Berita Klaten Terbaru
Catat, Distributor Berani Menimbun Minyak Goreng Bakal Diseret, Kapolres Klaten : Kita Tindak Tegas!
Sebanyak delapan distributor besar minyak goreng di Kabupaten Klaten didatangi polisi.
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sebanyak delapan distributor besar minyak goreng di Kabupaten Klaten didatangi polisi.
Kapolres Klaten AKBP Eko Prasetyo menekankan, jika ada yang berani menimbun sehingga membuat masyarakat kelimpungan, bakal berhadapan dengannya.
"Jika sudah jelas itu ada penimbunan maka akan kita tindak," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (15/3/2022).
Dia keliling dan menemukan jika minyak goreng yang dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.
"Tadi saya temukan minyak yang 1 liter sudah sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu Rp 14 ribu sudah sampai di tangan pemakai," kata dia.
Namun kata dia, di tingkat pengecer harga melebihi HET, sehingga mendapatkan perhatian.
"Terkait temuan harga yang tidak sesuai dengan HET. Ini akan kita telusuri dulu, saya mohon waktu untuk mencari di mana letak masalahnya," terangnya.
Baca juga: Heboh, Ular Muncul di Atap Rumah Klaten, Bikin Supatni Lari Terbirit-birit & Teriak Minta Tolong
Baca juga: Minyak Goreng Murah di Swalayan Laris Klaten : Beli Pakai Kartu Antre, Minimal Belanja Rp 25 Ribu
Dirinya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Klaten tidak perlu khawatir soal ketersediaan minyak goreng.
"Terkait dengan harga minyak goreng tidak ada masalah, tidak perlu khawatir dan panik semua aman," jelas dia.
Toko Swalayan Beli Harus Antre
Toko Swalayan Laris Klaten menyediakan minyak goreng dengan harga murah Rp 14 ribu per liter.
Namun, bagi masyarakat yang akan memilikinya tak bisa sembarangan.
Supervisor Toko Laris Klaten, Irwanto mengatakan, ada syarat bagi masyarakat yang akan membelinya.
"Maksimal bisa membeli 2 liter per orang dengan menggunakan nomor antrean dan minimal pembelanjaan Rp 25 ribu," ungkap kepada TribumSolo.com (14/3/2022).
Irwanto menjelaskan bahwa kebijakan tersebut terpaksa diambil setelah manajemen mengetahui minyak yang dibeli dari toko tersebut dijual kembali.
"Jadi dengan minimal belanja Rp 25 ribu, masyarakat bisa membeli minyak goreng," terangnya.
Pengunjung bebas memilih produk apa saja yang dibeli, yang terpenting adalah pada minimal pembelian di harga Rp 25 ribu.
"Kalau waktu penjualannya tidak tentu, tergantung pihak manajemen, kadang satu jam sekali, tidak tentu," kata Irwanto.
Dirinya menambahkan bahwa dalam sehari Toko Laris dapat menjual 50 hingga 60 karton dengan kemasan bervariasi.
Baca juga: Terjawab Sudah Kelangkaan Minyak Goreng di Pasar Wonogiri : Ada Distributor yang Dianakemaskan
Baca juga: Info Minyak Goreng di Solo : Minyak Rp 14 Ribu Sulit Ada di Toko Modern, Stok Minyak Premium Banyak
"Tapi sekali keluar itu bisa 10 karton bahkan lebih. Itu campur ada kemasan 1 liter ada juga yang 2 liter. Yang dibagikan beberapa kali dalam satu hari," ungkapnya.
"Kalau antusiasme dari pengunjung tinggi bisa kita tambah sampai 15 karton," jelasnya.
"Kalau dihitung-hitung bisa 50-60 karton yang kita keluarkan dalam satu hari," imbuhnya.
Minyak goreng yang dijual di toko tersebut ada beberapa jenis yaitu Sania, Fresh Well, Sovia, Sunco dan Fitri.
"Untuk syarat mendapatkan kuponnya tidak ada, yang penting nanti antre ambil kupon saja," jelasnya.
"Nanti akan kita informasikan ke pengunjung di sini lewat pengeras suara, sehingga pengunjung bisa langsung ambil nomor antrean tersebut," tambahnya.
Dirinya menegaskan, selama pengunjung mendapat nomor antrian, dipastikan dapat membeli minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu perliter.
"Semenjak minyak sulit untuk dibeli, manajemen Laris tidak lagi memajang produk minyak goreng," kata dia.
Penjual Pempek Kebingungan
Sudah berbulan-bulan, bahan kebutuhan pokok yang bernama minyak goreng sulit ditemukan di Kabupaten Klaten.
Ini dialami penjual pempek di Kecamatan Klaten Utara, Sinta Dewi Anggraeni.
Dia mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng agar dirinya tetap jualan, sehingga harus mau mondar mandir mencari barang tersebut.
"Kemarin pernah, dalam sehari saya nyari di 5 toko enggak ada yang punya stok," terangnya kepada TribunSolo.com, Senin (13/3/2022).
"3 toko kosong akhirnya dapat di salah satu toko, tapi pakai syarat pembelian," ungkapnya.
Dia mengaku terpaksa membeli minyak goreng dari mulai harga Rp 18 ribu hingga Rp 23 ribu.
Selain di toko, dirinya juga sempat mengecek pasar tradisional tapi harganya jauh lebih tinggi.
"Saya sempat mengecek pasar juga, tapi harganya tinggi, terus enggak jadi beli disana (pasar tradisional)," sambungnya.
Minyak merupakan kebutuhan pokok untuk keberlangsungan usahanya, terlebih dalam sehari dia bisa menjual hingga 100 porsi.
Sinta mengaku memilih menaikkan harga produknya untuk menutup biaya produksi sebesar 25 persen.
"Karena minyak susah, jadi saya naikkan 25 persen, dulunya harga Rp 10 ribu sekarang jadi Rp 12.500," terangnya.
Baca juga: Info Minyak Goreng di Solo : Minyak Rp 14 Ribu Sulit Ada di Toko Modern, Stok Minyak Premium Banyak
Baca juga: Info Stok dan Harga Minyak Goreng di Pasar Rejosari Solo: Merek Hemart Rp 17 Ribu Per Liter
Disisi lain kesulitan mendapatkan minyak juga membuat dirinya membuat berganti-ganti merk minyak goreng.
"Saya pakai merk minyak seadaanya di swalayan, tapi enggak pernah pakai minyak curah. Karena biasanya pakai merk minyak premium," jelasnya.
Dirinya mengaku sempat mendapatkan minyak murah seharga Rp 13.500 dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Klaten.
"Dapat kemarin 5 kardus, kemasan 1 liter isinya 12. Tapi itu bukan buat saya sendiri. Tapi untuk satu kelompok UMKM di bawah binaan Dinas DKUKMP," terangnya.
"Saya cuma dapat jatah 1 liter," jela dia. (*)