Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Nasib Lansia Usia 76 Tahun di Sidoharjo Sragen, Terpaksa Menggeser Rumah karena Tanah Longsor

Tanah milik Cipto Wardoyo (76) warga di Dukuh Nyawak, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen semakin terkikis. 

TribunSolo.com/Septiana Ayu
Kondisi rumah Cipto Wardoyo (76) Warga Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen terpaksa memindahkan rumahnya sebanyak 4 kali, karena tanahnya selalu longsor akibat erosi Bengawan Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tanah milik Cipto Wardoyo (76) warga di Dukuh Nyawak, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen semakin terkikis. 

Sebab, tanah yang dia tempati saat ini berada di bantaran Sungai Bengawan Solo dan terus mengalami erosi.

Tanah sekitar sungai tersebut selalu terkikis sebanyak 1-2 meter saat air meluap. 

Baca juga: Bantaran Mudah Tergerus Arus Bengawan Solo, Belasan Rumah di Sidoharjo Sragen Terancam Hanyut

Mbah Cipto sapaan akrabnya, mengaku terpaksa menggeser rumahnya hingga 4 kali agar tidak ikut hanyut.

"Rumahnya sudah digeser 3-4 kali, karena saat hujan datang tanah pasti longsor, tanah semakin mepet dengan sungai," ujarnya kepada TribunSolo.com, Minggu (28/11/2021).

Rumah awalnya berada di depan rumahnya yang sekarang, dengan jarak kurang lebih 5 meter.

Karena tanahnya selalu longsor, maka ia terpaksa menggeser rumah semi permanennya itu ke tempat yang lebih aman.

Tentu saja, ia harus mengeluarkan biaya ekstra demi selamat dari bahaya longsor yang mengintai sewaktu-waktu.

"Kalau biaya tidak perlu dihitung, setidaknya lebih murah jika dibandingkan harus pindah ke tempat lain," ujar dia.

Sumur milik Cipto pernah hanyut sebanyak dua kali, dan terpaksa juga harus dipindah-pindahkan.

Disinyalir, tergerusnya tanah milik Cipto dan warga lainnya karena tidak adanya tanggul di bibir sungai Bengawan Solo itu.

Cipto menuturkan, dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo pernah mengukur bibir sungai untuk dibuatkan tanggul.

"Dulu sudah ada yang ngukur, katanya mau ditanggul setelah pembuatan tanggul di Jembatan Gawan itu, sampai sekarang belum dibangun," jelasnya.

"Katanya mau dibangun yang parah dulu, terus saya bilang, lha disini apa kurang parah, kebun sudah hampir habis," tambahnya.

Ia berharap, dari pemerintah atau instansi terkait untuk segera dibuatkan tanggul.

Jika tidak, tanah milik warga habis yang bisa menyebabkan warga kehilangan rumahnya.

Mudah Longsor

Bantaran di sepanjang Bengawan Solo yang ada di Dukuh Nyawak, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen mudah longsor.

Warga setempat, Cipto Wardoyo (76) mengatakan kurang lebih ada belasan warga yang tanahnya habis tergerus arus sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.

"Yang tanahnya habis, di Dukuh Nyawak ini kira-kira ada 10-12 orang, kalau hujan tanahnya selalu longsor," ujarnya kepada TribunSolo.com, Minggu (28/11/2021).

Baca juga: Tanggul Sungai Bengawan Solo di Desa Pilang Sragen Ambrol, Warga Khawatir Banjir Datang Tiba-tiba

Baca juga: Ancaman Air Bah Bengawan Solo di Depan Mata, BBWSBS Akui Belum Bisa Perbaiki Tanggul Secara Permanen

Ia menuturkan sekalinya meluap, tanah selebar 1-2 meter ikut terbawa derasnya arus Sungai Bengawan Solo.

Tak hanya rumah warga yang terancam hanyut, menurut Cipto jalan kampung pun juga hilang.

"Saya sudah disini sejak tahun 1962, dulu didepan sana ada jalan kampung lurus, ini semuanya habis, sudah hanyut," kata Cipto.

Area pemakaman desa setempat kini juga terancam hilang, bahkan beberapa makam sempat hilang hanyut terbawa arus Sungai Bengawan Solo.

Warga kinipun memilih memindahkan makam keluarganya ke tempat yang lebih aman.

"Makamnya juga mau habis, sudah dipindahkan warga ke tengah desa itu," singkatnya.

Cipto berharap, agar segera dibangun tanggul, agar longsor tak terjadi lagi.

Tanggul Ambrol

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo pastikan belum bisa memperbaiki permanen tanggul ambrol di Kabupaten Sragen.

Padahal jarak tanggul yang rusak dengan permukiman warga hanya beberapa meter saja.

Petugas Operasional dan Pemeliharaan BBWS Bengawan Solo, Widiyono mengatakan saat ini baru bisa dilakukan penanganan atau perbaikan sementara.

"Setelah berkoordinasi dengan elemen terkait, dilakukan penanganan sementara dulu," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (19/11/2021).

"Penanganan darurat, dengan timbunan sandbag," aku dia.

Baca juga: Jeritan Pilu Kematian Gilang : Sudah Mengiba Tak Kuat, Malah Dibully Cengeng oleh Senior Menwa UNS

Baca juga: Tanggul Bengawan Solo Ambrol, Ratusan Warga Masaran Sragen Terancam, Khawatir Tiba-tiba Air Meluap

Dikatakan, BBWS Bengawan Solo memberikan 200 buah jumbo bag, untuk dijadikan tanggul sementara.

Selain itu, BBWS Bengawan Solo akan mengerahkan alat berat, untuk mengisi jumbo bag.

Perbaikan tanggul permanen, tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat, terkendala anggaran.

"Dari kita tetap kita usulkan, karena di bidang OP, kemungkinan dana tidak kejangkau, sudah dikoordinasikan ke atasan untuk penanganan permanen," jelasnya.

"Namanya bencana, jadi diluar prediksi, tidak ada yang tahu," aku dia.

Ancam Permukiman Warga

Sebelumnya, tanggul Bengawan Solo, di Dukuh Wirorejan, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen ambrol.

Dari pantauan TribunSolo.com, kerusakan tanggul selebar 12 meter dengan tinggi 2 meter itu.

Warga sekitar, Sri Asih (36) mengatakan tanggul tersebut ambrol sebanyak dua kali.

"Yang pertama tidak sepanjang ini, terus yang kedua habis maghrib terdengar byur, setelah dilihat tanggulnya ambrol lagi," kata Sri Asih kepada TribunSolo.com, Jumat (19/11/2021).

Menurutnya, kondisi tanggul yang ada sejak 2008 sudah dalam keadaan retak.

Semenjak dibangun, tanggul tersebut sudah tiga kali ambrol, yang tersebar di beberapa titik yang berdekatan.

Baca juga: Bocoran Rawa Jombor Reborn di Klaten Habiskan Uang Miliaran : Bakal Saingi Indahnya Telaga Sarangan

Baca juga: Gibran Akui Tak Punya Solusi Atasi Banjir Kampung Todipan : Ya Gimana Curah Hujan Tinggi Banget

Kondisi tanggul terbuka sepanjang 12 meter, yang mana berhubungan langsung dengan jalan.

"Iya sudah retak, seperti yang sebelah kanan itu (kondisi tanggul retak)," ucapnya.

Sebelum kejadian, tidak turun hujan lebat, melainkan gerimis saja.

Dibawah tanggul, sebenarnya juga sudah terpasang beronjong, atau anyaman terbuat dari kawat dengan susunan batu.

Namun, karena berada di bawah permukaan air, lama kelamaan bronjong rusak dan terbawa arus sungai.

Tanggul yang ambrol kali ini terpanjang jika dibandingkan dua peristiwa sebelumnya.

Sedangkan, debit air Sungai Bengawan Solo juga terus meningkat sejak tiga hari yang lalu.

Kini, ia pun was-was, jika sewaktu-waktu air meluap ke permukiman.

"Kalau kondisinya seperti ini jadi was-was, harapannya bisa segera dibangun lagi," jelasnya.

Ada Ratusan Warga

Kepala Desa Pilang, Sukisno mengatakan apabila Bengawan Solo sampai meluap gegara itu, maka 120 Kepala Keluarga (KK) terancam terdampak banjir.

"Jika banjir, dampaknya ke 120 KK, di 2 RT, yakni RT 22 dan 23," ujar Sukisno.

Warga kini juga sudah melakukan persiapan dengan mengungsikan barang-barang elektronik ke rumah saudara.

"Ada yang sudah siap-siap," aku dia.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono mengatakan tanggul yang ambrol disebabkan oleh erosi dibawah air.

Baca juga: Dicari : Pelaku Tabrak Lari di Masaran Sragen, Pengendara Mobil Kabur Usai Tewaskan Pria Tasikmadu

Baca juga: Wacana Vaksin Booster Berbayar di Tahun 2022 , Dinkes Sragen : Belum Ada Petunjuk dari Kemenkes 

"Tanggul yang ambrol akibat erosi dibawah air, arus dibawah kan deras, sehingga lama kelamaan taludnya tergerus," katanya.

Menurut Agus, saat ini tanggul belum dapat diperbaiki, melihat debit air Sungai Bengawan Solo yang meningkat.

"Kita diminta untuk penanganan cepat, tapi tidak bisa, karena harus menguruk pinggir sungai, dan saat ini sungai juga mulai meluap," jelasnya.

Sementara, untuk mencegah banjir, dibangun tanggul buatan, dengan menyusun karung pasir.

Selain itu, akses jalan juga ditutup, untuk mengantisipasi kerusakan yang lebih parah. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved