Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Kronologi Telaga Rindu Resto Lalung Ambruk Disapu Angin, Pengunjung Selamat, 2 Mobil & 6 Motor Rusak

Hujan deras disertai angin kencang terjadi di wilayah Kabupaten Karanganyar, membuat sejumlah lokasi porak-poranda.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Istimewa
Kondisi rumah makan Telaga Rindu Resto Karanganyar yang roboh usai diterjang hujan dsiertai angin kencang Selasa (25/1/2022) sore. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Hujan deras disertai angin kencang terjadi di wilayah Kabupaten Karanganyar, Selasa (25/1/2022).

Akibatnya, bagian depan satu rumah makan Telaga Rindu Resto yang berada di Jalan Slamet Riyadi, Badran Mulyo, Kelurahan Lalung, Karanganyar ambruk.

Khomsin, warga di sekitar lokasi menceritakan, kronologi tersebut bermula saat hujan deras yang mengguyur wilayah itu.

Tak lama, angin kencang juga menyusul hujan dengan intensitas yang cukup deras tadi.

"Angin berputar di atas Telaga Rindu Resto. Bagian depan langsung ambruk. Baliho dan pohon kelapa yang ada di depan juga ambruk," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (25/1/2022).

Bagian depan resto yang ambruk itu, kata dia, menimpa dua mobil dan enam sepeda motor yang saat itu terparkir di bagian depan rumah makan.

Manajer Telaga Rindu Resto, Rahmad Bahari, menjelaskan peristiwa itu terjadi saat rumah makan dalam kondisi sepi.

Sedikitnya hanya ada enam orang pengunjung saat itu.

Dia memastikan, keenam pengunjung tersebut selamat dan tidak mengalami luka.

"Yang mengalami kerusakan hanya bagian depan. Bagian dalam resto hanya mengalami kerusakan ringan," terang dia.

Baca juga: Update Harga Minyak Goreng di Wonogiri : Belum Turun, Masih Banyak yang Jual Rp 20 Ribu Per Liternya

Baca juga: Detik-detik Hujan Deras Disertai Angin Ngamuk di Taman Pancasila Karanganyar: Tenda PKL Berterbangan

Menurut Rahmad, pihaknya akan segera melakukan perbaikan dari kerusakan yang terjadi. Dia pun berharap perbaikan segera dapat dilakukan dan resto kembali beroperasi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Bagus Darmadi, menuturkan pihaknya kemudian turun ke lokasi untuk proses evakuasi.

Dia menjelaskan, saat itu pihaknya melakukan pembersihan material sisa robohnya resto itu bersama seluruh karyawan resto, TNI serta dibantu masyarakat sekitar.

"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. Karena cuaca ekstrim masih akan terus terjadi hingga bulan Februari 2022 mendatang," jelas dia.

Porak-porandakan Taman Pancasila

Detik-detik munculnya angin saat hujan deras terlihat mengerikan yang terjadi di Kabupaten Karanganyar, Selasa (25/1/2022) sore.

Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, angin kencang atau lisus menerjang Taman Pancasila di Jalan Raya Lawu dan kawasan Lalung, Jalan Slamet Riyadi.

Akibatnya sejumlah tenda PKL remuk dan rumah makan ambruk sekira pukul 15.30 WIB.

Saat itu tenda semi permanen padahal baru saja dididirikan PKL untuk berjualan.

Tetapi hujan deras membuyarkan semuanya, karena tenda berterbangan.

Komandan Markas SAR Karanganyar, Arief Sukro Yulianto, menuturkan, rumah makan bernama Telaga Rindu Resto tersebut ambruk setelah hujan deras.

"Sekitar pukul 15.00 lebih tadi mulai hujan lebat sekaligus angin kencang, khususnya di Karanganyar kota," jelas dia kepada TribunSolo.com.

"Selain itu juga ada beberapa pohon yang tumbang," kata dia.

Arief menjelaskan, bangunan rumah makan yang ambruk tersebut terbuat dari bambu dan beratapkan dari jerami kering yang juga ditopang dengan bambu.

Struktur bangunan yang ambruk tersebut, kata dia, diperkirakan memiliki panjang 30 meter dengan lebar 5 meter dibagian depan rumah makan.

Menurutnya, diduga bangunan yang cukup lama tersebut sudah tidak kuat menopang guyuran hujan yang cukup deras terlebih beserta angin.

"Ada satu korban, yang terkonfirmasi baru satu korban. Luka, dibawa ke rumah sakit, ini anggota juga masih di lapangan," kata dia.

Pihaknya juga belum bisa memastikan satu korban luka tersebut berstatus pelanggan atau karyawan di rumah makan tersebut.

Baca juga: Waspada! Puncak Penghujan Akhir Bulan Ini,BPBD Sukoharjo Minta Warga Siaga karena Mudah Muncul Lisus

Baca juga: Terekam Kamera CCTV, Beginilah Gerak-gerik Pencuri di Klaten Sikat Burung Kacer Rp 1,5 Juta

Sementara itu, Arief menjelaskan disaat kejadian, kondisi pengunjung di rumah makan cukup ramai. Itu dilihat dari banyaknya motor yang terparkir di depan rumah makan.

"Kira-kira ada sepuluh motor yang terkena robohan, tapi itu belum bisa dipastikan juga. Ini masih tertutup, masih evakuasi," paparnya.

Disisi lain, pihaknya juga saat ini sedang melakukan evakuasi sejumlah pohon tumbang yang terjadi di wilayah Karanganyar karena guyuran hujan tersebut.

Arief pun mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terlebih di musim seperti ini. Pasalnya, hujan beserta angin bisa membahayakan.

"Bisa menghindari pohon-pohon besar dan baliho kalau ada hujan deras. Cari tempat berlindung yang aman," tandas dia.

Hujan Ees di Klaten

Hujan es disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan relawan terluka, Sabtu (15/1/2022).

Peristiwa itu terjadi di Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.

Kepala Desa Bero, Suranto mengatakan, Relawan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Parmanto bahkan terluka saat tengah mengevakuasi warga sekitar.

"Iya, yang kena 1 orang, atas nama Parmanto," terang dia kepada TribunSolo.com.

Suranto menceritakan bahwa batang pohon tersebut menimpa korban saat tengah mengevakuasi pohon tumbang.

"Tadi dari relawan FPRB Desa Bero, saat penangan pohon tumbang tertimpa batang pohon tapi sudah terkondisikan," terang dia.

"Terkena di bagian punggung, jadi saat batang pohon itu sudah terpotong lalu jatuh kena dia yang ada di bawah," imbuhnya.

Suranto menambahkan bahwa ukuran batang pohon tersebut cukup besar, sehingga harus mendapatkan perawatan ke rumah sakit.

Baca juga: Sejarah Masjid Tiban di Wonogiri : Lebih Tua dari Masjid Demak, Dibangun Wali Songo saat Cari Kayu

Baca juga: Tak Hanya di Trucuk, Fenomena Hujan Es Batu Ternyata Pernah Terjadi Juga di Ngawen Klaten

"Ukurannya sekitar 1 lengan orang dewasa, karena jatuh dari atas jadi efek tertimpa batang itu lumayan," ucap Suranto.

Kandang Sapi Rusak

Kandang sapi juga ambruk tertimpa pohon.

Sutinah (46) selaku pemilik pohon mengaku, saat itu angin sangat kencang.

"Anginnya kenceng, hujan deres sama es batu," terangnya.

"Ini pohon yang tumbang namanya pohon adem ati, panjangnya kurang lebih 7 meter mungkin lebih," imbuhnya

Sutinah menjelaskan bahwa pohon miliknya menimpa kandang sapi milik tetangganya, meski begitu tidak ada korban atas kejadian tersebut.

"Menimpa kandang sapi, tapi tidak ada yang jadi korban karena pohonnya tumbang," ujar wanita paruh baya itu.

Dia menuturkan bahwa pohon miliknya banyak yang tumbang akibat angin kencang.

Pemilik kandang, Anita menjelaskan bahwa sebelum kejadian cuaca sedang gerimis.

"Pertama cuma gerimis, terus angin kenceng itu," tegasnya.

"Saya dengar robuhnya, terus nengok kebelakang ternyata itu, pohon tumbang timpa di kandang," sambungnya.

Dia menambahkan bahwa pohon tersebut hanya menimpa tembok kandang dan atap di kandang sapi miliknya.

"Yaitu tembok roboh sama atap kandang," pungkasnya.

Mencekam saat Hujan Es

Hujan es sebesar kelereng menggemparkan Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Sabtu (15/1/2022).

Bahkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, hujan es itu disertai angin dan hujan air begitu deras dengan petir menyambar-nyambar siang menjelang sore.

Meski kejadian hanya singkat tak sampai berjam-jam, tetapi membuat perkampungan mencekam karena fenomena yang begitu menakutkan.

"Hujan es, angin kencang ditambah deras sekali, kejadiannya sekitar 15 menit," terang warga sekitar, Nabil Zohal Achir (19) kepada TribunSolo.com.

Nabil menambahkan bahwa hujan es batu yang turun dari langit tersebut bervariasi.

"Kecil ada yang besar juga ada, yang besar seukurannya kelereng," ucap Nabil.

"Kaget juga, tadi sampai ada atap seng yang terbang. Selain itu suaranya juga keras," imbuhnya.

Nabil menambahkan akibat kejadian tersebut sebagian atap rumahnya bocor.

"Di rumah bocor karena hujan es tadi," jelas dia.

Baca juga: Transformasi Gadis Ini Bikin Kaget, Saat Kecil Dicibir Karena Pipi Chubby, Kini Tumbuh Mempesona

Baca juga: Megahnya Sekolah Ibu Negara Iriana Waktu SMP di Solo, Gibran Lihat Kagum : Desain Bagus, Bisa Ditiru

Kepala Pelaksana BPBD Sri Winoto membenarkan fenomena tersebut terjadi di wilayah Trucuk.

"Iya, saya lihat dari video terjadi fenomena hujan es. Ya Alhamdulillah tidak menimbulkan dampak yang sangat merugikan," terang dia.

Sri Winoto menjelaskan meski tidak sering terjadi namun fenomena hujan es pernah terjadi di Kabupaten Klaten.

"Pernah terjadi, dulu di Kecamatan Ngawen juga terjadi hujan es," pungkasnya.

Landa Kabupaten Sragen

Hujan es melanda Kabupaten Sragen, Kamis (21/10/2021) sekitar pukul 16.15 WIB. 

Fenomena alam langka itu terjadi di sekitar Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. 

Salah satu warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kedawung, Harun menyaksikan langsung fenomena alam yang langka itu terjadi.

Baca juga: 4 Fakta Fenomena Cairan Merah Bak Darah di Tanah Sukoharjo : Merinding hingga Muncul Usai Hujan Es

Baca juga: 5 Fakta Hujan Es di Tawangsari Sukoharjo: Atap Rumah Seperti Dilempari Batu, Berlangsung 1 Menit

Ia mengatakan hujan es diawali dengan hujan gerimis biasa, sekitar 3-5 menit. 

"Kemudian terdengar suara cukup nyaring dari atap rumah, awalnya ngerasa aneh, seperti rumah dilempari batu kerikil," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (21/10/2021). 

Kemudian dia melihat tetangganya keluar rumah, dan dia pun menyaksikan butiran es turun ke tanah di halaman rumahnya.

"Saya melihat di halaman rumahku ada butiran es sebesar kuku jari berwarna putih, hujan es terjadi sekitar 5 menitan," jelasnya.

Baca juga: Pertama Kali, Wilayah Tawangsari Sukoharjo Diguyur Hujan Es Sebesar Bola Kelereng

"Es yang turun lumayan banyak, ada di atap dan halaman rumah," imbuhnya.

Setelah hujan es, kemudian diikuti dengan angin dengan intensitas sedang. 

Menurut Harun, sebelum hujan suasana langit biasa saja dan tidak ada tanda-tanda seperti akan badai.

Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Sejumlah Desa di Boyolali Kena Hujan Abu, Tak Ganggu Aktivitas Warga

"Makannya sempat kaget juga, tidak ada tanda-tanda yang beda, seperti hujan biasa saja," ujarnya. 

Fenomena langka itupun menarik perhatian warga, yang langsung berhamburan keluar rumah untuk menonton. 

"Pas kejadian tetangga saya pada keluar rumah semua, nonton fenomena langka itu," pungkasnya. 

Hujan Es di Klaten

Fenomena hujan es yang terjadi di Kabupaten Klaten ramai jadi perbincangan warganet, Kamis (21/10/2021) siang.

Fenomena tersebut terjadi tepatnya di wilayah Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Kejadian tersebut diketahui oleh warga dan diunggah di media sosial Instagram @kabar_klaten, Kamis (21/10/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.

Baca juga: 4 Fakta Fenomena Cairan Merah Bak Darah di Tanah Sukoharjo : Merinding hingga Muncul Usai Hujan Es

Baca juga: Musim Penghujan, Angin Puting Beliung Porak Porandakan Rumah Hingga Tumbangkan Pohon di Karanganyar

Dalam unggahan video tersebut, menggambarkan suasana hujan di rumah warga di Jogonalan, Klaten.

Dalam video tersebut si pembuat video keluar dari rumah dan memegang bongkahan es yang turun di sekitar rumah tersebut.

Terlihat ukuran batu es yang jatuh tersebut seukuran kelereng.

Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Sejumlah Desa di Boyolali Kena Hujan Abu, Tak Ganggu Aktivitas Warga

"Ini loh, hujan ini loh, tapi kecil-kecil, banyak banget itu lo, kelihatan, sumpah aneh," ucap si pembuat video tersebut.

Kemudian dalam caption postingan tersebut tertulis:

Fenomena hujan es

Vidio @sellakunyil 
#kkaten

Sejak pukul 16.30 WIB postingan tersebut sudah ditonton 11.506 tayangan.

Sementara itu, Yaten salah satu warga di Dukuh Ngladon, Desa Joton mengatakan, fenomena tersebut terjadi sekitar pukul 14.18 WIB.

"Hujan es terjadi siang sekitar pukul 14.18 WIB, terjadi kurang lebih selama 5 menit," katannya kepada TribunSolo.com, Kamis (21/10/2021).

Dia mengaku sebelum turun hujan es, terjadi hujan dibarengi dengan angin kecang.

Baca juga: Klaten Dihujani Coretan Bernada Kritik, Bergambar Tikus & Tulisan Negeri Indah Bagi Para Pejabat

Saat itu, dia bergegas untuk masuk ke dalam rumah dan mendegar suara seperti lemparan batu berbunyi 'Klotak'.

Ia mengatakan, hujan es yang turun berukuran sebesar kelereng.

"Saya lihat dari jendela kok hujan es, saya rencana mau ambil foto lebih dekat tapi hujannya deras dengan angin, saya ambil payung untuk melihat lebih, namun tak jadi karena payung rusak," ucapnya.

Ia menuturkan, kondisi bangunan rumahnya dan warga sekitar masih aman.

Dia menjelaskan tidak ada kerusakan atas kejadian ini.

"Alhamdulillah tidak korban jiwa dan bangunan milik warga yang rusak," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved