Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Asal-usul Dukuh Butuh Sragen,Ada Tanah Milik Keraton Solo hingga Makam Ki Ageng Butuh & Joko Tingkir

Tanah Keraton Solo di Dukuh Plupuh memiliki luas 65x65 meter, yang terdiri dari Masjid Butuh, kompleks Makam Butuh, dan perumahan juru kunci.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Pintu masuk pemakaman Kiai Ageng Butuh (Raja Pengging II) dan anaknya Raden Joko Tingkir (Sultan Hadiwijaya) Raja Pajang pertama, di Dukuh Butuh, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. 

Makam ditinggikan dengan alasan dulu sering dilanda banjir hingga masuk kompleks pemakaman.

Selain itu juga dibangung bangunan di atas makam, dengan maksud untuk memberi kenyamanan kepada peziarah yang datang.

Di dalam kompleks Makam Butuh, terdapat Makam kedua orangtua Raden Joko Tingkir, anaknya Sunan Prabuwijaya, ketiga sahabat Joko Tingkir, dan makam kerabat lainya.

Di luar, terdapat makam Senopati Pengging, beserta makam tak dikenal, yang diduga pengikut Raden Joko Tingkir.

Menuju pintu masuk kompleks makam Butuh, terdapat pemakaman umum Dukuh Butuh.

Selain itu, alasan Ki Ageng Butuh memutuskan untuk tinggal di pinggir Bengawan Solo itu dengan alasan dulu sungai terpanjang di Pulau Jawa itu merupakan media transportasi.

"Karena saat pertama kali datang, Ki Ageng Butuh ingin mendirikan masjid, sungai dijadikan sebagai media transportasi untuk mendatangkan kayu-kayu besar itu, jadinya jika lewat, bisa langsung diambil," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved