Sedihnya Darmiati, Ijazah Anak Tak Bisa Diambil karena Tunggak Uang Sekolah : Tolong Saya Pak Jokowi
Darmiati mengaku telah menempuh berbagai cara, mulai tingkat pemerintah kota maupun provinsi, namun hingga saat ini tak kunjung mendapatkan solusi.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Seorang ibu rumah tangga mencurahkan isi hatinya karena tidak bisa ambil ijazah anaknya.
Jenazah anaknya itu tidak bisa diambil lantaran memiliki tunggakan uang sekolah datang dari Kota Bengkulu.
Adapun wanita bernama Darmiati.
Lantaran sudah merasa putus asa, ia sampai meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo.
Darmiati mengaku telah menempuh berbagai cara, mulai tingkat pemerintah kota maupun provinsi, namun hingga saat ini tak kunjung mendapatkan solusi.
"Pak Jokowi, tolonglah kebijakannya pak, anak kami mau tebus ijazah, anak kami yang baru tamat SMA. Tolong juga buka lowongan kerja untuk tamatan SMA," ungkap Darmiati.
Menurut Darmiati, anaknya yang bernama Rafli merupakan kelulusan salah satu SMA swasta yang ada di Kota Bengkulu pada tahun 2020 lalu.
Baca juga: Cara Urus Ijazah yang Hilang, Mulai Pergi ke Polsek Setempat hingga Bawa Pas Foto
Baca juga: Cara Upload Dokumen bagi Peserta yang Lolos CPNS 2021, Unggah DRH dan Ijazah
Karena tidak mampu membayar tunggakan sekolah sebesar Rp 3.776.000, maka ijazah anaknya terpaksa harus ditahan oleh pihak sekolah.
"Uang tersebut terdiri dari uang pemeliharaan bangunan, pembayaran uang Ujian Nasional (UN) dan uang perpisahan. Sebelumnya sudah kami cicil Rp 500.000 dapat uang bantuan beasiswa seperti itu," ujar Darmiati.
Padahal seperti uang UN dan uang perpisahan diakui Darmiati harusnya tidak dipungut Karana pada tahun 2020 tersebut perpisahan tidak digelar karena Covid-19 mulai masuk ke Bengkulu.
"Saya bilang ke pihak sekolah, apa tidak bisa seperti uang perpisahan itu dibayar setengah saja karena tidak jadi dilaksanakan. Tapi mereka bilang tidak bisa karena sudah dilaporkan ke atasan sejak sebelum Covid-19 masuk Bengkulu," kara Darmiati.
Darmiati juga mengatakan, ia telah meminta bantuan ke Baznas Provinsi Bengkulu, namun hingga saat ini belum ada kelanjutannya.
Bahkan ia juga telah mengadukan masalahnya ke Pihak Pemerintah Kota Bengkulu.
"Kan yang dari Walikota kemarin ada juga. Saya sudah temui Lurah Kebun Geran, tapi kata mereka paling kalau swasta hanya bisa dibantu separuhnya saja. Kecuali sekolah Negeri, batu bisa dituntaskan semuanya," kata Darmiati.
Darmiati yang membesarkan anaknya seorang diri ini menyebutkan sehari-hari ia hanya bekerja membantu di kantin Pengadilan Negeri Bengkulu.
