Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Bukan Antraks, 18 Sapi yang Mati Mendadak di Mojogedang Karanganyar Masih Misterius, Lalu Kenapa?

Hasil pemeriksaan belasan sapi di Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar yang mati mendadak telah keluar.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Dok Kades
Sapi yang mati tiba-tiba di Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. 

Adapun saat disembelih, menurut Haryono darah yang keluar masih bewarna merah segar.

"Sama dokter hewan perut yang kembung ditusuk menggunakan pisau dibuka keluar airnya banyak banget, perutnya diinjak baru keluar kotorannya," jelasnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Mobil Tiba-tiba Terbakar di Ruas Tol Semarang-Solo, Kondisi Jalanan Sempat Mencekam

Baca juga: Ada 2 Kasus Antraks di Tahun 2021, Dinas Peternakan Wonogiri : Antisipasi, Sapi Divaksinasi

Karena merasa janggal, kemudian Haryono mengambil sampel darah dan air yang keluar dari perut sapi tersebut untuk diuji di laboratorium.

Menurutnya, sampel yang diuji di laboratorium di Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut belum keluar hingga hari ini.

Kasus kematian sapi secara mendadak paling banyak terjadi di Dukuh Ngemplak, yang ternyata juga ditemukan di dua desa tetangga.

Sapi-sapi tersebut sudah dewasa dan siap dijual jadi uang.

Haryono melanjutkan kejadian yang baru pertama kali terjadi tersebut, membuat warga heran dan mencoba mencari apa penyebabnya.

Baca juga: Aneh Tapi Nyata, Tunggangi Patung Sapi di Makam Kebatan Boyolali, Orang Klaten Tiba-tiba Sakit Keras

Baca juga: Misteri Mayat Wanita Muda di Delanggu Klaten : Dekat Jalan Solo-Jogja, Telanjang & Ada Luka di Leher

"Kalau makanan sama nggak ada perbedaan, sapi yang dibawa keluar kandang, katanya berbahaya," jelas dia.

"Mungkin dikasih racun atau apa, tapi sapi milik tetangga saya kemarin di kandang mati juga," paparnya.

"Sama dokter hewan yang di Kaliboto, katanya kalau ini bukan antraks, kalau bukan kita minta hasil labnya juga diberitahukan ke desa," tambahnya membeberkan.

Sebagian warga pun kini mulai khawatir, dan memilih menjual sapi-sapi mereka yang masih sehat.

"Mungkin takut merugi, kira-kira ada 5 warga yang menjual sapi yang masih sehat, nggak banyak juga," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved