Berita Sragen Terbaru
Mengenal Gaya Pedalangan Kedung Banteng dari Sragen: Populer Era 1980an, Digemari Dalang Muda
Para pecinta pewayangan pasti sudah tak asing dengan gaya pedalangan Kedung Banteng. Gaya kedung banteng masih sangat populer hingga kini.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
"Kalau dipegang dalang kedung banteng seperti ada nyawanya, ada teknik sabetan, kalau jarak antar wayang dekat, diletakkan tepat di depan wajah dalangnya," terangnya.
Ketika pertunjukan, lakon wayang menggunakan gaya kedung banteng biasanya mepet ke geber atau layar putih yang ada di panggung, yang tidak ditemukan di gaya lainnya.
Yang lebih khasnya lagi, ketika pertunjukan narasi dari dalang menyesuaikan adegan wayang, sehingga pertunjukkan wayang lebih hidup dan menarik.
Baca juga: Kronologi Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia: Kondisi Drop Usai Main Wayang, Sempat Swab Test
"Satu lagi, omongan dalangnya biasanya lebih kasar, ada kata-kata kasarnya, dan disesuaikan dengan gerakan wayangnya," kata Ki Manto.
"Misal ketika adegan peperangan, harus keras kata-katanya, masa perang pakai bahasa yang halus, selain itu ketika adegan menendang atau memukul lawan ya dilakukan seperti sungguhan," lanjutnya.
Ki Manto menuturkan jika memperagakan gaya kedung banteng lebih susah, karena harus memahami benar karakter wayang masing-masing.
Gaya kedung banteng sendiri sangat populer di Jawa Tengah dan sekitarnya sekitar tahun 1980an, yang mulai dikenal banyak orang.
Bahkan, gaya kedung bantengan ditiru dibeberapa daerah, seperti Jawa Timur, hingga Banyumasan.
Baca juga: Kronologi Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia: Kondisi Drop Usai Main Wayang, Sempat Swab Test
Gaya yang membuat pertunjukan wayang lebih menarik dan hidup tersebut, ternyata masih populer hingga kini, bahkan dilakukan oleh dalang-dalang yang masih muda.
"Setiap dalang yang masih muda, pasti suka gaya kedung banteng, yang muda-muda itu masih menggunakan gaya kedung banteng, tapi ada juga yang dipadu padankan," ucapnya.
Termasuk sang kakak, Ki Manteb Sudarsono yang juga menggunakan gaya kedung banteng, meski tidak sepenuhnya dengan prosentase 75 persen. (*)