Berita Klaten Terbaru
Hujan Es Disertai Angin di Trucuk, Bikin Relawan Terluka saat Evakuasi Warga,Kandang Sapi Juga Remuk
Hujan es disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan relawan terluka, Sabtu (15/1/2022).
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Hujan es disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan relawan terluka, Sabtu (15/1/2022).
Peristiwa itu terjadi di Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.
Kepala Desa Bero, Suranto mengatakan, Relawan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Parmanto bahkan terluka saat tengah mengevakuasi warga sekitar.
"Iya, yang kena 1 orang, atas nama Parmanto," terang dia kepada TribunSolo.com.
Suranto menceritakan bahwa batang pohon tersebut menimpa korban saat tengah mengevakuasi pohon tumbang.
"Tadi dari relawan FPRB Desa Bero, saat penangan pohon tumbang tertimpa batang pohon tapi sudah terkondisikan," terang dia.
"Terkena di bagian punggung, jadi saat batang pohon itu sudah terpotong lalu jatuh kena dia yang ada di bawah," imbuhnya.
Suranto menambahkan bahwa ukuran batang pohon tersebut cukup besar, sehingga harus mendapatkan perawatan ke rumah sakit.
Baca juga: Sejarah Masjid Tiban di Wonogiri : Lebih Tua dari Masjid Demak, Dibangun Wali Songo saat Cari Kayu
Baca juga: Tak Hanya di Trucuk, Fenomena Hujan Es Batu Ternyata Pernah Terjadi Juga di Ngawen Klaten
"Ukurannya sekitar 1 lengan orang dewasa, karena jatuh dari atas jadi efek tertimpa batang itu lumayan," ucap Suranto.
Kandang Sapi Rusak
Kandang sapi juga ambruk tertimpa pohon.
Sutinah (46) selaku pemilik pohon mengaku, saat itu angin sangat kencang.
"Anginnya kenceng, hujan deres sama es batu," terangnya.
"Ini pohon yang tumbang namanya pohon adem ati, panjangnya kurang lebih 7 meter mungkin lebih," imbuhnya
Sutinah menjelaskan bahwa pohon miliknya menimpa kandang sapi milik tetangganya, meski begitu tidak ada korban atas kejadian tersebut.
"Menimpa kandang sapi, tapi tidak ada yang jadi korban karena pohonnya tumbang," ujar wanita paruh baya itu.
Dia menuturkan bahwa pohon miliknya banyak yang tumbang akibat angin kencang.
Pemilik kandang, Anita menjelaskan bahwa sebelum kejadian cuaca sedang gerimis.
"Pertama cuma gerimis, terus angin kenceng itu," tegasnya.
"Saya dengar robuhnya, terus nengok kebelakang ternyata itu, pohon tumbang timpa di kandang," sambungnya.
Dia menambahkan bahwa pohon tersebut hanya menimpa tembok kandang dan atap di kandang sapi miliknya.
"Yaitu tembok roboh sama atap kandang," pungkasnya.
Mencekam saat Hujan Es
Hujan es sebesar kelereng menggemparkan Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Sabtu (15/1/2022).
Bahkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, hujan es itu disertai angin dan hujan air begitu deras dengan petir menyambar-nyambar siang menjelang sore.
Meski kejadian hanya singkat tak sampai berjam-jam, tetapi membuat perkampungan mencekam karena fenomena yang begitu menakutkan.
"Hujan es, angin kencang ditambah deras sekali, kejadiannya sekitar 15 menit," terang warga sekitar, Nabil Zohal Achir (19) kepada TribunSolo.com.
Nabil menambahkan bahwa hujan es batu yang turun dari langit tersebut bervariasi.
"Kecil ada yang besar juga ada, yang besar seukurannya kelereng," ucap Nabil.
"Kaget juga, tadi sampai ada atap seng yang terbang. Selain itu suaranya juga keras," imbuhnya.
Nabil menambahkan akibat kejadian tersebut sebagian atap rumahnya bocor.
"Di rumah bocor karena hujan es tadi," jelas dia.
Baca juga: Transformasi Gadis Ini Bikin Kaget, Saat Kecil Dicibir Karena Pipi Chubby, Kini Tumbuh Mempesona
Baca juga: Megahnya Sekolah Ibu Negara Iriana Waktu SMP di Solo, Gibran Lihat Kagum : Desain Bagus, Bisa Ditiru
Kepala Pelaksana BPBD Sri Winoto membenarkan fenomena tersebut terjadi di wilayah Trucuk.
"Iya, saya lihat dari video terjadi fenomena hujan es. Ya Alhamdulillah tidak menimbulkan dampak yang sangat merugikan," terang dia.
Sri Winoto menjelaskan meski tidak sering terjadi namun fenomena hujan es pernah terjadi di Kabupaten Klaten.
"Pernah terjadi, dulu di Kecamatan Ngawen juga terjadi hujan es," pungkasnya.
Landa Kabupaten Sragen
Hujan es melanda Kabupaten Sragen, Kamis (21/10/2021) sekitar pukul 16.15 WIB.
Fenomena alam langka itu terjadi di sekitar Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen.
Salah satu warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kedawung, Harun menyaksikan langsung fenomena alam yang langka itu terjadi.
Baca juga: 4 Fakta Fenomena Cairan Merah Bak Darah di Tanah Sukoharjo : Merinding hingga Muncul Usai Hujan Es
Baca juga: 5 Fakta Hujan Es di Tawangsari Sukoharjo: Atap Rumah Seperti Dilempari Batu, Berlangsung 1 Menit
Ia mengatakan hujan es diawali dengan hujan gerimis biasa, sekitar 3-5 menit.
"Kemudian terdengar suara cukup nyaring dari atap rumah, awalnya ngerasa aneh, seperti rumah dilempari batu kerikil," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (21/10/2021).
Kemudian dia melihat tetangganya keluar rumah, dan dia pun menyaksikan butiran es turun ke tanah di halaman rumahnya.
"Saya melihat di halaman rumahku ada butiran es sebesar kuku jari berwarna putih, hujan es terjadi sekitar 5 menitan," jelasnya.
Baca juga: Pertama Kali, Wilayah Tawangsari Sukoharjo Diguyur Hujan Es Sebesar Bola Kelereng
"Es yang turun lumayan banyak, ada di atap dan halaman rumah," imbuhnya.
Setelah hujan es, kemudian diikuti dengan angin dengan intensitas sedang.
Menurut Harun, sebelum hujan suasana langit biasa saja dan tidak ada tanda-tanda seperti akan badai.
Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Sejumlah Desa di Boyolali Kena Hujan Abu, Tak Ganggu Aktivitas Warga
"Makannya sempat kaget juga, tidak ada tanda-tanda yang beda, seperti hujan biasa saja," ujarnya.
Fenomena langka itupun menarik perhatian warga, yang langsung berhamburan keluar rumah untuk menonton.
"Pas kejadian tetangga saya pada keluar rumah semua, nonton fenomena langka itu," pungkasnya.
Hujan Es di Klaten
Fenomena hujan es yang terjadi di Kabupaten Klaten ramai jadi perbincangan warganet, Kamis (21/10/2021) siang.
Fenomena tersebut terjadi tepatnya di wilayah Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.
Kejadian tersebut diketahui oleh warga dan diunggah di media sosial Instagram @kabar_klaten, Kamis (21/10/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca juga: 4 Fakta Fenomena Cairan Merah Bak Darah di Tanah Sukoharjo : Merinding hingga Muncul Usai Hujan Es
Baca juga: Musim Penghujan, Angin Puting Beliung Porak Porandakan Rumah Hingga Tumbangkan Pohon di Karanganyar
Dalam unggahan video tersebut, menggambarkan suasana hujan di rumah warga di Jogonalan, Klaten.
Dalam video tersebut si pembuat video keluar dari rumah dan memegang bongkahan es yang turun di sekitar rumah tersebut.
Terlihat ukuran batu es yang jatuh tersebut seukuran kelereng.
Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Sejumlah Desa di Boyolali Kena Hujan Abu, Tak Ganggu Aktivitas Warga
"Ini loh, hujan ini loh, tapi kecil-kecil, banyak banget itu lo, kelihatan, sumpah aneh," ucap si pembuat video tersebut.
Kemudian dalam caption postingan tersebut tertulis:
Fenomena hujan es
Vidio @sellakunyil
#kkaten
Sejak pukul 16.30 WIB postingan tersebut sudah ditonton 11.506 tayangan.
Sementara itu, Yaten salah satu warga di Dukuh Ngladon, Desa Joton mengatakan, fenomena tersebut terjadi sekitar pukul 14.18 WIB.
"Hujan es terjadi siang sekitar pukul 14.18 WIB, terjadi kurang lebih selama 5 menit," katannya kepada TribunSolo.com, Kamis (21/10/2021).
Dia mengaku sebelum turun hujan es, terjadi hujan dibarengi dengan angin kecang.
Baca juga: Klaten Dihujani Coretan Bernada Kritik, Bergambar Tikus & Tulisan Negeri Indah Bagi Para Pejabat
Saat itu, dia bergegas untuk masuk ke dalam rumah dan mendegar suara seperti lemparan batu berbunyi 'Klotak'.
Ia mengatakan, hujan es yang turun berukuran sebesar kelereng.
"Saya lihat dari jendela kok hujan es, saya rencana mau ambil foto lebih dekat tapi hujannya deras dengan angin, saya ambil payung untuk melihat lebih, namun tak jadi karena payung rusak," ucapnya.
Ia menuturkan, kondisi bangunan rumahnya dan warga sekitar masih aman.
Dia menjelaskan tidak ada kerusakan atas kejadian ini.
"Alhamdulillah tidak korban jiwa dan bangunan milik warga yang rusak," pungkasnya. (*)