Viral
Kisah Warga Beli Minyak Goreng: Siang Gagal Dapat Minyak, Sore Setelah HET Dicabut Stoknya Banyak
Pemerintah akhirnya mencabut peraturan menteri yang mengatur soal Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sebesar Rp 14.000 per liter.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Hanang Yuwono
Hal ini disampaikan Titin menanggapi pernyataan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya menuding warga menimbun minyak goreng di dapur.
"Jadi ini terbukti kan bukan emak-emak yang menimbun ya," ucap Titin.
Belakangan, Menteri Perdagangan M Lutfi mengakui bahwa langka dan mahalnya minyak goreng disebabkan oleh mafia yang bermain.
Jadi, bukan karena ditimbun emak-emak seperti kecurigaan anak buahnya. Lutfi menyebutkan, para mafia itu menyelundupkan minyak goreng sampai ke luar negeri.
Lutfi pun menyampaikan permohonan maaf karena tidak mampu menormalisasi harga minyak goreng.
"Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," ujar Lutfi.
Baca juga: Sosok Sukarno, Warga Karangmalang Sragen yang Bisa Buat Minyak dari Biji Kapuk
Warga terpaksa beli
Meski harga minyak goreng melonjak, warga tidak punya pilihan selain membeli kebutuhan pokok tersebut.
Ibu rumah tangga bernama Nuri (47) akhirnya memilih untuk membeli minyak goreng dengan merek yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya karena harganya lebih murah.
"Baru, baru hari ini (tahu). Karena saya butuh, makanya saya beli," kata Nuri.
Warga lainnya, Umi (48), juga terpaksa membeli minyak goreng di salah satu minimarket di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, meski harganya meningkat drastis.
Minyak goreng yang sebelumnya dijual seharga Rp 14.000 per liter sesuai HET, kini mencapai Rp 24.000.
Di minimarket lainnya, harga minyak goreng merek Filma dijual Rp 48.500 per dua liter, sedangkan merek Bimoli dijual seharga Rp 50.300 per dua liter.
"Mau gimana lagi, terpaksa kan kebutuhan sehari-hari buat masak," ujar Umi.
(*)