Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Sejarah Masjid Tiban di Wonogiri : Lebih Tua dari Masjid Demak, Dibangun Wali Songo saat Cari Kayu

Siapa sangka, di Kabupaten Wonogiri terdapat sebuah masjid yang menjadi peninggalan Wali Songo.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Erlangga Bima
Maimbar khatib di Masjid Tiban Wonokerso yang terletak di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno Wonogiri merupakan peninggalan para Wali Songo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Siapa sangka, di Kabupaten Wonogiri terdapat sebuah masjid yang menjadi peninggalan Wali Songo.

Masjid itu bernama Masjid Tiban Wonokerso yang terletak di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno.

Terlebih disebut menjadi masjid tertua di Jawa Tengah, pasalnya dibangun para Wali Songo sebelum membangun Masjid Agung Demak.

Bangunannya tidak terlalu besar, masjid itu memiliki luas 7x7 meter dan dibuat menggunakan kayu. Masjid itu berdiri diatas batu umpal sebagai alas pilar-pilar bangunan.

Takmir Masjid Tiban Wonokerso, Slamet (75) menuturkan bahwa masjid tersebut dibangun saat para Wali sedang mencari kayu untuk bangunan Masjid Demak.

"Para wali menelusuri Sungai Bengawan Solo, kemudian berhenti di daerah Pulung yang saat ini sudah terendam, lantas berjalan ke arah timur atau ke sini," kata dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (15/1/2022).

Dalam perjalanan itu, kata Slamet, para wali menemukan hutan, namun kayunya dirasa belum cukup untuk membuat Masjid Demak.

Para wali yang saat itu dipimpin oleh Sunan Kalijaga pun sepakat untuk beristirahat dan mendirikan sebuah bangunan yang sekarang dikenal sebagai Masjid Tiban Wonokerso itu.

Baca juga: Masjid Tiban Wonokerso : Warga Heran, Tak ada Pemukiman, di Tengah Hutan Malah Ada Masjid

Baca juga: Potret Megahnya Masjid Agung Karanganyar, Kini Jelang Diresmikan Pemkab Gelar Seleksi Imam & Muadzin

Masjid tersebut digunakan para Wali untuk sembahyang dan beristirahat.

Selain itu, digunakan oleh Para Wali untuk meminta petunjuk kepada Allah dimana kayu jati yang besar untuk membuat Masjid Demak.

"Setelah itu, para Wali mendapatkan petunjuk dimana letak kayu tersebut dan sepakat untuk pergi ke wilayah tersebut," terang Slamet.

Wilayah tersebut dikenal sebagai Hutan Donoloyo, yang sekarang masuk di wilayah Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.

Wali Songo pun kemudian meninggalkan bangunan tersebut.

Berdiri Sejak 1479 Masehi

Diperkirakan peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 1479 Masehi.

Waktu pun berlalu, bangunan tersebut kemudian kembali tertutup oleh hutan. Baru beberapa ratus tahun kemudian atau sekitar 1741 Masehi, masjid tersebut ditemukan oleh seseorang.

Orang tersebut menurutnya adalah Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa.

Saat itu, Raden Mas Said sedang bergerilya melawan Belanda dan bersembunyi di wilayah Wonogiri.

Saat itu, diperkirakan sekitar tahun 1741 Masehi, Pangeran Sambernyawa bersembunyi disebuah semak-semak belukar.

"Pasukan Belanda saat itu tidak bisa menemukan, padahal jaraknya dekat. Saat itu juga ada sarang laba-laba dan masih utuh," jelasnya.

Baca juga: Mencekam, Hujan Es Baru Sebesar Kelereng Banjiri Desa di Trucuk Klaten,Atap Rumah Warga Sampai Bocor

Baca juga: Sejarah Pasar Mebel Solo : Tinggal Kenangan Bakal Dipindah, Ada Sejak 1970 hingga Terbakar Tiga Kali

Bersama bala tentaranya, Raden Mas Said keluar dari persembunyian. Betapa terperanga setelah melihat yang digunakan untuk bersembunyi adalah kolong sebuah masjid.

Setelah perjuangan melawan Belanda selesai dan Raden Mas Said bergelar KGPAA Mangkunegara I, dia mengutus tiga orang untuk kembali ke Wonogiri.

Tujuannya adalah merawat masjid tersebut yang melindungi dari pasukan Belanda. Ketiga orang itu kemudian juga mendirikan Dusun Wonokerso.

Hingga kini, Slamet mengatakan masjid tersebut masih digunakan untuk ibadah warga sekitar. Perawatan juga masih dilakukan.

Bahkan, bagungan asli juga masih dipertahankan. Menurut Warto, Juru Pelihara Masjid Tiban Wonokerso, sejak tahun 1996, masjid itu masuk dalam benda cagar budaya.

"Kalau penyebutan tiban sendiri karena tidak tahu siapa yang membuat dulunya, sebab di tengah-tengah wono (alas) ada masjid, ditemukan pertama oleh Raden Mas Said," bebernya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved