Berita Sragen Terbaru
Tili Selamatkan Buaya Berkalung Ban di Palu, Ibunya di Sragen Lama Tak Bertemu : Mulih Le,Aku Kangen
Sang ibu Waginem di Sragen begitu merindu dengan sosok anaknya, Tili yang viral menyelamatkan buaya berkalung ban di Palu Sulawesi.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Le, le, Tili (nak, nak Tili), aku kangen kowe Le (aku kangen kamu nak), kapan-kapan kowe balik to Le (kapan saja pulanglah nak)," katanya lirih.
"Mboke wis tuwek (ibu sudah tua), ra dasi mregawe (sudah tidak kuat bekerja), moga-moga kowe tilik mbok e le (semoga kamu menjenguk ibu nak)," tambahnya.
Waginem tak berharap sang putra pulang dalam waktu lama, namun hanya ingin berjumpa meski hanya sebentar.
"Balik yo sewayah-wayah (pulang kapan saja), ora kon balik sak teruse (tidak menyuruh pulang seterusnya), aku kangen kowe tenanan le (aku kangen kamu beneran nak)," pungkasnya.
Perasaan rindu juga tidak bisa dibendung oleh sang kakak, Tarumi.
Bahkan, Tarumi sampai meneteskan air mata karena sudah sangat lama tidak bisa berjumpa dengan adik tercintanya.
"Harapan saya adik saya bisa pulang dengan selamat, dan sehat, emaknya bisa senang kalain anaknya pulang, kan udah bertahun-tahun kangen juga," kata Tarumi sembari menitipkan air mata.
Baca juga: Cerita Haru Keluarga Tili di Sragen, 7 Tahun Tak Komunikasi, Baru Tahu Usai Viral Selamatkan Buaya
"Setiap saya berdoa, setiap puasa saya selalu mendoakan dia selamat, mudah-mudahan dia sehat, harapannya kan gitu, kalau tidak bisa pulang, ya semoga selalu sehat," jelasnya.
Diketahui, Tili merupakan anak terakhir dari lima saudara.
Kakak pertama dan kedua kini tinggal di Jawa Timur, kakak ketiga tinggal bersama dengan sang ibu di Sragen, dan kakak keempat bersama dengan Tili tinggal di Sulawesi.
Tujuh Tahun Tak Berkomunikasi
Di balik ketangguhan sosok Tili (35), pria yang jadi 'pahlawan' karena bisa melepaskan jeratan ban di leher buaya, ada kisah yang tak banyak orang tahu.
Sosoknya viral dan dikenal seantero Indonesia, bahkan dunia karena bisa menaklukkan buaya raksasa yang selama ini merana karena ban di Palu, Sulawesi Tengah.
Ternya Tili adalah pria asli kelahiran Kabupaten Sragen.
Tili kecil bernama asli Paiman yang tinggal di Dukuh Pondok, RT 19/RW 3, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar.