Berita Solo Terbaru
Plafon Atap SD Negeri Joyotakan 59 Ambrol, DPRD Solo Minta Wali Kota Perhatikan Bangunan Sekolah
Plafon atas di salah satu kelas di SD Negeri Joyatakan Nomor 59, Kecamatan Serengan, Kota Solo jebol.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com,Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Plafon atas di salah satu kelas di SD Negeri Joyatakan Nomor 59, Kecamatan Serengan, Kota Solo jebol.
Diperkirakan atap jebol tersebut setelah bocor dan diguyur hujan deras, pada Kamis dan Jumat (9-10/12/2021) lalu.
Pantuan di lapangan pada Sabtu (11/12/2021), tampak dari depan SDN Joyatakan terlihat terkunci dan plafon atap bangunan lantai dua terlihat terkelupas.
Namun untuk kondisi atap yang ambrol, diketahui berada di satu kelas sekolah tersebut.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ketua Komisi IV DPRD Solo Putut Gunawan.
"Kami temukan plafon SD kondisinya rusak, jebol," terang dia kepada TribunSolo.com.
Dia meminta fasilitas sekolah perlu perlu diperhatikan dan dibenahi Pemkot.
"Bisa menggunakan alokasi bantuan tidak terduga, dengan sistem mendahului, baru nanti dilaporkan dalam anggaran perubahan," kata dia.
Selain itu, Putut juga meminta Wali Kota untuk memperhatikan segera pendataan aset gedung sekolah karena membutuhkan biaya perawatan.
Baca juga: Terjawab Sudah, Inilah Bocoran Pengumuman Raja Mangkunegara X, Wali Kota Solo Gibran : Januari 2022
Baca juga: Solo Liga 1, Teriakan Yang Iringi Keberangkatan Persis Solo Tatap 8 Besar : Ini Panggilan Jiwa
PTM di SD Terganggu karena Klaster
Tujuh siswa sekolah dasar (SD) di Kota Solo kembali dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal itu setelah dilakukan swab Covid-19 secara ajak sejak Senin (22/11/2011) di 17 sekolah.
Info yang diterima TribunSolo.com, 7 siswa ada di SD Negeri Cinderejo, SD Negeri Semanggi Kidul dan SD Negeri Beskalan.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mengaku langsung menutup tiga sekolah yang sempat tatap muka tersebut sejak Kamis (25/11/2021).
"Ya mitigasinya sama yang lalu, langsung dikarantina, orangtua di-swab juga semua tanpa gejala (OTG)," aku dia kepada TribunSolo.com, Jumat (27/11/2022).
Meski Pemkot Solo telah menyiapkan tempat isolasi terpusat di Ndalem Priyosuhartan, tetapi orangtua yang terkonfirmasi tidak mau.
"Orang tua tidak setuju tetap disiapkan, jadi dilakukan isolasi satu rumah, meski orang tua negatif," katanya.
Kini menurut dia, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tiga sekolah tersebut dihentikan, dan dilakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Baca juga: Dinkes Solo Kembali Gelar Tes Swab Acak, Sasar 29 Sekolah, Cegah Klaster PTM Muncul Lagi
Baca juga: Informasi Swab Gratis untuk Siswa dan Guru di Boyolali, Diyakini Bisa Cegah Terjadinya Klaster PTM
"Sekolah lain tetap jalan PTM-nya, yang di sekolah terkonfirmasi dilakukan esesmen dulu jangan sampai seperti kemaren jadi kalster," katanya.
Gibran mengimbau untuk masyarakat dan orangtua tetap tenang dan tidak kwatir adanya temuan ini.
"Anak-anak SD memang rentan tapi sembuhnya juga cepat, tenang saja tak perlu takut," tutupnya.
Sekertaris Daerah (Sekda) Ahyani mengatakan sementara saat ini siswa melakukan isolasi dirumah masing-masing.
"Kita perdayakan jogo tonggo dulu, sementara belum diwajibkan untuk isolasi terpusat di Ndalem Priyosuhartan," katanya.
"Tapi tetap kita lihat perkembangannya, kalua nanti ditemukan lebih banyak akan tetap kita wajibkan," harap dia.
Sempat Ada Swab Acak
Dinas kesehatan Kota Solo kembali melaksanakan tes Covid-19 secara acak di 29 sekolah.
Kepala Dinkes Solo Siti Wahyuningsih biasa disapa Ning mengatakan tes Covid-19 dilakukan sejak Senin (22/11/2021).
"Target ada 29 sekolah, yakni 16 Sekolah Dasar (SD), 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 3 Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK), dan 3 Madrasah Aliyah (MA)," katanya, Selasa (23/11/2021).
Lanjut Ning, tahap awal tes Covid-19 direncanakan akan selesai pada Minggu ini.
Baca juga: Gibran Marah Lagi, Ada Guru Tak Pakai Masker saat PTM, Satu Isi Sekolah Langsung Jalani Swab Massal
"Untuk memberikan rasa aman bagi Pembelajar Tatap Muka (PTM) secara terbatas, karena diketahui lebih cepat lebih baik jadi bisa langsung dieksekusi treatment," ujarnya.
Selain itu, tes ini juga merupakan hasil evaluasi setelah beberapa waktu lalu adanya klaster PTM Covid-19 di Kota Solo.
"Kemarin tanpa gejala semua mungkin tidak apa-apa (siswa) tapi, mungkin dirumah ada eyang atau ketemu eyang atau bapak ibuknya bisa malah sakit mereka," ujarnya.
Baca juga: Antisipasi Meningkatnya Klaster PTM di Solo, Pemkot Berencana Buka Isolasi Terpusat untuk Anak
Karena menurut Ning, Protokol Kesehatan (Prokes) merupakan harga mati mencegah penyebaran Covid-19.
"Jadi prokes harga mati, artinya kalaupun adanya positif bismilah saat bermasker tidak tertular," harapannya.
Klaster PTM di Solo Bertambah
Klaster PTM di Solo bertambah satu sekolah, Senin (18/10/2021).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo Ahyani, membenarkan adanya tambahan satu sekolah tersebut.
Penambahan ini juga merupakan hasil tracing yang dilakukan sejak 13-18 Oktober 2021.
"Total ada 5 yakni SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Al Islam 1 Jamsaren, SD Semanggi Lor dan SD Danukosuma," ujarnya di Balai Kota Solo, Senin (18/10/2021) sore.
Ahyani menjelaskan keseluruhan ada 46 siswa dan guru terkonfirmasi positif Covid-19.
"40 siswa dari 5 sekolah yang melakukan swab PCR, sedangkan ada 6 guru yang terkonfirmasi positif Covid-19," ujarnya.
Berikut rinciannya jumlah yang terkonfirmasi berdasar sekolah:
1. SD Kristen Manahan
- Tracing Pertama =4 Siswa
- Tracing Kedua = 23 Siswa dan 5 Guru
- Total 32 orang
Baca juga: Warning Wali Kota Solo Gibran : Jangan Cuma Cari Pengunjung, Siswa Keluyuran Ngemall Harus Dilarang
2. SDN Mangkubumen Kidul
-Tracing Pertama = 1Siswa
- Tracing Kedua = 0 Siswa
- Total 1 orang
3. SDN Danukosuma
- Tracing Pertama = 2 Siswa
- Tracing Kedua = 8 Siswa dan 1 Guru
- Total 11 orang
4. SDN Semanggi 2
- Tracing Pertama = 2 Siswa
- Tracing Kedua = 0 Siswa
- Total 2 orang
5. SD Al Islam 1 Jamsaren
- Tracing Pertama = 1 Siswa
- Tracing Kedua = 0 Siswa
- Total 1 orang
Kondisi siswa dan guru yang terkonfirmasi Covid-19, saat ini telah dilakukan pemantauan secara berkala.
"Kondisi tubuh saat Swab PCR dalam keadaan sehat, setelah terkonfirmasi positif juga terpantau tidak memiliki gejala," ujarnya.
Baca juga: Ada Klaster PTM di Solo, Jubir Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro Nilai Anak Kurang Disiplin Prokes
Empat SD Ditutup
Klaster Covid-19 di sekolah dasar (SD) yang tersebar di Kota Solo muncul setelah puluhan siswa terkonfirmasi positif.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, munculnya klaster SD merupakan pertama kalinya sejak sekolah tatap muka (PTM) dimulai pada 2 September lalu.
Total ada 4 SD yang terpaksa ditutup dan dihentikan sekolah tatap mukanya, di antaranya di SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Islam 1 Jamsaren dan SD Semanggi Lor.
Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa pun membenarkan adanya klaster Covid-19 di SD lantaran para siswa terkonfirmasi positif Covid-19.
"Setelah ditracing, ditemukan di SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Islam 1 Jamsaren, SD Semanggi Lor," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Senin (18/11/2021).
Hanya saja lanjut Teguh, hasil tracing dan hasil swab PCR yang sudah didapatkan adalah SD Kristen Manahan di Kecamatan Banjarsari itu.
Baca juga: Kronologi Temuan Klaster Sekolah Tatap Muka di Solo: Berawal dari Tracing
"Memang banyak siswa dari luar kota di SD Kristen Manahan," terang dia.
"Jumlah awal ada 3 siswa, setelah ditracing 28 siswa yang positif Covid-19," ujarnya membeberkan.
Dia menambahkan, untuk hasil sejumlah SD yang lain masih menunggu.
Sementara imbas klaster, maka tatap muka diganti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Ditutup selama 1 bulan," tutur dia.
"Sekolah lain yang lakukan PTM tetap jalan, hanya yang sekolah yang ditemukan kasus positif Covid-19 yang ditutup," ujarnya. (*)