Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Apakah Mencicipi Makanan saat Memasak Bisa Membatalkan Puasa? Begini Penjelasan Hukumnya

Beberapa dari Anda mungkin kini sedang mencari tau hukum mencicipi masakan saat berpuasa.

freepik.com
Ilustrasi masak makanan. 

TRIBUNSOLO.COM - Beberapa dari Anda mungkin kini sedang mencari tau hukum mencicipi masakan saat berpuasa.

Ternyata mencicipi masakan hukumnya makruh.

Baca juga: Suasana Ramadhan di Ukraina, Ada Pembatasan di Malam Hari saat Berkumpul Berbuka Puasa

Makruh adalah sesuatu yang tidak dianjurkan tapi tidak membatalkan.

Hal itu disampaikan Dr.H. Syamsul Bakri,M.Ag selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta.

Menurutnya mencicipi makanan bukanlah hal yang membatalkan puasa.

"Tentu yang membatalkan puasa itu melakukan aktivitas makan atau minum atau hal-hal yang membatalkan puasa."

"Mencicipi makanan bukan termasuk hal yang membatalkan puasa tetapi para ulama mengatakan bahwa mencicipi makanan bagi orang yang berpuasa itu hukumnya makruh, artinya itu tidak dianjurkan tetapi tidak membatalkan," ujarnya dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Tanya Ustaz.

Meskipun hukumnya makruh, ia tidak menyarankan orang yang bukan juru masak untuk mencicipi makanan.

"Tapi tidak boleh kalau untuk orang yang tidak ada kepentingan mencicipi makanan sangat makruh sekali itu," ungkapnya.

Tetapi hukum mencicipi makanan saat puasa bisa menjadi mubah jika dilakukan oleh juru masak yang menghidangkan buka untuk orang banyak.

"Kecuali juru masak yang masakannya akan dimakan oleh banyak orang seperti juru masak restoran apapun yang memiliki konsekuensi supaya masakannya enak maka itu diperbolehkan bukan makruh tapi mubah, prinsipnya boleh," katanya.

Ia menjelaskan pengertian mencicipi makanan disini hanya sebatas merasakan makanan diujung lidah dan tidak ditelan.

"Dan kalau mencicipi dimuntahkan lagi bukan ditelan. Tidak ada masalah orang yang berpuasa untuk mencicipi makanan khususnya para juru masak. Boleh diujung lidah dan tidak sampai tenggorok," ujarnya.

Berikut Amalan Sunnah Saat Bulan Ramadan, Demi Sempurnakan Ibadah Saat Puasa

Bulan ramadan akan segera datang, umat muslim tentunya berlomba-lomba untuk melakukan ibadah di bulan suci tersebut.

Beberapa ibadah sunnah yang bisa dilkakukan yakni salat tarawih hingga tadarus Al Quran.

Bulan Ramadan akan segera tiba, umat muslim akan melakukan kewajiban ibadah puasa selama satu bulan.

Ada banyak keistimewaan bulan Ramadhan, misalnya salat tarawih dan malam Lailatul Qadar.

Baca juga: Kumpulan Doa yang Dibaca Saat Ziarah Kubur, Berikut Tata Cara Saat Kunjungi Makam

Baca juga: Berikut Tanda Doa Dikabulkan, Salah Satunya Bertambah Perasaan Takut Kepada Allah SWT

Bagi umat muslim, mengamalkan ibadah sunnah lainnya akan mendatangkan pahala tambahan, selain ibadah wajib berpuasa.

Sehingga, ibadah sunnah ini dapat menyempurnakan ibadah wajib puasa ramadhan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berikut ini beberapa amalan sunnah bulan ramadhan, dikutip dari Gramedia.

1. Salat Tarawih

Salat tarawih adalah ibadah salat malam yang hanya dilakukan ketika bulan Ramadhan saja.

Tsa’labah bin Abdil Malik Al-Quradzi pernah bercerita:

Suatu malam di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW keluar rumah, lalu menyaksikan orang-orang tengah melaksanakan salat di ujung masjid.

Kemudian, Beliau bertanya, “Sedang apa mereka?”

Seseorang lalu menjawab, “Ya Rasulullah, mereka itu orang-orang yang belum banyak menghafalkan Al-Quran, sedangkan Ubay bin Ka’ab, seorang Qari, maka mereka salat dan bermakmum kepadanya.”

Rasulullah SAW kemudian menanggapi, “Sungguh, mereka telah berbuat kebajikan.”

Salat Tarawih ini lebih baik dilakukan di masjid atau tempat yang suci.

2. Salat Fardhu Berjamaah

Selain salat tarawih, pelaksanaan salat fardhu secara berjamaah juga akan mendapat pahala berlipat di bulan ramadhan.

Hal itu telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, yang berbunyi:

“Segala amal kebajikan anak Adam di bulan Ramadan dilipatgandakan pahalanya dengan 10 hingga 700 kali lipat.” (HR. Muslim)

Amalan dalam salat jamaah ini lebih utama dilakukan, jika dibandingkan dengan salat sendirian.

Semakin banyak makmumnya (peserta salat), maka keutamaannya akan semakin dilipatgandakan pula. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Rasulullah SAW, yang berbunyi:

“Salat berjamaah lebih utama dibandingkan salat sendirian dengan 27 kali derajat” (HR Bukhari dan Muslim)

Perlu diketahui, untuk menjadi seorang imam haruslah seseorang yang fasih dalam bacaan Al-Quran, lebih tua umurnya, lebih banyak hafalan surat Al-Quran, dan mengetahui sunnah Nabi.

3. Tadarus Al Quran

Kegiatan membaca Al-Quran di bulan ramadhan secara bersama-sama atau sendiri juga merupakan amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan ramadhan.

Hal ini dikarenakan bulan Ramadan adalah waktu yang penuh dengan keberkahan, maka kita wajib membaca Al-Quran sesuai dengan firman Allah:

“…Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran…” (QS. Al-Baqarah: 185)

Sebelum membaca Al-Quran, seorang muslim harus melakukannya dengan hati yang ikhlas dan niat karena Allah Lillahi Ta’ala.

Ia juga harus dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar dan membaca di tempat yang bersih.

Sebelum membaca Al-Quran dianjurkan membaca ta’awudz, yaitu doa meminta perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk pada awal membawa Al-Quran.

Kemudian, membaca Al-Quran dengan tartil dan secara perlahan-lahan saja.

Baca juga: Bacaan Doa Agar Selalu Diberi Panjang Umur, Bisa Dibaca Usai Salat

Baca juga: Bacaan Doa dan Amalan Sunah di Malam Nisfu Syaban, Baca Surat Yasin Disela Doa

4. I’tikaf

I’tikaf secara bahasa berarti ‘bertempat tinggal’.

Sehingga, i'tikaf dapat dikatakan sebagai ibadah yang dilakukan di tempat seperti masjid dengan tujuan yang baik, misalnya berdzikir, salat, hingga membaca Al-Quran.

Melaksanakan i'tikaf saat bulan ramadhan dapat meningkatkan rasa disiplin untuk salat berjamaah di masjid.

Secara tidak langsung, i’tikaf dapat membantu dan memudahkan kita untuk berada di shaf pertama ketika hendak salat berjamaah.

5. Sedekah

Sedekah adalah memberikan bantuan secara lahir dan batin kepada orang-orang yang membutuhkan.

Ibadah ini dapat dilakukan oleh siapapun dan dalam bentuk apapun.

Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai amalan sedekah, yakni:

“Setiap anggota tubuh manusia memiliki keharusan sedekah pada setiap harinya. Yaitu seperti mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah. Menolong orang yang naik kendaraan atau menolong mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan, itu juga termasuk sedekah. Ucapan atau tutur kata yang baik adalah sedekah. Setiap langkah yang kamu ayunkan untuk menunaikan sholat adalah sedekah. Menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan umum adalah sedekah.” (HR Muslim).

Sehingga, pada bulan ramadhan, sekedah dianjurkan untuk memberi kepada fakir miskin.

Diriwayatkan oleh at-Tarmidzi dari Anas, bahwa Rasulullah bersabda “Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.”

(Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved