Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Sebelumnya, Tak Ada Lagi Jurusan IPA IPS Bahasa di SMA
Penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak akan mengotakkan siswa berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengeluarkan Kurikulum Merdeka untuk sekolah menengah atas mulai Tahun Ajaran 2022/2023.
Diketahui, Kurikulum Merdeka sebagai pengganti nama dari Kurikulum Prototipe.
Dilansir dari Kompas.com, menurut Nadiem Kurikulum Merdeka ini sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Selain itu, kurikulum ini juga diluncurkan di sekolah lain.
Baca juga: Guru Ini Tak Menyangka Nadiem Makarim Menginap di Rumahnya, Sempat Curiga Petugas Kebersihan Datang
"Kami memberikan fleksibilitas, Kurikulum Merdeka ini sudah kita tes di 2.500 sekolah penggerak, namanya dulu Kurikulum Prototipe," kata Nadiem dilansir Kompas.com, Sabtu (12/2/2022).
Sementara itu, lewat kurikulum ini siswa SMA (Sekolah Menengah Atas), SMA LB (Luar Biasa), dan Madrasah aliyah (MA), bisa memilih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
Penerapan Kurikulum Merdeka tidak akan mengotakkan siswa berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
"Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan," terang Nadiem saat peluncuran Kurikulum Merdeka secara virtual pada Jumat (11/2/2022).
Kurikulum Merdeka membebaskan siswa memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA.
"Ini salah satu keputusan atau choice atau pemilihan yang bisa diberikan kemerdekaan bagi anak-anak kita yang sudah mulai masuk dalam umur dewasa untuk bisa memilih," sebutnya.
Lebih lanjut, menurut Nadiem, konsep Kurikulum Merdeka juga sudah banyak dipakai di negara-negara maju.
Dengan Kurikulum Merdeka, guru akan diberikan kewenangan untuk menentukan alur pembelajaran.
"Jadinya guru ini bisa memilih kalau misalnya guru itu merasa dia mau lebih cepat, itu bisa. Kalau guru itu merasa dia mau pelan-pelan dikit untuk memastikan dari ketinggalan, juga bisa," jelasnya.
Baca juga: Resmi, Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Investasi, Nadiem Makarim Jadi Mendikbud-Ristek
Kurikulum Merdeka sendiri dirancang lebih sederhana dan fleksibel disebut akan semakin membuat siswa lebih aktif.
Hal tersebut lantaran jenis-jenis aktivitas yang ada di dalam kurikulum ini lebih relevan dan banyak memberikan ruang untuk tugas berbasis proyek atau project base.
(*)