Liga Champions
Penjelasan Clement Lenglet pasca Kepergok Tersenyum Bareng Lewandowski Pasca Barcelona Keok
Clement Lenglet terlihat tersenyum bersama Robert Lewandowski setelah kekalahan telak 3 - 0 Barcelona dari Bayern Munchen.
Penulis: Tribun Network | Editor: Adi Surya Samodra
Itu mengingat raksasa La Liga itu tak terbiasa tersingkir dari Liga Champions meski sempat terjadi saat musim 2000/2001.
Sementara itu, Xavi ngamuk karena Barcelona digebuk Bayern Munchen tiga gol tanpa balas dan membuat langkah mereka terhenti di babak penyisihan grup Liga Champions.
Alih-alih mendominasi permainan, Ansu Fati cs malah didominasi dalam laga tersebut.
"Kami selalu ingin mendominasi dan menaklukkan lawan kami, tetapi sebaliknya," kata dia dilansir dari Marca.
“kami harus menuntut lebih dari diri kami sendiri. Kami adalah Barcelona . Ini harus menjadi titik balik untuk mengubah dinamika dan banyak hal lainnya. Kami tidak bersaing. Ini adalah Liga Champions," tambahnya.
Meski begitu, Xavi masih berusaha legawa dengan hasil getir yang didapatkan anak asuhnya.
"Tetapi inilah realitas kami. Ini adalah situasi yang kami hadapi. Kami menghadapi situasi dengan bermartabat. Hari ini memulai era baru dan panggung baru," ucap dia.
"Saya pergi dengan marah. Ini adalah kenyataan kami dan itu membuat saya kesal. Kami harus menghadapinya. Tidak ada pilihan lain. Hari ini era baru dimulai," imbuhnya.
Baca juga: Momen 2000 Terulang, Mimpi Barcelona di Liga Champions Kandas, Digeprek Bayern Munchen 3 - 0
Baca juga: Kejutan Ralf Rangnick, Beri Debut Tom Heaton Dalam Laga MU vs Young Boys, Fans Riuh di Twitter
Xavi mengingatkan habitat Barcelona adalah Liga Champions bukan Liga Eropa.
“Kami memulai dari awal. Tujuan kami adalah Liga Champions, bukan Liga Europa . Anda harus bekerja keras. Saya tidak suka kata gagal. Saya tidak suka karena kami sudah berusaha," kata dia.
"Saya mencintai klub ini dan saya akan bekerja dan menempatkan hidup saya ke dalamnya,".
"Saya melihat kenyataan yang sangat pahit bahwa saya sudah hidup sebagai pemain," imbuhnya.
Xavi tidak puas dengan kinerja anak asuhnya. Skuad asuhnya harus memberontak dan paham habitat asli Barcelona.
“ Kami tidak bisa puas, kami harus memberontak . Itulah kenyataannya. Kami harus mulai menempatkan Barcelona kembali ke tempat yang pantas mereka dapatkan, yang bukan Liga Europa. Saya berharap untuk ini," ujar dia.
“Kami perlu bersaing lebih baik. Bayern lebih baik. Itulah kenyataannya. Tapi kami akan bekerja keras agar ini tidak terjadi lagi dan kami akan menyerahkan hidup kami ke dalamnya".
"Ini adalah perasaan tidak berdaya. Kami harus bekerja sangat keras untuk mengembalikan Barcelona (ke tempat seharusnya)," imbuhnya. (*)