Berita Karanganyar Terbaru
Kenapa Migor Curah di Karanganyar Sulit, Pengakuan Distributor : Sudah 8 Hari Tidak Dapat Barang
Usai minyak goreng kemasan, kini giliran minyak goreng curah bersubsidi di Kabupaten Karanganyar yang sulit dicari.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Namun angka tersebut tidak pasti, karena terkadang bisa lebih banyak, atau lebih sedikit, atau bahkan tak mendapatkan kiriman.
"Kita buka dari pukul 07.00, biasanya jam 16.00 sudah habis. Tapi pernah juga jam 14.00 sudah habis," ujarnya.
Kendati demikian, pembeli harus membeli 1 sak gula atau tepung untuk mendapatkan 1 jirigen minyak goreng curah isi 17 kilogram.
Hal ini dikeluhkan pembeli, karena tidak semua pembeli membutuhkan gula atau tepung.
Menurut salah satu pembeli asal Solo, Milta Aulia (25), harga gula dan tepung juga ikut naik.
Baca juga: Jeritan Pengusaha Kerupuk di Sragen soal Harga Minyak Goreng: Omzet Amblas 50 Persen, Laba Mepet
"Ini apa-apa juga naik. 1 sak gula dari Rp625 ribu menjadi Rp640 ribu. Sementara tepung beras dari Rp100 ribu jadi Rp106 ribu," kata dia.
Milta mengaku, sudah 1 bulan ini harus ikut mengantre untuk mendapatkan minyak goreng curah.
Dia rela antre minyak goreng untuk dijual lagi di toko klontong miliknya.
"Saya antri jam 07.00, dapat antrian nomor 40. Biasanya, saya datang jam 06.00 dapat antian nomor 1," ucapnya.
"Kemarin saya antri jam 10.00, tapi gak dapat nomor antrian, sudah kehabisan," ucapnya.
Baca juga: Jangankan Emak-emak, Mendag Lutfi Saja Bingung Tiba-tiba Minyak Goreng Melimpah Setelah HET Dicabut
Harga minya goreng curah ini dipasaran akan dijual lagi oleh pedagang seharga Rp16.500 hingga Rp17.000 per liter.
Milta berharap, pemerintah lebih memperhatikan rakyatnya yang kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Sebab, naiknya harga minyak goreng ini dikhawatirkan akan memicu kenaikan bahan kebutuhan pokok lainnya. (*)