Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Tak Setuju Nama Nusantara, Fadli Zon Usul Ibu Kota Baru RI Dinamakan Jokowi, Ini Inspirasinya

Secara terang-terangan, Fadli Zon mengusulkan nama baru untuk menggantikan Nusantara. Nama itu adalah Jokowi.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunnews.com
Politikus Gerindra, Fadli Zon. 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Dipilihnya Nusantara sebagai nama ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur menuai komentar kontra berbagai pihak.

Salah satunya adalah politikus Gerindra, Fadli Zon.

Diberitakan TribunSolo.com sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui nama Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yaitu Nusantara.

Tetapi, menurut Fadli Zon nama Nusantara untuk Ibu Kota Negara (IKN) kurang cocok.

Secara terang-terangan, Fadli Zon mengusulkan nama baru untuk menggantikan Nusantara.

"Usul saya nama ibu kota langsung saja 'Jokowi'."

"Sama dengan ibu kota Kazakhstan "Nursultan" (dari nama Presiden Nursultan Nazarbayev)," kata Fadli Zon dalam akun Twitter @fadlizon dikutip Tribunnews.com, Selasa (18/1/2022).

Baca juga: Jokowi Pilih Nusantara Jadi Nama Ibu Kota Baru RI, Ternyata Ini Sejarah Nama Nusantara

Baca juga: Pro Kontra Nama Nusantara untuk Ibu Kota Baru RI, Sejarawan JJ Rizal: Mencerminkan Jawa yang Dominan

Menurut dia, istilah Nusantara memiliki makna tersendiri, yakni wilayah Indonesia secara umum.

"Nusantara kurang cocok jadi nama ibu kota baru."

"Nusantara punya pengertian sendiri sebagai wilayah Indonesia, belum lagi ada Wawasan Nusantara," ujar Anggota Komisi I DPR RI tersebut.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyetujui nama ibu kota baru negara yaitu Nusantara.

Hal itu diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Suharso Monoarfa, dalam rapat Panitia Kerja (Panja) RUU Ibu Kota Negara, Senin (17/1/2022).

Awalnya, Suharso menjelaskan awalnya nama ibu kota baru Indonesia belum diisi dalam surat presiden (surpres).

Namun, pihaknya menahan nama itu karena belum mendapat persetujuan kepala negara.

"Mengenai nama ibu kota titik-titik itu, memang semula sudah ingin dimasukkan pada waktu penulisan surpres itu, tapi kemudian ditahan," ungkap Suharso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved