga: Harga Haaland di Bursa Transfer Mendatang Diprediksi Tembus Rp5 Triliun, Barcelona Sanggup Beli?
Baca juga: Laga Debut Conte di Tottenham Diwarnai Kemenangan Dramatis, Hujan Gol dan Kartu Merah
Hasil imbang kali ini memperpanjang tren buruk yang dihasilkan Serigala Ibu Kota.
AS Roma-nya Jose Mourinho ini hanya menorehkan satu kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Jelas menjadi catatan kurang apik jika melihat bagaimana skuat dan pelatih top yang dimiliki I Lupi.
Stephan El Shaarawy mencoba menelisik apa yang menjadi kekurangan dari permainan timnya.

"Kami bermain dengan rasa lapar untuk menang, kami tertinggal dua kali dan kembali ke jalur, tetapi seharusnya lebih tajam di depan gawang,” kata El Shaarawy, seperti dikutip dari Sky Sport Italia.
Disinggung mengenai adanya kontroversi dengan keputusan wasit soal insiden penalti, eks pemain AC Milan ini memilih cuek.
menurutnya, Giallorsi harus melihat kembali apa yang menjadi kekurangan mereka.
Secara tidak langsung, pemain yang dijuluki "Firaun Kecil" ini meminta pemain maupun pelatih melakukan instropeksi diri.
"Kami perlu memberikan lebih banyak kualitas dan jiwa ke dalam permainan untuk membawanya pulang."
