Berita Sukoharjo Terbaru
Cerita Satu Desa di Polokarto Jadi Juragan Es Gempol Pleret, Ternyata yang Diwariskan Turun-temurun
Minuman khas asli lokal bernama es gempol pleret ternyata turun-temurun diproduksi di sebuah desa di Kabupaten Sukoharjo.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Minuman khas asli lokal bernama es gempol pleret ternyata turun-temurun diproduksi di sebuah desa di Kabupaten Sukoharjo.
Desa itu bernama Karangwuni yang berada di Kecamatan Polokarto.
Es gempol pleret sendiri merupakan minuman dari bahan santan yang diberi gula jawa dengan isian gempol pleret yang merupakan makanan dari olahan beras tepung.
Menurut Kepala Desa (Kades) Karangwuni, Ateng Hartono, sejak tahun 1970-an, banyak warganya yang memproduksi dan menjual gempol pleret.
"Awalnya itu jualan di desa, lalu ada yang merantau hingga ke Semarang, dan jualan di sana," katanya, Senin (21/3/2022).
Saat ini, ada sekira 9 warga Karangwuni yang menjadi produsen gempol pleret dan sekira 15 orang menjual es gempol pleret.
Sementara penjual es gempol pleretnya lebih banyak lagi, termasuk reseller gempol pleret.
Banyaknya warga yang menjadi produsen gempol pleret ini, membuat minuman tersebut menjadi ciri khas dari desa Karangwuni.
Baca juga: Gempol Pleret, Tempe Alakatak, dan 5 Kuliner Tradisional di Sukoharjo yang Wajib Dicoba
Baca juga: Rekomendasi Jajanan Legendaris di Sukoharjo : Gempol Pleret, Minuman Khas yang Mulai Langka
"Produksi gempol pleret di desa kami sudah 2-3 turunan," ujarnya.
"Saat ini, banyak yang memanfaatkan media sosial untuk menjual gempol pleretnya," aku dia.
Salah satu produsen sekaligus penjual es gempol pleret asal Desa Karangwuni adalah Paikem (48).
Dia sudah berjualan es gempol pleret ini selama 20 tahun, meneruskan bisnis dari orangtuanya.
"Saya biasa jualan keliling di Pasar Klewer Solo, dari jam 10.00-17.00 WIB," kata dia.
Setiap malam dia, sudah mulai memproduksi gempol pleret dari bahan baku beras.
Proses produksi itu ia lakukan hingga pagi hari, sebelum dia berangkat berjualan.
"Kalau es gempol pleret satu gelasnya harganya Rp 5 ribu," ujarnya. (*)