Cerita dari Solo
Situs Watugenuk Boyolali Diyakini Ada Sebelum Candi Prambanan, Jadi Sanggar Pemujaan Keraton Salembi
Situs Watugenuk Boyolali diprediksi memang tak sebesar candi Prambanan. Candi Watu Genuk, ada kaitannya dengan Keraton Salembi.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Situs Watugenuk Boyolali diprediksi memang tak sebesar candi Prambanan.
Hanya saja, situs yang diduga merupakan bangunan candi sebagai tempat peribadatan masyarakat Hindu saat itu, diyakni sudah ada sebelum candi Prambanan didirikan.
Meski tak ada bukti sejarah yang pasti, namun candi ini memiliki kaitan erat dengan keraton Salembi yang ada di Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.
Sriyono, warga Dukuh Pisah, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali mendapatkan cerita tutur secara turun-temurun mengenai keberadaan candi ini.
Menurutnya Candi Watu Genuk, ada kaitannya dengan Keraton Salembi yang kini telah terkubur dalam-dalam.
Bahkan keberadaan keraton Salembi yang hanya sebuah cerita tutur itu juga sudah tidak ada bekasnya sama sekali.
"Dibuktikan secara otentik, saya ya kurang tahu. Ceritanya, Keraton Salembi, kemudian Candi Watu Genuk ini, baru kemudian (Kerajaan) Pengging (Banyudono, Boyolali). Kemudian baru Prambanan. Urut-urutannya seperti itu," cerita Sriyono.
Hanya saja, berdasarkan cerita yang dia dapat, Candi Watugenuk ini sebagai tempat pemujaan atau sanggar pamujan.
"Di sebelah selatan Candi Watu Genuk, terdapat sepasang batu di kanan kiri jalan. Dimungkinkan sebagai gapura," katanya.
"Orang menyebut watu anten (batu nganten/temanten). Kemudian ke utara lagi ada watu genuk (Batu berbentuk genuk/gentong tempat air)," ucapnya.
Watu anten tersebut ada di pinggir sungai dan ada mata air disana. Watu anten itu saat ini berada disisi kanan bawah jembatan.
"Maksudnya, mungkin jaman dahulu sudah tersusun rapi. Maksudnya orang yang mau ke sanggar pamujan, disitu (watu genuk) sesuci dulu. Mungkin seperti itu, versi saya," kata Sriyono.
Sebagai penganut Hindu, dia berharap agar candi Watugenuk ini dapat dilakukan ekskavasi atau bahkan dipugar.
Sehingga bentuk candi bisa diketahui dan bisa menjadi tempat kebaktian penganut Hindu dan juga bisa digunakan untuk wisata religi.