Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Ubah Limbah Jadi Berkah, Perajin Solo Bikin Sangkar Burung Pakai Pipa  Bekas, Hasilnya Tembus Taiwan

Tangan terampil pria asal Solo, Eko Alif Muryanto membuahkan hasil dengan menciptakan sangkar burung dari pipa.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
Sangkar burung yang dibuat perajin Eko Alif Muryanto asal Kampung Debegan RT 2 RW III, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo. 

Meski sibuk mengurus anak yang masih balita, ia tak ingin tinggal diam untuk membantu perekonomian keluarga.

"Menganyam sudah dua tahun, karena nggak ada pekerjaan, ya bikin ini, bisa membantu perekonomian keluarga," ujar Juwati.

"Disela momong ya bikin kerajinan mendong, sehari bisa satu set," tambahnya.

Jika dikalkulasikan, para perajin keranjang mendong tersebut bisa menghasilkan penghasilan sekitar Rp 1.950.000 perbulan, jika konsisten menyelesaikan satu set perharinya.

Dipasarkan ke Luar Negeri

Hasil karya para ibu-ibu tersebut dipasarkan keluar negeri oleh Tugimin (52) yang juga merupakan perintis usaha tersebut.

Awalnya pada 1999, ia mulai memberdayakan masyakarat untuk beternak ayam kampung.

Usaha ayamnya mulai berjalan, kemudian ia memikirkan bagaimana tetap produktif disamping beternak ayam.

Akhirnya ia mencoba membuat kerajinan tangan, dan mencoba memasarkannya ke pasar luar negeri.

Awalnya ia membuat kotak tisu dari eceng gondok yang tembus di pasar Singapura.

Kemudian Tugimin mencoba memasarkan keranjang mendong buatan ibu-ibu tersebut, yang kini digandrungi pasar Korea, Malaysia, Singapura, hingga Uni Emirat Arab.

Menurut Tugimin, sejak dirintis pada 2015 lalu, keranjang mendong buatan ibu-ibu tersebut sudah terjual jutaan buah.

Baca juga: Dongkrak UMKM di Solo, Wali Kota Gibran Minta Biaya Antar di Perusahaan Aplikasi Makanan Dikurangi

Baca juga: Sejarah Kerajinan Tumang Boyolali, Ada Sejak Abad ke-16, Lekat dengan Kisah Kyai Rogosasi

"Selama ini sudah berjuta-juta, sekali ekspor bisa satu kontainer, hanya untuk satu negara tujuan saja," kata Tugimin.

Keranjang-keranjang tersebut biasa digunakan sebagai tempat pakaian kotor, yang biasa diletakkan di rumah maupun di hotel.

Tak hanya keranjang saja, Tugimin juga memiliki produk lainnya, seperti dekorasi dinding dan penutup lampu yang tak kalah laris.

"Selama ini nggak ada komplain, dan pesanan jalan terus, dapat respon yang baik dari masyarakat luar negeri," jelasya.

"Apalagi sekarang setelah pandemi, banyak KBRI yang ada diluar sana ikut membantu bagaimana produk di dalam negeri bisa diekspor," tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved