Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Tak Terima Dilirik, Pria Wonogiri Ini Tendang Muka Temannya hingga Sobek, Kini Loyo Ditangkap Polisi

Seorang pemuda atas nama TA (25) warga Desa Ploso, Kecamatan Purwantoro harus mendekam di balik jeruji besi Polres Wonogiri.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Dok Polres Wonogiri
Pria yang aniaya temannya karena tak terima dilirik ditangkap polisi di Kabupaten Wonogiri. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Kasus penganiayaan di Kabupaten Wonogiri ini terbilang aneh.

Bagaimana tidak, gegara masalah sepele seorang pemuda TA (25) warga Desa Ploso, Kecamatan Purwantoro harus mendekam di balik jeruji besi Polres Wonogiri.

Pasalnya, dia dilaporkan oleh R (30) pria yang masih tinggal satu desa dengannya karena melakukan tindakan penganiayaan yang diawali masalah sepele.

Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Supardi mengatakan kejadian penganiayaan itu dilakukan TA di rumah R pada Senin (14/2/2022) lalu sekitar pukul 23.30 WIB.

"Awalnya si tersangka ini merasa bahwa korban bahasanya mliriki (melirik) dirinya," terang dia kepada TribunSolo.com, Rabu (16/2/2022).

"Padahal korban tidak melakukan apa-apa. Jadi permasalahannya itu," aku dia.

Supardi menuturkan, kejadian penganiayaan tersebut kemudian bermula saat tersangka TA mendatangi rumah korban bersama temannya.

Saat itu, teman TA lah yang mengetuk pintu rumah korban dengan tujuan untuk bertemu dengan korban. Namun korban enggan menemui karena saat itu sudah malam.

"Sekali tidak mau keluar, karena tidak merasa punya masalah apa-apa. Tapi yang kedua akhirnya mau membukakan pintu," jelasnya.

Korban yang saat itu kemungkinan merasa takut, kata Supardi, kemudian menghubungi teman-temannya. Tak lama dua teman korban juga datang ke lokasi kejadian.

Baca juga: Waspada, Bupati Jekek Blak-blakan Akui Varian Omicron Sudah Ditemukan di Wonogiri, Segini Jumlahnya

Baca juga: BREAKING NEWS : Tiga Karyawan Bank Plecit yang Diduga Aniaya Nasabah Ibu Hamil di Wonogiri Ditangkap

Setelahnya, teman-teman korban membantu untuk mediasi masalah yang sedang dialami tersangka dan korban, saat itu mereka juga sempat berbincang-bincang.

"Saat ngobrol-ngobrol itulah, kemudian korban dipancal (ditendang) itu oleh tersangka di bagian muka," katanya.

Akibatnya, tendangan yang mengenai wajah bagian rahang kiri itu membuat luka robek dan bibir korban juga sempat mengeluarkan darah.

Usai kejadian tersebut, sejumlah saksi melerai dan korban kemudian menyelamatkan diri masuk ke dalam rumah serta melaporkan kejadian itu ke Polsek Purwantoro.

"Penganiayaannya sekali itu saja, langsung dilaporkan dan pelaku juga langsung kita cari. Saat ini sudah kita tahan dan kita proses," tandas dia.

Penganiayaan oleh Bank Plecit

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengecam oknum bank plecit di Wonogiri yang sampai menganiaya nasabahnya. 

Apalagi bank plecit adalah lembaga keuangan yang ilegal dan tidak berizin.

Ada tiga warga Wonogiri diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh oknum bank plecit pada Senin (31/1/2022) lalu.

Bahkan, dua korban diantaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat penganiayaan yang dilakukan.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengecam keras atas kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan kepada warganya tersebut oleh oknum bank plecit.

"Dugaan penganiayaan itu sangat tidak manusiawi dan mengangkangi hukum, saya mengecam keras," tegas Joko Sutopo kepada TribunSolo.com, Jumat (4/2/2022).

Jekek, begitu juga dia disapa berencana akan segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut hingga muncul fakta sebenarnya.

"Kita tidak mentoleransi kegiatan yang meresahkan ataupun tindakan arogan. Apalagi kalau sampai berpotensi menimbulkan korban jiwa. Ini yang harus diantisipasi," kata Jekek.

Ketua DPRD Wonogiri, Sriyono, mengaku sedih dan menyayangkan atas dugaan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh oknum bank plecit itu.

Baca juga: Korban Wanita Hamil yang Dianiaya Oknum Bank Plecit di Wonogiri Keguguran, Minta Kasus Diusut Tuntas

Baca juga: Polisi Dalami Keterlibatan Oknum Bhayangkari Terkait Kasus Bank Plecit Aniaya Warga di Wonogiri 

Menurut Sriyono, di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti ini, semestinya semua pihak harus bersinergi untuk membangkitkan ekonomi.

Dia menjelaskan, pemerintah perlu menata sistem keuangan yang menyangkut kepentingan masyarakat.

Terlebih pernah ada kasus ibu yang depresi hingga bunuh diri karena teror yang dilakukan oleh pihak pinjaman online di Giriwoyo beberapa waktu lalu.

"Semuanya kan ada regulasinya. Maka negara harus hadir menata kembali sendi-sendi ekonomi rakyat," kata dia.

Korban Keguguran

Salah satu korban dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum bank plecit di Wonogiri dikabarkan mengalami keguguran.

Seperti yang diketahui, total ada tiga orang korban yang mengaku dianiaya. Dua diantaranya sampai harus menjalani perawatan di rumah sakit. 

Dua korban itu yakni Nanik Haryani (38) yang sedang hamil muda dan Kartini (58) yang semuanya warga Desa Sidokarto Kecamatan Girimarto.

Baca juga: Korban Penganiayaan Bank Plecit Wonogiri Sebut Ada Keterlibatan Oknum Bhayangkari, Ini Kata Kapolres

Baca juga: Polisi Sebut Ada Dugaan Penganiayaan Kasus Mahasiswa UNS GE, Tapi Belum Ada Penetapan Tersangka 

Atas kejadian itu, pendamping para korban, Tri Haryanto, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi dari kepolisian bahwa kasus tersebut sedang didalami. 

Dia memastikan bahwasanya akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas. 

"Kita minta keadilan. Diusut tuntas sampai selesai sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya kepada TribunSolo.com.

Sementara itu, Tri Haryanto juga sudah meminta para korban dugaan penganiayaan untuk menjalani visum.

Saat disinggung mengenai kondisi dua korban yang menjalani rawat inap di rumah sakit, dia menuturkan bahwa kondisi dua korban itu telah membaik.

Baca juga: Isi Surat Irjen Napoleon soal Penganiayaan Muhammad Kece: Saya Bersumpah Lakukan Tindakan Terukur

Sementara, dari informasi yang didapatkan Tri Haryanto dari suami korban Nanik, menyatakan bahwa Nanik mengalami keguguran usai mengalami penganiayaan. 

"Informasi yang saya dapat Selasa (1/2/2022) lalu kejadian begitu. Sebab yang bersangkutan bilang ke suami kalau mengeluarkan gumpalan darah," terangnya. 

Dia menuturkan, hingga Kamis (3/2/2022) lalu Nanik masih menjalani perawatan di Rumah Sakit dr. Soediran Mangun Sumarso, hal tersebut juga dibenarkan oleh Direktur RSUD dr Soediran Mangun Sumarso, Adhi Dharma. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved