Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Slamet Sukses Bisnis Lumut di Boyolali : Beli Bibit Rp 150 Ribu, Kini Untung Rp 800 Ribu Per Minggu

Jika mendengar kata lumut, sebagian orang pasti akan menganggap sebagai tumbuhan penganggu yang menjijikkan.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Slamet sang petani lumut warga Dukuh Gatak, Desa/Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. 

Namun semenjak bapaknya meninggal dunia, dia meneruskan usaha budidaya lumut ini.

"Hasilnya cukup lumayan, karena kita bersahabat dengan alam," jelas dia.

Makanan dari Lumut

Warga Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten menciptakan superfood atau makanan masa depan dan praktis untuk dikonsumsi berbentuk kapsul.

Kapsul makanan tersebut rupanya dikonsumsi oleh orang yang berprofesi sebagai astronaut. 

Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Mujahid Jaryanto mengatakan setiap kapsul tersebut, setara dengan sekilo makanan.

Baca juga: Makanan Enak di Tawangmangu : Sop Iga Neapolitan, Daging Mudah Lepas dari Tulang, Bikin Turis Takjub

Baca juga: Efek Cristiano Ronaldo: Rekan Satu Tim Tak Berani Makan Makanan Siap Saji Didekatnya

"Kapsul ini setara dengan 1 kilogram nasi atau pun satu kilogram jus buah/sayur,” kata Mujahid kepada TribunSolo.com, Jum'at (25/9/2021).

Mujahid mengatakan, kapsul tersebut yang berasal dari tanaman Alga atau lumut.

Dia kemudian mengatakan tanaman alga tersebut dikembangkan oleh salah satu pemuda Desa Sidowayah bersama BUMDes setempat.

Baca juga: Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19, Solia Zigna Bagikan 1000 Paket Makanan untuk Masyarakat

"Ini merupakan pengembangan pertama di Indonesia, di dunia sudah ada dan menggunakan air laut, lahan di Desa Sidowayah cocok untuk penamaman tanaman itu," ucap Mujahid.

Ia mengatakan selain bisa dibuat kapsul makanan, bahan baku alga tersebut bisa diolah menjadi bahan makanan, seperti mie, facial soap, antioksidan, dan bermanfaat di bidang kesehatan tubuh lainnya.

Selain itu, ia menuturkan limbah dari alga tersebut bisa digunakan untuk alternatif pupuk.

"Tahun ini kita sudah pasarkan, dan alhamdulillah omzet kita Rp 200- 300 juta per bulan," ujarnya

Smart Farming

Persoalan pertanian di masa depan menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved