Tangis Orangtua Santriwati Pecah, Putrinya Bawa Pulang Bayi 4 Bulan Hasil Perbuatan Herry Wirawan
Ternyata para orangtua santriwati yang menjadi korban aksi bejat Herry Wirawan kebanyakan orang tak mampu.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM --Kasus guru rudapaksa santriwati membuat siapapun yang mendengarnya bakal miris.
Kini netizen di media sosial pun turut merasakan pilu seperti yang dirasakan oleh keluarga korban.
Bagaimana tidak? Aksi bejat Herry Wirawan telah merenggut masa depan banyak anak perempuan.
Pun demikian keluarga korban, niat mereka menyekolahkan anak agar mendapat bekal pendidikan dan agama malah berakhir tragis.
Baca juga: Selain Dirudapaksa, Santriwati di Ponpes Herry Wirawan Juga Dipaksa Jadi Kuli Bangunan, Warga Marah
Baca juga: Kelakuan Ustaz di Bandung yang Hamili Santri: Pakai Duit Bantuan Pemerintah untuk Sewa Hotel
Ternyata para orangtua santriwati yang menjadi korban aksi bejat Herry Wirawan kebanyakan orang tak mampu.
Mulanya, merasa gembira anaknya bisa bersekolah gratis.
Namun kegembiraan mereka menjadi pilu berkepanjangan karena anak-anak mereka menjadi korban predator seorang guru pesantren.
Keluarga meski menerima nasib namun masih merasakan trauma dan kesedihan.
Mereka mengkhawatirkan nasib anak-anak mereka, terlebih ada korban yang melahirkan hingga dua kali.
Dikutip dari TribunBogor, dari 12 korban, 11 di antaranya berasal dari Kabupaten Garut.
Bukan cuma keluarga, kekecewaan juga dirasakan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut, Diah Kurniasari Gunawan.
Dia merasakan betul rasa marah dan perasaan yang berkecamuk dari para orang tua santri dari Garut yang anaknya menjadi korban perkosaan gurunya di Cibiru, Bandung, Jawa Barat, itu.
Korban rudapaksa guru pesantren bernama Herry Wirawan yang berasal dari Garut ternyata masih ada pertalian saudara serta bertetangga.
Diah menyaksikan pilunya momen pertemuan para orang tua dengan anak-anaknya yang sebelumnya dianggap tengah menuntut ilmu di pesantren, ternyata telah memiliki anak setelah dirudapaksa guru ngajinya yang mereka percayai sebelumnya.
"Rasanya bagi mereka mungkin dunia ini kiamat, ada seorang bapak yang disodorkan anak usia empat bulan oleh anaknya, semuanya nangis," kenang Diah.
