Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Keramatnya Sendang di Turi Sragen, Pernah Ada yang Tak Selamatan Sebelum Acara,Sejumlah Warga Celaka

Ada sebuah tradisi unik di Kampung Turi, Kelurahan Sine, Kecamatan/Kabupaten Sragen yang masih ada hingga kini.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com
Ilustrasi : Tradisi bancaan atau selamatan sebelum menggelar acara. 

"Di sini ada sendang Joko Mulyo Pitutur, di mana sosok Joko Mulyo Pitutur orang yang suka menuturi, turi, atau memberi nasihat," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (22/11/2021).

"Dari situlah diperkirakan nama Turi berasal," jelas dia.

Baca juga: Sejarah Sendang Joko Mulyo Pitutur di Turi Sragen, Awalnya Hanya Kubangan: Air Tidak Pernah Kering 

Baca juga: Kabar Baik,Warga Wonogiri Tak Perlu Lagi Bawa Surat Tes Antigen saat Bikin e-KTP, Tapi Ada Syaratnya

Joko Mulyo Pitutur merupakan seseorang yang diyakini masih masuk ke dalam keluarga keraton.

Joko Mulyo Pitutur menghadiahkan sumber mata air kepada salah satu warga desa, karena berhasil membebaskannya dari hukuman.

Ia dihukum karena telah berbuat dosa, yang mana saat bertapa dia terjepit tanah, hingga ratusan tahun.

Sumber air tersebut diperkirakan dibangun sejak jaman penjajahan Belanda, yang airnya masih ada hingga kini.

Dulu, ibu-ibu warga Turi berbondong-bondong mengambil air dari sendang itu dengan menggunakan wadah semacam kendi.

Oleh warga sekampung, air tersebut digunakan untuk keperluan rumah tangga, mulai dari mencuci, memasak, hingga untuk minum.

Joko Mulyo Pitutur juga berpesan, agar warga dilarang untuk membuat sumur sendiri.

"Pesannya jika sumber air ini masih terus mengalir, jangan ada warga yang membuat sumur sendiri," jelasnya.

"Kenapa tidak boleh, karena nanti berkahnya beda," tambahnya.

Menurut legenda, air dari sendang Joko Mulyo Pitutur dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

"Jika sakit, hanya perlu meminum air dari sini, yang sudah diberi bunga setaman, tidak usah mencari dokter, karena memang dokter waktu itu sulit mencarinya," jelasnya.

Mungkin, jika ada warga yang membuat sumur sendiri, maka kemampuan air yang bisa menyembuhkan penyakit orang dapat berkurang.

Baca juga: Cerita Aneh di Lintasan Jetak Sragen yang Berkali-kali Bikin Celaka : Sering Muncul Bayangan Hitam

Namun, seiring perkembangan waktu, semakin banyak orang yang menempati kampung itu.

Satu persatu rumah dibangun, dan warga mulai membuat sumur di rumah masing-masing.

"Karena sumber airnya sudah tidak cukup lagi untuk seluruh warga kampung, makanya warga membuat sumur sendiri," ucapnya.

"Masih ada warga yang percaya, baru bikin sumur setelah generasi keempat ini, baru-baru saja, karena masih susah mencari sumber airnya," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved