Berita Sragen Terbaru
Kabar Gembira, Pemkab Sragen Siapkan 10 Ribu Hektar Sawah IP400, Petani Bisa Panen 4 Kali Setahun
Pemerintah Kabupaten Sragen menyiapkan lahan sawah seluas 10 ribu hektar untuk program penanaman padi Indeks Pertanian (IP) 400.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Sebenarnya lebih efektif lagi kalau gropyokan, kendalanya susah mengumpulkan petani, karena memang perlu banyak orang," terangnya.
Hingga saat ini, belum ada solusi pasti untuk petani di Sragen perihal permasalahan hama tikus tersebut.
Melihat kondisi tersebut, rombongan Komisi IV DPR RI datang langsung ke Sragen, yang dipimpin oleh Dedi Mulyadi.
Baca juga: Kagetnya Dedi Mulyadi, Sragen Penghasil Beras Terbesar di Indonesia, Tapi Penyuluh Pertanian Sedikit
Baca juga: Doddy Sudrajat Sudah Urus Izin Pemindahan Makam Vanessa Angel, Faisal Lesu dan Minta Maaf ke Menantu
Dedi menyoroti keberadaan pemerintah, yang seharusnya saat ini mendampingi petani untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Fungsi kecepatan aparat yang harus ada, giliran panen berhasil pejabat ramai datang, giliran kena masalah nggak ada yang datang," kata dia.
Pernyataan Dedi tersebut, disambut tepuk tangan para petani yang juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Para petani bersorak 'benar', yang menyetujui pernyataan dari Dedi Mulyadi tersebut.
"Masalah ini tidak boleh terulang lagi, maka harus ada kesungguhan dari berbagai pihak, saya lihat saat ini hasil tanamnya sudah lebih baik," jelas dia.
Dedi Mulyadi Kaget
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi meminta Kementerian Pertanian lebih gesit mendampingi para petani di Kabupaten Sragen.
Sosok pria yang sering viral itu bahkan menyoroti sedikitnya jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang ada di Bumi Sukowati itu.
Mengingat Sragen yang menjadi penghasil beras terbesar ke-9 di Indonesia tersebut, masih banyak permasalahan di bidang pertanian yang hingga kini belum ada solusi.
Salah satunya yang kini menjadi isu nasional, yakni persoalan penggunaan jebakan listrik untuk mengendalikan hama tikus, yang justru menyebabkan 21 petani meninggal dunia.
"Petugas-petugas (Kementerian Pertanian) harusnya lebih cekatan, balai-balainya harus lebih cepat bergerak, kalau di sawah ada hama tikus, maka dalam waktu cepat harus seperti covid-19 penanganannya," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (5/2/2022).
"Seluruh jaringan Kementerian Pertanian harus cepat turun, kemudian dicari solusinya, jangan menunggu orang pasang setrum," tambah Dedi.
Baca juga: Ucapan Arteria Dahlan yang Bikin Banyak Warga Jabar Tak Terima, Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi Protes
Baca juga: Curhatan Warga Nguter di Hadapan Dedi Mulyadi : Empat Tahun Merasakan Bau Busuk Limbah PT RUM