Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Alasan Warga Kowang Sragen Bongkar Masjid Al Fatah : Percaya Dermawan Sang Pengusaha di Jakarta

Hobeh madjid sudah dibongkar tapi dana tak juga cair di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Hanya pahgar masjid yang tersisa usai pembongkaran Masjid Al Fatah di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Rabu (6/4/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tak ada pilihan, warga Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen akhirnya membuat kesepakatan.

Di mana warga tetap mempercayakan pembangunan masjid Al Fatah yang kini viral kepada seorang dermawan.

Dermawan tersebut diketahui merupakan seorang pengusaha dari Jakarta.

Di mana dana yang dibutuhkan warga Rp 1,3 miliar disepakati sang dermawan tersebut, sebelum masjid dibongkar.

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Fatah, Agus Pudiyono (40) mengatakan, memang antara warga dengan sang dermawan belum pernah bertemu secara langsun.

"Belum ke sini (dermawan), tapi kemarin tanggal 3 April telpon saya, intinya minta maaf dengan kondisi seperti ini," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (6/4/2022).

"Tapi dia masih komitmen dengan apa yang menjadi kesepakatan awal," jelas dia.

Warga menyulap rumah kosong menjadi masjid sementara di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Rabu (6/4/2022).
Warga menyulap rumah kosong menjadi masjid sementara di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Rabu (6/4/2022). (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

Sebelumnya, warga memang sudah berniat untuk melakukan renovasi masjid Al Fatah, karena kondisinya sudah rusak.

Masjid Al Fatah sendiri dibangun pada tahun 1991, yang berarti usia masjid sudah menyentuh 31 tahun.

Dengan usia yang sudah tua, beberapa bagian masjid sudah mulai lapuk, salah satunya bagian atap.

"Kondisi atap masjid sudah lapuk ternyata setelah kita lihat, kalau genteng jaman dulu kan beratnya hampir 6 kg, takutnya nanti malah roboh," jelasnya.

Baca juga: Sedihnya Warga Kowang Sragen Jalani Ramadan : Masjid Terlanjur Dirobohkan,Kini Salat di Rumah Kosong

Baca juga: Kronologi Masjid Al Fatah Sumberlawang di-PHP Dermawan Rp 1,3 Miliar, Padahal Terlanjur Dirobohkan

"Masjid ini tepinya kan juga jurang, rawan terjadinya longsor, bahkan tempat wudhunya sudah ada yang longsor," tambahnya.

Untuk itu, pembangunan masjid kali ini diawali dengan pembangunan talud setinggi 9 meter.

Pembangunan sedikit terkendala, karena besi untuk membangun talud harganya naik dua kali lipat.

Dengan kondisi tersebut, maka warga pun berkeinginan untuk melakukan renovasi sebagian bangunan masjid.

Setelah adanya dermawan yang niat membantu dan berkomitmen, akhirnya warga pun mempercayakan pendanaan pembangunan masjid kepada dermawan.

"Kalau direnovasi sebagian kan sebentar lagi juga akan direnovasi lagi, akhirnya diputuskan bersama warga, jamaah dan takmir masjid untuk direnovasi total sekalian," jelas dia.

Bangunan masjid yang baru memiliki luas 12x15 meter, dengan desain bangunan modern.

Salat di Rumah Kosong

Ramadan pada tahun ini seharusnya dirayakan dengan penuh suka cita oleh umat muslim.

Terlebih pemerintah telah mengizinkan umat muslim dapat melaksanakan salat tarawih berjamaah tanpa jarak di masjid seperti Ramadan sebelum pandemi.

Namun warga Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen harus melaksanakan ibadah dengan suasana yang berbeda dengan yang lainnya.

Kenapa begitu? Karena masjid yang selama ini dipakai untuk kegiatan keagamaan, terlabjur dirobohkan.

Padahal donasi dari donatur dermawan dijanjikan senilai Rp 1,3 miliar tak kunjung datang.

umah kosong menjadi masjid sementara di Dukuh Kowang, Desa Ngar
Warga tengah menjalankan salat di rumah kosong yang disulap menjadi masjid sementara di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Rabu (6/4/2022).

Kini, warga pun menggelar salat tarawih di bulan Ramadan di sebuah rumah kosong yang jaraknya kurang lebih 50 meter dari masjid utama.

Rumah kosong itu disulap menjadi masjid seadanya, terlebih bagian depan dipasang kubah masjid seperti pada umumnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Fatah, Agus Pudiyono (40).

"Iya benar, sementara ibadah dilakukan di rumah kosong, kebetulan ada, jaraknya dekat hanya 50 meter," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: Kronologi Masjid Al Fatah Sumberlawang di-PHP Dermawan Rp 1,3 Miliar, Padahal Terlanjur Dirobohkan

Baca juga: Heboh Warga di Sumberlawang Sragen Sudah Robohkan Masjid Tapi Malah Kena PHP Rp 1,3 M, Ini Faktanya

Pantauan TribunSolo.com dilapangan, jika dilihat dari jalan, nampak papan nama cukup besar dipasang didepan masjid sementara tersebut.

Rumah kosong yang difungsikan sebagai tempat ibadah sementara itu berbentuk berdesain joglo, dengan dinding terbuat dari kayu.

Alasnya dilapisi karpet khas masjid, dengan ornamen dinding berupa kaligrafi.

Tak hanya itu, mimbar masjid turut dipindahkan ke rumah yang sudah lama tak dihuni tersebut.

Kubah masjid ditambahkan diatas atap sebagai penanda rumah tersebut difungsikan sebagai masjid sementara waktu.

Memasuki waktu salat, terdengar jelas suara adzan yang berkumandang.

Warga pun inisiatif memasang tenda dibagian halaman rumah untuk digunakan sebagai shaf putri.

"Semua dilakukan disitu, baik salat wajib, salat tarawih, kegiatan anak TPA, pengajian ibu-ibu semua disitu," terangnya.

"Kalau tenda diluar itu hanya tambahan saja, kebetulan kami juga punya tenda, jadi turut dipasang," tambahnya.

Kronologi Lengkap Pembongkaran

Masjid Al Fatah yang terlanjur dibongkar, padahal dana pembangunan dari dermawan tak kunjung datang, ternyata memiliki cerita panjang.

Masjid di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen pun menjadi bahan pembicaraan berbagai kalangan sehingga viral.

Bagiamana tidak, dermawan asal Jakarta yang mengaku menyanggupi membiayai proses pembangunan sampai akhir tak kunjung menggelontorkan dana Rp 1,3 milar sesuai janjinya.

Padahal, warga sudah merobohkan masjid dan sudah memulai untuk pembangunan ulang.

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Fatah, Agus Pudiyono (40) menceritakan awal mula kejadian viral tersebut.

Awalnya, takmir masjid beserta warga memang berniat untuk melakukan renovasi terhadap masjid yang dibangun sejak 1991 tersebut.

"Awalnya dari takmir masjid memang ada rencana untuk renovasi tapi nggak total, terus ada salah satu teman kita yang punya kenalan rekanan bisnis dia menyampaikan untuk dibangun total," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (6/4/2022).

Setelah berunding, akhirnya takmir masjid, warga dan jamaah sepakat untuk merenovasi total masjid tersebut.

Dermawan itu menjanjikan Rp 1,3 miliar untuk membangun ulang masjid tersebut.

Baca juga: Heboh Warga di Sumberlawang Sragen Sudah Robohkan Masjid Tapi Malah Kena PHP Rp 1,3 M, Ini Faktanya

Baca juga: Inilah Masjid Agung Jatisobo, Salah Satu Masjid Tertua di Sukoharjo, Didirikan di Era Pakubuwono IV

Warga pun tidak menaruh curiga terhadap dermawan yang berasal dari Jakarta tersebut karena merupakan kenalan dari takmir masjid sendiri.

Pertama kali, dermawan yang merupakan pengusaha tersebut sudah mengirimkan donasi senilai Rp 10 juta.

Kemudian sekitar dua hingga tiga minggu lalu, pihak panitia tidak dapat mendapat kabar dari dermawan tersebut.

"Masjid sudah dirobohkan sejak 19 Februari lalu, pembongkaran dibutuhkan waktu satu minggu, tidak bisa komunikasi selama 2-3 minggu lalu," jelasnya.

Meski begitu, pembangunan masjid Al Fatah tetap berjalan meski sempat terkendala masalah biaya.

Kini, setelah pemberitaan Masjid Al Fatah viral, pihak panitia pun kembali dapat berkomunikasi dengan dermawan pada 3 April 2022.

Tak hanya menyatakan kesanggupan, dermawan tersebut juga telah kembali mengirimkan donasi, namun Agus tidak bersedia menyebutkan secara rinci.

"Sebenarnya tidak di PHP, yang bersangkutan masih bertanggung jawab dan berkomitmen, sekarang dia terkendala masalah keuangan karena usahanya terdampak pandemi," ungkapnya.

"Komitmen itu baru disampaikan secara lisan, kapanpun siap membantu," tambahnya.

Sempat Dibantah Takmir

Sebelumnya, beredar kabar warga Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen merobohkan masjid karena merasa ditipu oleh bantuan seorang 'dermawan'.

Disebutkan masjid yang diberi nama Masjid Al Fatih mendapatkan bantuan 'dermawan' dari Provinsi Lampung sebesar Rp 1,3 miliar, namun hanya diberikan Rp 10 juta saja.

Takmir Masjid Al Fatah, Lilik Purnomo mengatakan bahwa masjid tersebut dirobohkan bukan karena permasalahan donatur dari dermawan.

"Masjid Al Fatah di Kowang dirobohkan bukan karena tidak diberi bantuan sama dermawan, namun karena memang mau direnovasi," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (4/4/2022).

"Dalam rencana renovasi sudah melalui musyawarah, dari jamaah dan tokoh masyarakat setempat," tambahnya.

Lilik menyebutkan Masjid Al Fatah direnovasi karena kondisi atap sudah rapuh meski terlihat masih kokoh berdiri.

Perobohan dilakukan sekitar bulan Februari 2022, yang kemudian dilakukan prosesi peletakan batu pertama oleh Muspika Sumberlawang pada Sabtu (19/3/2022) lalu untuk dimulai proses renovasi.

Terkait dana yang disebut-sebut sebanyak Rp 1,3 Miliar, menurut Lilik besaran tersebut merupakan total rencana anggaran pembangunan masjid Al Fatah.

Baca juga: Bukan Pecah Ban, Polisi Sebut Penyebab Kecelakaan Bus Eka di Jurug Solo karena Sopir Mengantuk

Baca juga: Ada 1.160 Calon Haji Sragen Menunggu Berangkat ke Tanah Suci, Kemenag Tunggu Kuota

"Yang disebut Rp 1,3 Miliar itu nilai total anggaran pelaksanaan dalam pembangunan renovasi, dibuatlah rencana anggaran senilai Rp 1,3 miliar, jadi bukan kesanggupan dermawan senilai Rp 1,3 miliar," paparnya.

"Dermawan sanggup membantu sampai selesai, namun tidak menyebutkan nominal, ini sama dermawan masih komunikasi," tambahnya.

Lanjutnya, pihak panitia penyelenggara renovasi masjid tidak hanya bertumpu pada satu dermawan saja, melainkan panitia juga mencari donatur sendiri.

Masjid yang mulai direnovasi pada bulan Maret tersebut kini masih dalam proses pembangunan.

Menurutnya saat ini pembangunan hanya terkendala pengadaan material berupa besi, karena saat harganya sedang mahal.

"Jika dicek ke lokasi langsung, yang kerja memang sedikit karena masih menunggu pembelian besinya untuk pembangunan penahan yang terbuat dari beton dengan ketinggian 5 meter sepanjang 30 meter," jelas dia.

"Baru dibangun bangunan masjid utama," terangnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved