Kuliner Boyolali
Kuliner Legendaris di Boyolali: Bubur dan Nasi Tumpang dengan Ciri Khas Tempe Busuk
Rekomendasi kuliner nikmat di Kabupaten Boyolali, Bubur dan Nasi Tumpang jadi menu legendaris yang wajib dicoba.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Berbicara soal kuliner di Kabupaten Boyolali pasti tidak jauh-jauh dari Soto.
Bagaimana tidak, Boyolali cukup identik dengan Soto yang memiliki kuah bening dan segar.
Namun, ada kuliner lain lho yang wajib dicoba selain Soto.
Namanya Bubur dan Nasi Tumpang.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Klaten, Ayam dan Bebek Goreng Barokah Mas Wawan: Ayam Kremesnya Juara
Baca juga: Kuliner Enak Wonogiri: Warung Makan Sayur Lombok Ijo, Sediakan Menu Nasi Tiwul dan Masakan Jawa
Kuliner ini cukup mudah dijumpai di warung-warung makan yang ada di Boyolali.
Meski begitu, yang paling legendaris ada di jalan Pandanaran, Boyolali, tepatnya di batas Kota Boyolali atau di sebelah barat SMK N 1 Mojosongo Boyolali, Utara Jalan.
Namanya warung Makan Mbah Mitro.
Hanya ada dua menu makanan di warung yang berukuran sekitar 5x6 meter itu.
Nasi dan Bubur Sambal Tumpang atau Sambal Goreng.
Meski kuliner ini berbahan sederhana namun cita rasanya bisa menggoyang lidah.
Dalam penyajiannya, Nasi atau Bubur akan diguyur dengan sambal Tumpang.
Tumpang inilah yang menjadi ciri khas kuliner ini.
Diketahui, Tumpang merupakan sambal yang dibuat dengan bahan baku tempe yang sudah basi (tempe bosok) dengan diberi aneka bumbu dapur yang dimasak bersama tahu.

Cara penyajiannya sama dengan nasi pecel yang sudah populer.
Karena Nasi dan Bubur Tumpang juga disajikan dengan aneka sayuran rebus.
Harganya pun terjangkau, Anda bisa menikmati kelezatannya cukup dengan membayar Rp 6 ribu.
Nah, jika Anda ingin tambah satu butir telur ayam rebus cukup menambah Rp 4 ribu saja.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Klaten, Ayam dan Bebek Goreng Barokah Mas Wawan: Ayam Kremesnya Juara
Meski harganya murah, namun cita rasa Bubur dan Nasi Tumpang di Warung Mbah Mitro tetap mantap.
Tak heran jika banyak pelanggan yang datang setiap sorenya.
Karena warung Mbah Mitro ini hanya buka mulai pukul 15.00 WIB hingga habis.
"Biasanya habis isya (sekira pukul 19.00 WIB) sudah ludes," kata Mbah Mitro kepada Tribunsolo.com.
Dia mengaku sudah lebih dari 17 tahun berjualan Bubur dan Nasi Tumpang ini.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Enak Selo Boyolali: Jadah Bakar Legendaris, Cocok Jadi Cemilan saat Cuaca Dingin
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Wonogiri: Wader Goreng Crispy di Warung Makan Pak Dwi, Cocok untuk Buah Tangan
Meski kini Mbah Mitro sudah berusia lebih dari 71 tahun, dirinya masih semangat dalam melayani pembeli yang datang.
"Saya masih olah sendiri masakan ini. Rahasia masakan ini terletak pada bumbu tradisional yang masih saya gunakan sampai saat ini dan tidak pernah saya rubah.
Baik untuk Sambal Tumpangnya maupun bubur nasinya. Resepnya masih sama," ujarnya. (*)