Berita Sragen Terbaru
Pasar Bahulak Sragen Tak Hanya Sajikan Makanan Tempo Dulu: Kini Dilengkapi Hiburan Tarian
Pasar Bahulak yang ada di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen terus dikembangkan.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pasar Bahulak yang ada di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen terus dikembangkan.
Pasar yang semula dibuat untuk memanfaatkan tanah kas desa itu, kini akan berkembang menjadi Pasar Bahulak Nusantara.
Yakni, tidak hanya menampilkan suasana dan makanan khas tempo dulu, namun juga menampilkan seni tari dari seluruh nusantara.
Baca juga: PPKM Level 3 saat Libur Nataru: Tempat Wisata di Sragen Belum Tentu Tutup, Masih Tunggu Aturan Pusat
Baca juga: Hitung-hitungan UMK Sragen 2022, Buruh Sudah Lesu : Tak akan Bisa Tembus Angka Rp 2 Juta Per Bulan
Sebagai awalan, digelar Festival Bahulak Nusantara, di tanah seluas 4 hektar, pada Minggu (21/11/2021).
Beragam tarian dihadirkan, mulai dari drama adu jago, tari gugur gunung, tari wong bahulak, tari memedi sawah, tari bajul, tari saman, hingga tari Janggrung Sukowati.
Panitia Festival Bahulak, Aji Mursita mengatakan rangkaian tarian yang ditampilkan, memiliki makna tersendiri.
"Secara keseluruhan merupakan gambaran dari kehidupan masa lalu, atau kehidupan Bahulak, dimana dulu ada tradisi adu jago," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (21/11/2021).
Baca juga: Wacana Vaksin Booster Berbayar di Tahun 2022 , Dinkes Sragen : Belum Ada Petunjuk dari Kemenkes
Dilanjutkan dengan tarian Gugur Gunung yang menampilkan suasana masyarakat pedesaan, yang hidup guyub rukun dan saling gotong royong.
Dulunya, pedukuhan yang saat ini disulap menjadi Pasar Bahulak, ialah persawahan, yang kemudian disebut sebagai Dukuh Sawahan.
Untuk itu, sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani, yang digambarkan dalam tari Wong Bahulak.
"Sudah menjadi tradisi, agar panen melimpah dan terhindar dari serangan hama, maka dipasang orang-orangan sawah, yang digambarkan oleh tari memedi sawah," jelasnya.
Baca juga: Kontingen Atlet Disabilitas Sragen Raih 10 Medali Emas di Ajang Peparnas XVI: Lampaui Target
"Kemudian disajikan tarian bajul, yang merupakan simbol dari pengganggu, dan untuk menghilangkan pengganggu itu, kemudian masyarakat harus berdoa, dengan tari Saman, khas Nangroe Aceh Darrusalam," tambahnya.
Ia menambahkan, setelah menumpas bajul, maka hasil sawah dapat dinikmati, dengan mengadakan pesta rakyat, yang digambarkan melalui tari Janggrung Sukowati.
Dengan begitu, kini Pasar Bahulak bukan hanya menyajikan makanan tempo dulu, melainkan juga dapat mengenal dan menyaksikan tarian khas nusantara.