Berita Solo Terbaru
Ubah Limbah Jadi Berkah, Perajin Solo Bikin Sangkar Burung Pakai Pipa Bekas, Hasilnya Tembus Taiwan
Tangan terampil pria asal Solo, Eko Alif Muryanto membuahkan hasil dengan menciptakan sangkar burung dari pipa.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Siapa sangka, pipa PVC atau yang akrab disebut pipa paralon bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah.
Terlebih pipa tersebut adalah bekas dipakai.
Ini diolah oleh perajin sangkar burung dan aquarium asal Kampung Debegan RT 2 RW III, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo bernama Eko Alif Muryanto.
Dia memanfaatkan pipa paralon bekas sebagai bahan baku pembuatan sangkat burung dan aquarium di galerinya yang diberinama Eank Solo.
"Saya mulai mencoba membuat sangkar burung dan aquarium dari paralon bekas ini dari tahun 2012, saat itu kita masih coba-coba," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (19/3/2022).
"Pada tahun 2014, kita coba bawa ke Internasional dengan sasaran pasar di negara Asia," tambahnya.
Alhasil sejumlah negara seperti Taiwan, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam menjadi tujuan ekspor sangkar burung buatan Eko.
Menurutnya, pembuatan sangkar burung dengan bahan paralon ini memiliki banyak keunggulan, daripada dengan bahan baku kayu dan bambu.
Baca juga: Puji UMKM di Solo, Wali Kota Gibran Beli Sangkar Burung di Hadapan Selvi, Pembuatnya Pun Kaget
Baca juga: Harga Minyak Goreng Dikeluhkan Masyarakat, Politisi PDIP Karanganyar Minta Pemerintah Setop Ekspor
Sangkar burung dengan bahan baku pipa paralon ini lebih kuat, tidak gamblang patah, tahan air, dan hama.
Pembuatannya juga lebih mudah, karena bahan dasarnya sudah berbebtuk bulat sehingga tinggal dibentuk sesuai model yang diinginkan.
"Untuk sangkar burung yang warna putih lebih laris di Taiwan, karena mirip sangkar dari tulang, jika aquarium yang putih dan abu-abu," ujarnya.
Untuk sangkar burung, Eko bisa membuat dengan diameter 16-60 centimeter yang dijual mulai dari harga Rp 350 ribu hingga Rp 2,5 juta.
"Kalau kita jual keluar negeri, harganya bisa 2 sampai 3 kali lipat dari harga dalam negeri," ujarnya.
Proses pembuatannya sangkar burung ini tak begitu lama.