Berita Klaten Terbaru
Curhatan Pedagang Kecil di Klaten : Berharap Bisa Jualan, Meski Sampai Jam 8 Malam saat Tahun Baru
Pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Klaten bereaksi dengan adanya bijakan lockdown saat malam Tahun Baru 2022.
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Klaten bereaksi dengan adanya bijakan lockdown saat malam Tahun Baru 2022.
Ya, alun-alun dan taman akan ditutup agar tidak terjadi kerumunan menyambut tahun baru.
Namun dibalik rencana penutupan, berdampak langsung khususnya PKL.
Seorang PKL, Agung (36) mengatakan, sampai saat ini belum menerima pemberitahuan tentang kebijakan penutupan alun-alun.
Agung mengaku pasrah apapun yang menjadi keputusan Pemerintah Kabupaten Klaten, meski sebenarnya meminta boleh berjualan sebentar.
"Ya kalau saya dan teman-teman wislah pasrah aja, tapi berharap bisa jualan sampai jam 19.00 atau jam 20.00 WIB gak masalah, yang penting bisa jualan," harap dia.
Selain Agung, Kismo Widarto (55) berjualan kembang api di sekitar Alun-alun Klaten dari tahun 1983 juga tak bisa berkata-kata.
Ia menceritakan bahwa selama pandemi omsetnya turun drastis, bahkan beberapa kali tidak terjual sama sekali.
"Ya anjloknya banyak, kadang blong (tanpa ada yang terjual)," kata dia.
Baca juga: Jeritan Rakyat Kecil Klaten : Gegara Harga Naik Gila-gilaan, Penjual Gorengan Pilih Tak Pakai Cabai
Baca juga: Malam Tahun Baru 2022 di Klaten Dijaga Ketat Petugas, Sri Mulyani : Ada Tim Gelar Razia dan Sidak
Alun-alun Lockdown
Alun-alun dan Taman Kota di Kabupaten Klaten dipastikan 'lockdown' alias ditutup saat malam Tahun Baru 2022.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Ronny Roekmito menjelaskan, Pemkab sudah memutuskan menutup Alun-alun dan Taman Kota saat puncak Nataru.
"Dari pagi 31 Desember sampai 1 Januari," terang dia kepada TribunSolo.com, Senin (20/12/2021).
Ronny menjelaskan, bahwa semua ruang publik yang berpotensi menimbulkan kerumunan akan ditutup, sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 khususnya pada varian baru omnicorn.