Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Slamet Sukses Bisnis Lumut di Boyolali : Beli Bibit Rp 150 Ribu, Kini Untung Rp 800 Ribu Per Minggu

Jika mendengar kata lumut, sebagian orang pasti akan menganggap sebagai tumbuhan penganggu yang menjijikkan.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Slamet sang petani lumut warga Dukuh Gatak, Desa/Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. 

Sebab, saat ini minat para pemuda untuk terjun ke dunia pertanian sangat minim. 

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Desa (Pemdes) Sidowayah, Kecamatan Polanharjo mendorong anak muda untuk menjadi Petani dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Baca juga: Ketahuan Curi Aki Motor Milik Petani di Sukoharjo, Pria Asal Klaten Ngaku Tentara Ternyata Gadungan

Baca juga: Petani Protes Dam Colo Ditutup Bulan Depan, Dinas Pertanian Sukoharjo: Cari Potensi Sumber Air Lain

Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Mujahid Jaryanto, mengaku khawatir beberapa tahun kemudian lahan pertanian di Indonesia mangkrak.

"Saya khawatir, sekitar 5 sampai 20 tahun mendatang lahan pertanian bakal mangkrak karena tidak ada regenerasi," kata Mujahid kepada TribunSolo.com, Sabtu (25/9/2021).

Mujahid mengatakan, usia petani saat ini di atas 40 tahun.

Baca juga: Pelaku Pencurian Motor Petani di Sukoharjo Tertangkap, Ternyata Warga Tawangsari: Keduanya Tetangga

Banyak generasi muda yang tidak mau bertani, bahkan ada orang tua yang melarang anaknya bertani.

Namun, dengan hadirnya smart farming  yang diinisiasi oleh salah satu warga di desannya, dia berharap anak muda mau menjadi petani.

"Dengan adanya milenial smart farming, kami berharap, anak-anak muda sekarang tidak ada yang melakukan urbanisasi ke kota besar," ujar Mujahid.

Baca juga: Terjadi Lagi, Petani di Sragen Meninggal karena Jebakan Tikus Listrik: Posisi Tertelungkup

Kemudian dia mengungkapkan, dengan adannya teknologi smart farming di Desa Sidowayah, anak muda tetap bergerak di pertanian.

Dengan alat-alat pertanian ini, ia mengatakan, anak muda bisa menghasilkan Rp 5-10 juta sekali panen.

"Dengan adannya teknologi smart farming ini bisa menghasilkan uang 3 hingga 5 kali dari upah UMR buruh," ujarnya.

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, Jum'at (24/9/2021) di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, smart farming ada dua macam.

Masing-masing yaitu mesin transplanter atau mesin penanam padi modern dan alat pendektesi suhu, cuaca hingga kadar ph tanah sawah itu. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved