Berita Solo Terbaru
Kisah Yanto, Penjual Keliling Bola Angin Asal Wonogiri : Tak Pernah Tinggalkan Doa Saat Bekerja
Pria tua itu berteduh di salah satu bangunan yang ada di kawasan Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pria tua itu berteduh di salah satu bangunan yang ada di kawasan Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Sepeda yang penuh dengan bola-bola angin mini dibiarkannya basah terkena air hujan.
Tangan pria itu mengatup, matanya terpejam dan tubuhnya berdiri bersandar pada pintu bangunan itu.
"Saya berdoa kepada gusti Allah supaya dagangan saya laris," ucap pria yang bernama Yanto itu.
Doa hampir setiap saat selalu dipanjatkannya.
Ia berharap agar bola-bola angin mini dagangannya bisa laris manis.
Yanto mengatakan dirinya sudah mulai bekerja selepas subuh.
Ia berangkat dari tempat kostnya yang berada di kawasan Gembongan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Baca juga: Catat, Pelayanan SIM Tidak Lagi di Satlantas Sukoharjo Depan Pasar Ir. Soekarno, Pindah di Mandan
Baca juga: Daftar Tarif Tol Solo - Surabaya Terbaru 8 Maret 2022, Tarif tol Kertosono-Ngawi: Rp 91 Ribu
Bola-bola angin mini dagangannya ditali pada boncengan belakang sepedanya.
"Habis subuh saya sudah mulai jalan. Kadang arah ke Palur (Karanganyar), atau ke pasar Bekonang (Sukoharjo)," katanya.
Bila waktu telah menunjukan waktu sore hari, Yanto mengarahkan sepedanya ke arah Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Dia kemudian mangkal di jalan Kebangkitan Nasional.
"Kalau di sini (Penumping) biasanya selepas magrib, hingga pukul 10.00 WIB. Setelah itu saya kembali ke kost," ujarnya.
Yanto menghargai satu bola angin mini sebesar Rp5000.