Cerita dari Solo
Sejarah Masjid Kiai Abdul Djalal Sragen: Berusia 232 Tahun, Didirikan Atas Perintah Pakubuwono IV
Kabupaten Sragen menyimpan sejarah panjang penyebaran agama islam. Terdapat masjid-masjid kuno yang berusia ratusan tahun yang masih berdiri.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kabupaten Sragen menyimpan sejarah panjang penyebaran agama islam.
Terdapat masjid-masjid kuno yang berusia ratusan tahun yang masih berdiri tegak hingga saat ini.
Salah satunya Masjid Jami' Kyai Abdul Djalal Awal, di Dukuh Kaliyoso, Desa Jetiskarangpung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Baca juga: Pertama Dalam Sejarah, Ratusan Muslim Shalat Tarawih di Times Square New York, Ada Makna di Baliknya
Baca juga: Sejarah Sadranan yang Biasa Dilakukan Masyarakat Jawa, Ternyata Ada Sejak Era Gajah Mada
Masjid yang lebih dikenal sebagai Masjid Abdul Djalal Kaliyoso Jogopaten tersebut berlokasi di tengah perkampungan warga, dekat dengan Jalan Raya Solo-Purwodadi.
Masjid tersebut terdiri dari dua bangunan, yakni bangunan masjid utama dan berdiri sebuah menara.
Pada menara, terdapat papan bertuliskan Masjid Jami' "Kyai Abdul Djalal Awal" didirikan tahun 1790 masehi atas perintah Raja Susuhunan Pakubuwono ke-IV.
Baca juga: Memaknai Pidato Pertama Mangkunegara X GPH Bhre Cakrahutomo, Begini Kata Ahli Sejarah Mengkunegaran
Hal tersebut dibenarkan oleh Takmir Masjid Masjid Kyai Abdul Jalal, H Rubhan, saat ditemui TribunSolo.com, Jumat (8/4/2022).
"Masjid berdiri disini atas perintah Pakubuwono yang ke-4, sekitar abad ke 17," singkat Rubhan kepada TribunSolo.com.
Bangunan masjid bergaya arsitektur Jawa karena dibangun sekitar abad ke-17.
Lanjutnya, meski sudah berusia 232 tahun, masih ditemukan beberapa peninggalan-peninggalan awal pembangunan masjid.
Rubhan menjabarkan bangunan utama masjid, termasuk tiang-tiang masjid, mimbar, bedug, hingga pintu masuk semuanya masih asli pemberian Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Baca juga: Napak Tilas Sang Adipati : Mendalami Sejarah Solo lewat Pawai Sepeda Onthel
"Bangunan utama ini masih utuh, hanya terasnya saja yang dibangun, bahan-bahannya masih peninggalan dulu, hanya bentuk serambinya saja yang dirubah bentuknya," jelas Rubhan.
"Terus pemberian keraton itu pintu utama dan kanan kiri, mimbar untuk khotbah juga dari Keraton," tambah Rubhan.
Menurutnya, mimbar di Masjid Kiai Abdul Djalal tersebut bentuk dan ukirannya sama persis dengan yang ada di Masjid Agung Keraton Surakarta.