Nasib Ubedilah Badrun Setelah Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK: Mengaku Diteror hingga Dipolisikan
Ubedilah Badrun mengaku diteror di media sosialnya, diintai oleh orang tak dikenal hingga dituding ada keterlibatan dengan partai politik tertentu.
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Setelah melaporkan dua putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 10 Januari 2022 lalu, Ubedilah Badrun mengaku mengalami sejumlah kejanggalan.
Diketahui, Ubedilah Badrun merupakan Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Ia melaporkan Gibran dan Kaesang karena diduga memiliki relasi bisnis yang erat dengan anak petinggi PT SM, induk dari PT PMH yang terlibat kasus pembakaran hutan di tahun 2015.
Baca juga: Soal Solo Pinjam Vaksin Booster, Gibran: Sudah Biasa Itu, Instruksi Pak Gubernur
Baca juga: Sejumlah Hal Janggal Dialami Ubedilah Badrun Usai Laporkan Gibran dan Kaesang, Ada Orang Awasi Rumah
Terlait laporannya, Badrun menyebut sebagai itikad baik untuk kepentingan nasional.
Namun buntut laporan tersebut Badrun justru mengalami sejumlah kejanggalan.
Ia mengaku diteror di media sosialnya, diintai oleh orang tak dikenal hingga dituding ada keterlibatan dengan partai politik tertentu.
Dilansir dari Tribunnews.com, Badrun angkat suara soal adanya dugaan teror atau ancaman terhadap dirinya.
Ia menyebut ancaman itu ia rasakan baik di jagat maya dan dalam kesehariannya.
Meski begitu, dugaan ancaman psikologis itu ditanggapi santai oleh Aktivis Reformasi 98 ini.
"Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tapi saya respon baik-baik saja.
Kontak yang tidak dikenal memang ada yang menghubungi saya di malam hari, saya tidak pernah mengangkatnya. Semoga bukan dalam rangka meneror," kata Badrun dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (18/1/2022).
Selain itu, ia mengaku menemui orang tak dikenal yang diduga mengintai kediamannya.
"Dua hari lalu memang ada orang yang tidak dikenal dan tidak pernah terlihat sepanjang saya tinggal 13 tahun lebih di sini.
Orang itu menggunakan kendaraan roda dua dan duduk ditempat istirahat lapangan basket, terlihat mengamati rumah sekitar 20 menit.
Kehadiran sopir tetangga ke lokasi itu yang membuat ia pergi dari lokasi duduknya, selebihnya wallahua'lam," bebernya.
Meski mengalami kejanggalan, ia berharap hal itu bukan bagian dari ancaman.
"Semoga motifnya bukan dalam rangka teror psikologis, saya positive thinking saja bahwa itu semua jauh dari motif teror. Alhamdulillah saya saat ini baik baik saja," terangnya.
Tak hanya itu, ia juga dituding terlibat dengan partai politik tertentu.
Satu di antaranya tudingan dari Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Hasto menduga Badrun terlibat dengan partai politik tertentu.
Hasto mengatakan, PDIP melalui DPC Kota Surakarta sudah menjalin komunikasi dengan Gibran soal adanya laporan yang dibuat Badrun.
"Ya komunikasi dilakukan terutama di DPC PDIP di kota Surakarta dan klarifikasi langsung yang dilakukan oleh mas Gibran," kata Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Ia menilai apa yang disampaikan oleh Gibran dianggap sebagai hal yang positif.
"Dan kita melihat kami sendiri melihat bagaimana rekam jejak saudara Ubedillah tersebut dalam termasuk dalam pergerakan di sosmed yang mengungkapkan keterlibatannya dengan partai politik tertentu," ungkapnya.
Baca juga: Pedagang Pasar Legi Kesal Keluhannya Belum Direspons, Gibran: Bangunan Baru Pasti Banyak Kekurangan
Sebelumnya, Ketua Jokowi Mania melaporkan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun ke Polda Metro Jaya pada Jumat (14/1/2022).
Pelaporan yang dilakukan pria yang akrab disapa Noel karena Ubedilah dituding atas atas dugaan fitnah terhadap keluarga presiden yakni putra Joko Widodo, Gibran dan Kaesang.
Laporan tersebut diterima dengan nomor register LP/B/239/I/2022/SPKT/Polda Metro Jaya, Tanggal 14 Januari 2022.
"Kami melaporkan Dosen UNJ Ubedilah Badrun di Pasal 317 KUHP. Ubedilah diduga telah membuat tudingan tak berdasar kepada keluarga presiden tanpa data dan fakta," kata Immanuel di depan Gedung SPKT Polda Metro Jaya, Jumat (14/1/2022).
(*)