Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Pihak Pertamina Akhirnya Buka Suara Soal Kabar Dihapuskannya Pertalite, Ungkap Alasan Sebenarnya

Wacana dihapuskannya BBM Pertalite dan Premium menjadi sorotan masyarakat.

TRIBUNSOLO.COM/GARUDEA PRABAWATI
SPBU 41.57.202 di KM 519 ruas B (Ngawi-Solo) di kilometer (KM) 519, Rabu (20/2/2019). 

Step Kedua: Pengurangan bensin Premium dan Pertalite di SPBU disertai dengan edukasi dan campaign untuk mendorong menggunakan BBM di atas RON 90 ke atas.

Step ketiga: Simplifikasi produk yang dijual di SPBU hanya menjadi dua varian yakni BBM RON 91/92 (Pertamax) dan BBM RON 95 (Petamax Turbo).

Baca juga: Mobil Suzuki Carry Terbakar Hebat di Klaten, Tangki BBM 600 Liter Gosong, Kerugian Rp 15 Juta

APA EFEKNYA PADA MESIN?

Dilansir dari GridOto, semakin tinggi angka oktan atau RON dalam bensin, semakin tinggi pula kemampuan bahan bakar tersebut dalam menahan tekanan yang tinggi atau kompresi di dalam ruang pembakaran, sebelum akhirnya terbakar.

Tentunya hal ini disesuaikan dengan spesifikasi mesin. Kadar oktan tinggi umumnya menghasilkan proses pembakaran yang sempurna di mesin kompresi tinggi.

Pasalnya mesin kompresi tinggi menghasilkan titik suhu pengapian yang juga tinggi.

"Jadi butuh bahan bakar yang punya titik nyala atau titik bakar di suhu tinggi," jelas Nurcholis.

Pun sebaliknya, mesin dengan kompresi rendah cukup menggunakan bahan bakar dengan RON rendah pula.

Pemakaian bensin dengan RON yang tidak sesuai dengan anjuran pabrikan akan memberikan dampak buruk bagi mesin.

Contohnya, jika menggunakan bensin oktan rendah pada mesin berkompresi tinggi, bahan bakar bisa meledak duluan sebelum Titik Mati Atas (TMA).

"Karena piston dihajar turun sebelum TMA makanya timbul gejala knocking atau detonasi," terang Nurcholis.

Jika dibiarkan performa mesin akan menurun disertai penumpukan kerak karbon di ruang bakar akibat pembakaran tidak sempurna.

"Juga terparahnya piston mesin bisa jebol karena terus dihantam timing pembakaran terlalu cepat," tutup Nurcholis.

Sebaliknya juga tidak baik, jika bensin oktan tinggi digunakan pada mesin mobil tua yang kompresinya rendah.

Bensin malah jadi sulit terbakar di dalam silinder sehingga pembakaran menjadi tidak sempurna, timbul panas berlebih, dan tenaga mesin tidak optimal.

"Agar awet, pemilik mobil harus menggunakan bahan bakar dengan oktan sesuai yang direkomendasikan,” tutup Iwan Abdurahman.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved