Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Harga Minyak Goreng dan Kedelai Terus Melejit, Perajin Tahu di Wonogiri Terpaksa Naikkan Harga

Harga kedelai dan minyak goreng terus merangkak naik dirasakan dampaknya oleh para pengrajin tahu di Kabupaten Wonogiri.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Erlangga Bima
Karyawan rumah produksi tahu milik Tugino saat melakukan proses produksi tahu di Wonogiri. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Harga kedelai dan minyak goreng terus merangkak naik dirasakan dampaknya oleh para pengrajin tahu di Kabupaten Wonogiri.

Para pelaku usaha dibuat kelimpungan atas kenaikan bahan baku utama pembuatan tahu tersebut.

Akhirnya sejumlah cara pun dilakukan agar usaha tetap berjalan.

Tugino (64) pengrajin tahu warga Kedungringin RT 2 RW 13 Kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri Kota, mengatakan bahwa harga kedelai naik terus

"Biasanya kedelai perkilo Rp 10 ribu, sekarang sudah mencapai Rp 12 ribu," kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (21/2/2022).

Selain kedelai, Tugino menuturkan harga minyak yang naik juga memengaruhi produksi tahunya.

Pasalnya, dia membuat tahu coklat, dimana warga coklat didapat dari tahu putih yang digoreng.

Menurutnya harga minyak goreng juga naik hingga hampir Rp 300 ribu per jerigen isi 18 liter.

Sebelumnya sekitar Rp 200 ribu, itupun sulit didapatkan.

Atas dasar itu, Tugino memilih untuk menaikkan sedikit harga jual tahu produksinya, selain itu, jumlah produksi juga ia kurangi.

Baca juga: Viral Syarat Beli Minyak Goreng, Wajib Bawa Fotokopi Kartu Keluarga dan Sertifikat Vaksin Covid-19

Baca juga: Harga Kedelai & Minyak Goreng Menggila, Pengusaha Tahu Goreng di Boyolali Tersudut: Untung Menyusut

Kondisi sebelumnya, Tugino mampu menghabiskan 2,5 hingga 3 kuintal untuk proses produksi tahu dalam satu hari, kini berkurang menjadi 2 ton kedelai perharinya.

"Biasanya satu kotak Rp 16 ribu, sekarang Rp 17 ribu, itu untuk pedagang yang ambil disini. Kalau untuk bakul sayur Rp 20 ribu," ujarnya.

Menurutnya, per kotak dengan ukuran 34x34 cm itu bisa disesuaikan atas permintaan pembeli. Tahu bisa dipotong menjadi 40-60 bagian.

"Kita yang penting jalan, kalau tidak produksi malah tidak ada pemasukan sama sekali. Saya juga ada 7 tenaga, kan kasihan," imbuh Tugino.

Seakan mengamini perkataan Tugino, Harini (70) warga Kedungringin RT 1 RW 13 Kelurahan Giripurwo Wonogiri yang juga pengrajin tahu, mengatakan harga jual tahu produksinya mengikuti harga bahan baku yang naik.

"Harga kedelainya naik, maka kita kecilkan tahunya. Susah juga kalau mau menaikkan," kata dia.

Harga Minyak di Boyolali

Harga kedelai dan minyak goreng yang masih tinggi membuat para pengusaha khususnya tahu dan gorengan kelimpungan. 

Salah satunya, Yulianto, pengusaha penggorengan tahu di Boyolali ini hanya bisa pasrah.

Keuntungannya dari bisnis tahu gorengnya harus berkurang banyak, sejak kenaikan harga minyak goreng (Migor) sejak beberapa waktu lalu.

Sebab, harga tahu goreng yang dia produksi tak bisa naik, meski harga Migor melambung dan barangnya langka.

Baca juga: Curhat Penjual Gorengan, Susah Cari Minyak Goreng, Kini Dihantam Kelangkaan Tahu Tempe: Nyerah Deh

Baca juga: Perajin Tahu Sukoharjo di Hadapan Harga Kedelai Mahal, Minta Pemerintah Turun: Kami Bisa Bangkrut

Selain itu, ukuran tahu yang dia jual juga tak bisa dia perkecil.

“Kalau biasanya satu kotak jadi 3, saya jadikan 4 potongan, para pembeli juga tidak mau,” ujar Yuli, saat ditemui di rumah penggorengan tahu di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Kota, Senin (21/2/2022).

Untuk mensiasati kenaikan harga Migor ini, dia yang memperkecil ukuran tahu gorengnya itu langsung mendapat komplen dari pelanggan.

Bahkan tak sedikit dari pelanggannya itu mengancam bakal berhenti berlangganan jika ukuran tahu goreng yang biasa disebut tahu kempong ini, terus-terus kecil.

Dia yang tak bisa berbuat banyak, memutuskan untuk mengembalikan ukuran potongan tahu kempongnya itu.

Baca juga: Jeritan Perajin Tahu dan Tempe Solo Raya Gegara Kedelai Naik: Nekat Utang hingga Kecilkan Ukuran

Dampaknya jelas, keutungan bersih yang dia peroleh berkurang banyak. Dari Rp 25 ribu per Ember besar yang berisi 300 potong tahu menjadi Rp 15 ribu.

Keuntungan itu diperoleh dari harga jual tahu kempong Rp 600 per buah.

“Sehari bisa menghabiskan 34 liter minyak goreng. Saya masih beruntung bisa mendapatkan minyak goreng seharga Rp 14 ribu,” tambahnya.

Tak hanya masalah migor saja, kenaikan harga kedelai juga tak menutup kemungkinan, produsen tahu juga bakal menaikkan harga tahunya.

“Kalau harga tahu naik. Keuntungan kami juga akan berkurang lagi,” keluhnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved