Berita Sragen Terbaru
Daftar Wisata di Sragen yang Buka untuk Umum saat Libur Nataru : Ada Sangiran hingga Gunung Kemukus
Meski cuti bersama Natal dan Tahun Baru (Nataru) dihapus, hasrat untuk liburan tetap membara.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Meski cuti bersama Natal dan Tahun Baru (Nataru) dihapus, hasrat untuk liburan tetap membara.
Banyak pilihan lokasi wisata yang kini sudah membuka untuk umum, seperti di Kabupaten Sragen.
Ya, ada tiga objek wisata utama yang akan dibuka sepanjang libur Nataru.
Museum Sangiran yang ada di Kecamatan Kalijambe sudah dibuka beberapa waktu yang lalu, yang mana kini lebih lengkap dengan destinasi tambahan di desa wisata Sangiran.
Gunung Kemukus di Kecamatan Sumberlawang kini juga telah selesai di poles, yang berubah menjadi wisata ramah keluarga.
Wisata Pemandian Air Panas Bayanan di Kecamatan Sambirejo kini juga akan dibuka.
Meski, belum diizinkan untuk mandi air belerangnya, wisatawan dapat bersantai di taman yang rindang, serta bisa naik ke bukit gong.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Yusep Wahyudi membenarkan hal tersebut.
"Yang dibuka Sangiran, Kemukus, dan Pemandian Air Panas Bayanan," terang dia kepada TribunSolo.com, Senin (20/12/2021).
Lanjut Yusep, akan diberlakukan jumlah pengunjung, untuk mengantisipasi adanya lonjakan wisatawan yang datang ke objek wisata andalan Sragen itu.
Baca juga: Ternyata Masih Banyak yang Ritual di Gunung Kemukus Sragen,Sudah Sukses Kembali Lagi Gelar Selamatan
Baca juga: Objek Wisata Sangiran dan Kemukus di Sragen Buka saat Libur Nataru: Pengunjung Dibatasi
Sebelumnya, petugas juga telah melakukan simulasi, untuk mengontrol jumlah wisatawan yang masuk.
"Jika ada lonjakan, ada pembatasan, sudah disimulasikan oleh petugas" terangnya.
Masing-masing objek wisata, pengunjung dibatasi 50 persen dari kapasitas maksimal.
"Seusai instruksi Bupati saat nataru, maksimal 50 persen dari kapasitas maksimal," jelasnya.
Yusep menuturkan wisatawan dari luar kota diizinkan masuk ke objek wisata yang ada di Sragen.
Namun, dengan syarat setiap pengunjung wajib memindai barcode aplikasi PeduliLindungi yang telah disediakan.
Kembali Setelah Sukses
Bertahun-tahun lamanya, ada keyakinan jika ritual di Gunung Kemukus akan mendatangkan banyak harta benda dan kesuksesan.
Banyak warga dari berbagai daerah datang daerah perbukitan tersebut yang berada di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen itu.
Mitos tersebut telah berkembang di tengah masyarakat, dan diduga masih dijalankan hingga kini.
Bagi peziarah yang telah mendapat kesuksesan, ternyata tak melupakan Gunung Kemukus begitu saja.

Seperti yang terlihat di Sendang Ontrowulan, peziarah yang telah sukses melaksanakan bancaan atau sedekahan.
Warga sekitar, Tri mengatakan ritual itu dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur dari peziarah telah meraih kesuksesan.
"Biasanya yang melakukan bancaan peziarah yang sudah sukses, kembali lagi kesini sebagai wujud rasa syukur," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (3/12/2021).
Baca juga: Kronologi Tiga Ruko di Kawasan Selo Dibobol : Bawa Barang Senilai Jutaan Rupiah, Maling Sempat Minum
Baca juga: Harapan Warga Usai Wisata Gunung Kemukus Ditata : Kecipratan Cuan, Selama Pandemi Ekonomi Tiarap
Bancaan dilakukan dengan warga sekitar, untuk berbagi kebahagiaan.
Ia melanjutkan, biasanya yang melakukan bancaan adalah warga yang berasal dari luar kota.
"Lumayan sering syukuran seperti ini, biasanya peziarah dari Jawa Barat, Kalimantan, dan banyak lagi," tambahnya.
Ritual itu, tidak hanya dilakukan di Sendang Ontrowulan, melainkan juga dilakukan di Makam Pangeran Samudro di kompleks Gunung Kemukus.
Potret Kemukus yang Baru
Siapa yang tidak kenal dengan wisata Gunung Kemukus di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Setelah dipugar sejak setahun lalu, kini tampilan dari 'The New Kemukus' sudah lebih bagus dan instagramable.
Perubahan sudah terlihat ketika masuk ke dalam kawasan Gunung Kemukus dengan desain pintu masuk yang didesain kekinian.
Sehingga kesan angker, kumuh dan tak terawat sudah tidak lagi melekat pada lokasi yang dikenal dengan ritual esek-esek.
Tampak di sepanjang bibir aliran Waduk Kedung Ombo itu telah dibangun pedestrian bagi pejalan kaki dan tambahan ornamen lampu tambah sehingga jadi lebih estetik.
Tak hanya itu, hamparan pemandangan hijau aliran Kedung Ombo menambah keindahan foto.
Kini, Wisata Gunung Kemukus cocok dimasukkan ke dalam list liburan, yang kini lebih ramah terhadap keluarga.
Tampilan baru Gunung Kemukus itu, langsung didatangi anak-anak muda untuk mengabadikan keindahan 'The New Kemukus'.
"Sekarang lebih bagus, lebih instagramable, hasil fotonya bagus," kata salah satu pengunjung, Nabila Rahma kepada TribunSolo.com, Jumat (3/12/2021).
Baca juga: Objek Wisata Sangiran dan Kemukus di Sragen Buka saat Libur Nataru: Pengunjung Dibatasi
Baca juga: Untuk Warga Sragen, Hadiah 3 Sepeda Motor Menanti, Syaratnya Ikut Program Vaksinasi Covid-19
Nabila yang datang bersama temannya, asyik berfoto-foto di kawasan pedestrian Gunung Kemukus yang masih sepi dari pengunjung.
Menurutnya, pedestrian yang estetik ditambah pemandangan kawasan aliran Waduk Kedung Ombo menjadi darik tersendiri.
"Bagusnya karena pemandangannya dan tempatnya bagus, ini baru pertama kali kesini," ujarnya.
Proyek pembangunan 'The New Kemukus' sendiri, ditarget selesai pada Bulan Desember ini.
Rencananya, Objek Wisata Gunung Kemukus akan resmi dibuka pada Januari tahun 2022 mendatang.
Janji Penataan Kemukus
Penataan obyek wisata (obwis) Gunung Kemukus menjadi program kerja yang akan dikerjakan dalam waktu dekat oleh bupati dan wakil bupati Sragen terpilih Yuni-Suroto.
"Program paling dekat yang akan kami lakukan menata Gunung Kemukus," papar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Kamis (21/1/2021).
Baca juga: Diangkat Jadi Bupati Sragen, Yuni Ucapkan Terima Kasih Kepada Wakilnya Yang Terdahulu
Baca juga: Dua Jalur Alternatif ke Waduk Kedung Ombo Sragen, Bisa ke Lewat di Kawasan Gunung Kemukus
Yuni menyatakan, saat ini revitalisasi Gunung Kemukus tengah dikerjakan.
"Revitalisasi sudah dimulai tahun ini," kata dia.
Ia memastikan bahwa revitalisasi obwis Gunung Kemukus bisa selesai pada 2022.
"Kami pastikan tahun depan revitalisasinay selesai," tegasnya.
Diakuinya, mengubah stigma negatif Gunung Kemukus sebagai tempat mencari pesugihan serta prostitusi bukan perkara mudah.
"Tidak mudah untuk mengubah stigma tersebut," ungkap Yuni.
Selain itu, jajarannya bakal menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk lima tahun berikutnya.
"Kemarin kami sudah diskusi dengan Bappeda Sragen RPJMD mau dibuat tiga atau lima tahun."
"Namun sekarang sudah bisa saya pastikan RPJMD dibuat untuk lima tahun sesuai visi dan misi kami saat kampanye kemarin," katanya.
Pernah Direncanakan Untuk Wisata Keluarga
Sebelumnya , Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen telah berencana mempersolek citra Gunung Kemukus lebih baik lagi.
Bupati Sragen Kusdinar Yuni Untung Sukowati berujar rencana tersebut juga sebagai upaya untuk membebaskan Gunung Kemukus dari praktik prostitusi.
"Maka dari itu direncanakan Gunung Kemukus menjadi tempat wisata keluarga, yang akan terintegrasi dengan dua destinasi wisata lainnya, yakni Waduk Kedungombo dan Museum Purbakala Sangiran," katanya kepada wartawan, Sabtu (10/5/2019).
Terkait rencana tersebut, sudah disiapkan Detail Engineering Design (DED) yang integrated dengan tiga lokasi tersebut, Gunung Kemukus, Waduk Kedungombo, dan Museum Purbakala Sangiran.
• Kericuhan Warnai Pleno KPU Papua yang Tengah Diskors, Begini Kronologinya
Dan targetnya tahun 2020 barangkali bisa memperoleh dananya dari pemerintah.
Karena perkiraannya dibutuhkan anggaran yang cukup besar.
"Kemarin Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah memberikan lampu hijau," jelasnya.
Sementara itu saat ini praktik prostitusi Gunung Kemukus masih marak terjadi.
• Ifan Seventeen dan Virgoun Jalani Ibadah Umrah, Rizal Armada Ungkap Kekagumannya: Adem Lihatnya
Terlebih adanya kalimat persuasif yang menyatakan bahwa kawasan wisata ziarah Gunung Kemukus bebas dari prostitusi, karaoke dan warung-warung remang-remang.
"Seiring berjalannya waktu kondisi lingkungan ziarah menyimpang tersebut kembali seperti semula, sejumlah Pekerja Sex Komersial (PSK) kembali menghuni rumah-rumah warga disana, walaupun sudah ada penertiban dan sebagainya," katanya.
Maka dari itu akan Wisata Keluarga harapannya menjadi solusi. (*)