Desa Biogas Boyolali
Ini Desa Urutsewu di Boyolali : Banyak Warga Tak Lagi Beli Elpiji, Di Sini 'Gas' Melimpah dan Gratis
Di Desa Urutsewu ini, warga sudah lama merdeka dari elpiji. Mereka menggunakan kotoran sapi untuk menyalakan kompor gas
Penulis: Tri Widodo | Editor: Aji Bramastra
Tak hanya uang belanja yang bisa dihemat, warga yang bergerak di bidang UMKM pun merasa senang.
Pasalnya, sumur biogas ini bisa menghemat biaya produksi hingga 15 persen.
Tutik Handayani salah satunya.
Dia tak perlu mengeluarkan ongkos produksi saat merebus kedelai sebelum dijadikan tempe.
“Saya hampir tidak pernah beli gas. Kalau pun beli itu hanya untuk cadangan,” jelasnya.
Padahal, menurut Tutik, bila tak ada biogas, dalam sebulan dia setidaknya bisa menghabiskan 8 tabung gas elpiji 3 kilogram.
Tapi dengan biogas ini, dia tak lagi repot lagi mengeluarkan biaya untuk beli gas.
"Jadi bisa hemat, bisa untuk tabungan sebagai persiapan anak sekolah," kata Tutik.
Sementara menurut Sari, pemilik usaha kecil keripik jamur, tak ada pengeluaran untuk gas elpiji bisa menghemat ongkos produksi hingga 10-15 persen.
Versi Portabel
Karena jadi temuan yang nyata manfaatnya, warga desa pun terus berinovasi.
Salah satu inovasi itu adalah menemukan cara, jenis sampah yang bisa dimasukkan sebagai bahan utama gas, bukan hanya kotoran sapi.
Kini warga juga menjadikan limbah tahu sebagai bahan utama biogas.
Lima pabrik tahu di Desa Urut Sewu, jadi ide awal mengapa warga memanfaatkan limbah tahu.
Warga juga berinovasi membuat sumur biogas portabel.