Berita Sukoharjo Terbaru
Misteri Underpass Makamhaji Sukoharjo : Mengapa Bolak-balik Diperbaiki Tapi Rusak Lagi ?
Entah sudah berapa kali jalan underpass Makam Haji ini diperbaiki. warga sekitar pun sampai menyebut jalan ini sebagai jalan paling sulit diperbaiki
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kondisi jalan di underpass Makam Haji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo sering dikeluhkan lantaran sering rusak.
Aspal rusak, besi penutup gorong-gorong lepas, sampai minimnya penerangan yang kerap mengundang kecelakaan lalu lintas.
Baca juga: Perbaikan Underpass Makamhaji Kartasura Bertahap : Malam Ini Pemasangan Plat Baja, Lusa Pengaspalan
Baca juga: Diduga Panik Ada Mobil Damkar, Toyota Calya Tabrak Beton Pembatas di Underpass Makamhaji Kartasura
Entah sudah berapa kali jalan di underpass Makam Haji ini diperbaiki.
Tapi tak lama kemudian, rusak lagi.
Bahkan, warga sekitar pun sampai jengkel, dan menyebut jalan ini sebagai jalan paling sulit diperbaiki di dunia.
Tak sedikit, yang menghubungkan jawabannya dengan sisi klenik dan mistis, sehingga jalan di sini kerap merepotkan, baik korban kecelakaan maupun uang perbaikan jalan.
Kepala Dinas Perhubungan Sukoharjo, Toni Sri Buntoro, membenarkan kerusakan di Underpass Makamhaji terjadi tiap bulan.
Sebelum kerusakan ini, pada bulan Desember 2021 lalu, Underpass Makamhaji juga rusak.
"Setiap dua bulan ada kerusakan, terakhir perbaikan Desember dengan diaspal juga," katanya, Selasa (28/2/2022).
Tingginya arus lalu lintas yang melintasi Underpass Makamhaji, menjadi faktor kerusakan sering terjadi.
Pasalnya, kendaraan berat seperti bus dan truk banyak melintas.
Hal ini membuat besi penutup saluran air sering rusak.
Baca juga: Underpass Makamhaji Sering Rusak, Truk Bermuatan Besar Akan Dilarang Melintas
Selain itu, kondisi tanah di Underpass Makamhaji juga sering basah.
Hal ini membuat aspal di Underpass sering rusak, meski sudah berkali-kali ditambal.
"Disana itu ada sumber air, yang membuat air keluar terus menerus," jelasnya.
Sementara itu, dari enam pompa yang beroperasi untuk menyedot air, terdapat satu pompa yang saat ini rusak.
Kondisi tersebut membuat penanganan banjir dan genangan tidak maksimal.
"Ada satu pompa yang rusak, ini proses perbaikan," tandasnya. (*)