Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Bejat! Seorang Ayah di Luwu Ini Tega Cabuli 2 Putri Kembar dan Temannya, Korban Diancam Saat Beraksi

Pria Luwu Ini Tega Cabuli2 Putri Kembar dan Temannya, Korban Diancam Saat Beraksi

Penulis: Tribun Network | Editor: Eka Fitriani
Dok Polres Lutra
Supriadi (41) dimasukkan kedalam sel tahanan Polres Luwu Utara 

TRIBUNSOLO.COM - Seorang pria, Supriadi (41) akhirnya diringkus oleh personel Satuan Reserse Kriminal Polres Luwu Utara.

Dirinya terbukti telah pencabulan terhadap tiga anak perempuan setelah polisi menerima laporan.

Supriadi memakai kaos oblong hitam saat ditangkap.

Bagian mata sebelah kanannya terlihat lebam.

Baca juga: Ekspresi Anak SD di Sragen Disuntik Vaksin Covid-19, Menutup Wajah karena Takut hingga Menangis

Baca juga: Ratusan Anak Usia 6-11 Tahun di Sragen Divaksin Covid-19 Hari Ini, Target Akhir Desember Selesai

Kasat Reskrim Polres Luwu Utara, Iptu Putut Yudha Pratama mengatakan, pelaku mengakui perbuatannya.

Saat diinterogasi oleh tim penyedik.

"Pelaku mengakui perbuatannya," katanya.

Keadaan pelaku di dalam sel, kata Putut, baik-baik saja.

"Pelaku sehat, tidak ada masalah," paparnya.

Supriadi asal Dusun Salipo, Desa Dandang, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, ditangkap, Kamis (16/12/2021).

Ia ditangkap usai dilaporkan mencabuli dua putri kembarnya dan satu teman.

"Pelaku kita amankan sehubungan dengan Laporan Polisi Nomor: LPB/253/XII/2021/SPKT tanggal 15 Desember 2021," kata Kasat Reskrim Polres Luwu Utara, Iptu Putut Yudha Pratama.

Putut menjelaskan, Supriadi mencabuli anak  kandungnya PU (19) dan PI (19) sejak tahun 2017.

Saat itu, kedua korban masih duduk di bangku sekolah menengah.

Sementara korban lainnya, TI (18) digagahi pelaku sejak April 2021.

"Korbannya ada tiga, dua merupakan anak pelaku dan satu merupakan teman dari anak pelaku," kata Putut.

Pencabulan dan persetubuhan terhadap para korban dilakukan oleh pelaku di rumahnya.

"Pelaku menjalankan aksinya di rumah, terutama saat malam," katanya.

Baca juga: Bocah 14 Tahun di Wonogiri Menangis Peluk Ibunya, Ternyata Jadi Korban Pencabulan Guru Olahraga 

Baca juga: Anaknya Terseret Pencabulan di Bekasi, Ayah yang Kini Jabat Anggota DPRD Tak Ingin Disangkut Pautkan

Pencabulan kali pertama terhadap PU terjadi pada 2017.

Sewaktu korban masih duduk di bangku SMP kelas dua.

Saat itu sekitar pukul 23.00 Wita korban berada di dalam kamar.

Tiba-tiba pelaku datang lalu masuk ke dalam kamar dan memaksa korban melayaninya.

"Korban tidak melawan karena diancam pelaku. Terakhir PU disetubuhi pada Minggu 12 Desember 2021," katanya.

Cara yang serupa juga dilakukan pelaku terhadap korban PI.

"PI terakhir digauli pada Senin tanggal 13 Desember 2021, yang terjadi kembali di dalam kamar sekitar pukul 00.00 dini hari," jelasnya.

Sementara korban TI pertama kali digauli pada April 2021.

"Dia disetubuhi berkali-kali oleh pelaku sejak bulan April," tuturnya.

Perbuatan pelaku baru terungkap setelah salah satu keluarga melapor ke pihak kepolisian.

"Setelah ada laporan, kita langsung amankam pelaku," tuturnya.

Akibat perbuatannya, pelaku terancam dijerat Pasal 81 Ayat 3 Jo Pasal 76D UU Nomor 17 tahun 2016.

Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi UU.

"Hukumannya adalah ancaman pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama 15 tahun serta denda paling banyak Rp 5 miliar," tutup Putut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved