Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Ini Sosok Karno KD, Dalang Tertua di Sragen: Belajar Otodidak, Melihat Senior dari Pentas ke Pentas

 Semangat Karno KD (81) tak kalah dengan dalang muda. Meski usianya sudah senja, namun semangat untuk mengembangkan wayang tak luntur. 

Tribunsolo.com/Septiana Ayu Lestari
Karno KD, dalang tertua di Kabupaten Sragen saat ditemui Kamis (10/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Semangat Karno KD (81) tak kalah dengan dalang muda. 

Meski usianya sudah senja, namun semangat untuk mengembangkan wayang tak luntur. 

Dalang tertua di Sragen itu masih sering menggelar pentas, mengisi acara yang diminta warga.

Baca juga: Viral Label Halal Baru Bermotif Gunungan Wayang Bakal Gantikan Logo MUI, Ternyata Ini Artinya

Pria yang memiliki nama lengkap KRAT Muhammad Karno Kusumodiningrat itu merupakan seorang dalang, penari, dan komposer yang berasal dari Kabupaten Sragen.

Ternyata, ayah 8 anak kelahiran 8 September 1941 tersebut, merupakan dalang tertua di Kabupaten Sragen.

Ditemui di rumahnya, Karno KD mengatakan jika rekan dalang seumurannya sudah meninggal dunia.

"Yang tua sudah habis (meninggal dunia), yang masih ada yang di bawah-bawahku, Ki Mantep termasuk di bawahku kan usianya 75 tahun," kata Karno KD kepada TribunSolo.com, Kamis (10/3/2022).

Meski sudah berusia lanjut, Karno KD masih aktif mendalang hingga saat ini.

Baca juga: Kisah Bocah Asli Boyolali Kondang Kalimosodo : Usia 3 Tahun Mainan Wayang, Kini Jadi Dalang Beneran

Bukan untuk menggelar pertunjukan wayang berskala besar, namun hanya melayani panggilan untuk upacara ruwatan.

"Sampai sekarang masih mendalang, meskipun hanya sebatas ruwatan, dalang biasa sudah kalah sama anak-anak muda sekarang," katanya.

Dalam kesempatan kali ini, Karno KD juga menceritakan awal mula terjun ke dunia perdalangan.

Ia menceritakan, pada tahun 1960an Karno KD mulai tergerak belajar pedalangan setelah melihat warga desanya ingin menggelar pertunjukan wayang namun tak mampu karena terkendala biaya.

Waktu itu, hanya orang-orang kaya saja yang mampu menggelar pertunjukan wayang kulit.

Baca juga: Kisah Dalang Kondang Klaten : Dulu 15 Kali Pentas, Kini Jadi Perajin Ban Bekas Demi Bertahan Hidup

Karno KD yang juga maniak wayang sejak kecil, kemudian belajar pedalangan secara otodidak.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved