Ini Alasan Keluarga Korban Dulu Pilih Pesantren Herry Wirawan, Ternyata Mayoritas Mereka Tidak Mampu
Korban Herry bahkan berjumlah 12 orang. Dari ke-12 santriwati itu, delapan di antaranya sudah melahirkan bayi.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Namun, saat itu pihak keluarga tak berburuk sangka dengan aturan ketat tersebut.
"Ketat mungkin aturan yang sudah diberlakukan oleh pihak pesantren," katanya.
Ketika berada di rumah, korban pun tak mengungkapkan masalah yang tengah dihadapinya.
Jika sedang di rumah, korban cenderung tertutup.
Hingga akhirnya, kasus rudapaksa itu terungkap lantaran ada salah satu orangtua korban yang curiga.
Bagaimana terbongkarnya kasus itu telah diungkapkan oleh Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari dalam kesempatan yang berbeda.
"Ini kebongkarnya oleh seorang ibu yang anaknya di sana, yang melihat ada perubahan dalam tubuh anaknya lalu melaporkan ke kepala desa," kata Diah.
Saat kasus terungkap, AN mengatakan pihaknya sebenarnya sudah berusaha meminta ke berbagai pihak agar kasus rudapaksa itu jadi perhatian.
Ia mengatakan, kasus itu butuh perhatian agar proses hukumnya bisa terus dikawal.
"Saya ya, dari dulu sana-sini, kontak ini kontak itu buat ngasih tahu ke semua orang bahwa ini perlu perhatian khusus, perlu dikawal, dulu enggak ada yang respons, eh sekarang baru viral," ujar AN.
Sosok Herry Wirawan
Sebelumnya, beredar surat keterangan domisili dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung yang mencantumkan tempat tinggal Herry.
Dalam surat itu, tertulis Herry Wirawan tinggal di Dago Biru, Kota Bandung.
Namun, berdasarkan penelusuran wartawan Tribunjabar.id, ia tak tinggal lagi di sana.
Hal ini diungkapkan oleh seorang warga di RW 04, Dago Biru, Ashari (61).
