Ingat! Pesan Jokowi ke Para Menteri: Jangan Lagi Bicara Wacana Penundaan Pemilu & Presiden 3 Periode
Duduk di hadapan jajaran kabinet, Jokowi tidak ingin ada lagi menteri yang berpendapat terkait wacana presiden 3 periode.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Presiden Joko Widodo kini terseret dalam pusara wacana tiga periode dan penundaan Pemilu 2024.
Wacana itu bukan muncul dari bibir presiden sendiri, melainkan malah disampaikan oleh menteri dan elite partai politik.
Kini akhirnya Jokowi merespons wacana yang membuat rakyat pro kontra itu.
Jokowi mengeluarkan pernyataan tegas soal penolakan terhadap wacana pemundaan pemilu maupun perpanjangan masa jabatan.
Baca juga: Amien Rais Kritik Keras soal Jokowi 3 Periode, Faldo Maldini: Kita Masih Butuh Pemikirannya
Baca juga: Suvei SMRC: Hanya 5 Persen Rakyat yang Mendukung Jokowi 3 Periode, Lainnya Menolak
Duduk di hadapan jajaran kabinet, Jokowi tidak ingin ada lagi menteri yang berpendapat terkait wacana presiden 3 periode.
Jokowi pun mewanti-wanti para menterinya dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Rabu (6/4/2022).
"Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan, urusan perpanjangan, nggak," tegas Jokowi, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Mantan Wali Kota Solo ini juga meminta para menteri tak menimbulkan pernyataan yang menuai polemik.
Sebaliknya, Jokowi memerintahkan agar para menteri lebih fokus pada pekerjaannya.
"Jangan menimbulkan polemik di masyarakat, fokus pada bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi," ucap dia.
Jokowi tidak hanya membawas soal wacana tiga periode, kali ini ia menyampaikan pentingnya pernyataan menteri memiliki sense of crisis.
Salah satu yang disinggung Jokowi adalah masalah minyak goreng.
Ia menilai tak ada kejelasan solusi dan akar masalah dari polemik minyak goreng di Indonesia.
Oleh karenanya, presiden pun meminta para menteri untuk memiliki sense of crisis terhadap kesulitan yang dihadapi rakyat.
"Pernyataan kita harus sense of crisis, harus sensitif dengan kesulitan-kesulitan masyarakat," ucap dia.
