Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Cerita dari Solo

Sejarah Pasar Ngatpaingan, Awalnya Hanya 3 Warga yang Jualan: Kini Transaksi Capai Puluhan Juta

Masyarakat yang rindu akan makanan tradisional tak perlu khawatir. Di Boyolali ada pasar khusus yang menjajakan aneka makanan tradisional.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Pasar Ngatpaingan, di Dukuh Daengan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo Boyolali : Sajikan nuansa pasar tempoe doeloe di Boyolali, bayarnya pun tak boleh pakai uang rupiah. 

Setelah melewati gapura itu dan masuk ke dalam halaman, pengunjung sudah dapat melihat tiga blok pasar.

Lagi-lagi, material bambu dan atap ijuk digunakan dalam pasar ini.

Para pedagang hanya menjajakan makanan tradisional tempo dulu.

Baca juga: Desa Repaking Boyolali Dihantam Angin Ribut dan Banjir, Kerugian Rp 300 Juta: Ada yang Mengungsi

Aneka jajanan berbahan singkong seperti Tiwul, Gathot, Sawut, hingga Singkong rebus banyak dijajakan para pedagang yang merupakan warga sekitar.

Selain itu, ada juga cemilan kacang rebus, goreng, jagung rebus, gendar pecel, ketan dan lain sebagainya.

Ada juga aneka minuman seperti dawet, es campur.

Selain aneka jajanan, pengunjung yang menginginkan sovenir dari pasar Ngatpaingan ini tak perlu khawatir.

Baca juga: Ketua PMI Boyolali Sekaligus Anggota DPRD Jateng Cahyo Sumarso Tutup Usia, Sosoknya Gemar Diskusi

Ada pedagang yang menyediakan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Ada juga warga yang menjual aneka macam alat-alat pertanian seperti cangkul, sabit hingga caping.

Perintis Pasar Ngatpaingan, Suparno mengungkapkan, pasar ini sudah dirintis sejak awal 2019 lalu.

“Kami terinspirasi dari wisata yang ada di Jogja. Lalu kita mencoba untuk mengembangkan di lereng Merapi ini,” ujarnya.

Dia mengaku tak mudah untuk merintis pasar Ngatpaingan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Dukuh Dangean ini.

Dimana, pada saat awal merintis itu, hanya 3-5 warga saja yang mau berjualan di pasar Ngatpaingan ini.

Baca juga: Saat Pasukan Elite TNI Raider,Simulasi Bebaskan Bupati Boyolali Said Hidayat yang Disandera Sparatis

Meski begitu dia tak lelah untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik secara induvidu maupun kelompok.

Hingga akhirnya setelah lima kali gelaran, banyak warga masyarakat yang mulai sadar dan ingin maju bersama.

“ Kita telaten. Hingga akhirnya sudah 95 persen warga sadar desa wisata dan saat ini sudah ada 30 stand,” ujarnya.

Jerih payahnya telah berbuah manis.

Saat ini, satu kali gelaran pasar Ngatpaingan ini transaksinya mencapai lebih dari Rp 27 juta.

“Pasar ini hanya buka hingga pukul 12. 00 WIB. Cukup lumayan banyak,” ujarnya.  (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved