Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Sedihnya Warga Sragen, Jelang Lebaran Sapi-sapinya Mati Mendadak, Tak Bisa Dijual Akhirnya Dikubur

Padahal jika dijual, sapi-sapi tersebut bisa mendatangkan cuan antara Rp 30 juta hingga 50 juta per ekor.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Dok Kades
Warga menguburkan sapi yang mati mendadak di Dukuh Beku, Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Cerita sedih menimpa sejumlah warga di Dukuh Beku, Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen.

Bagaimana tidak, Lebaran di depan mata, sapi-sapinya yang siap 'dipanen' atau dijual menjadi cuan malah mati mendadak.

Sapi yang terkapar tiba-tiba dan menghembuskan napas itu pun akhirnya dikubur di liang lahat.

Padahal jika dijual, sapi-sapi tersebut bisa mendatangkan cuan antara Rp 30 juta hingga 50 juta per ekor.

Kejadian ini serupa dengan matinya belasan sapi di Mojogedang, Kabupaten Karanganyar beberapa waktu lalu.

Kepala Dusun Beku, Samidi mengatakan, sementara ada tujuh ekor sapi milik warganya yang mati mendadak tanpa sebab.

"Total di Dusun Beku ada tujuh ekor sapi," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (9/4/2022).

Menurutnya, sapi-sapi yang mati mendadak itu, awalnya dalam keadaan sehat.

Kasus kematian sapi terakhir kali terjadi pada bulan Maret lalu.

"Sapinya juga diberi makan rumput seperti biasa, sebelum mati semuanya sehat, sudah dewasa semua siap panen," jelasnya.

Ia menuturkan jika sapi-sapi tersebut awalnya makan seperti biasa, kemudian dilanjutkan kejang-kejang, dan akhirnya mati.

Baca juga: Geger! Belasan Sapi di Mojogedang Karanganyar Mati Misterius, Padalah Sudah Siap Dijual Jadi Uang

Baca juga: Bukan Antraks, 18 Sapi yang Mati Mendadak di Mojogedang Karanganyar Masih Misterius, Lalu Kenapa?

Pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen juga sudah mengambil sampel darah dari sapi tersebut, namun belum diketahui hasilnya.

"Ya diberi makan jerami kering dan polar saja, kemarin sisa jerami dan tanahnya diambil untuk diperiksa di laboratorium, tapi hasilnya belum ada kelanjutannya," jelasnya.

Sapi-sapi yang mati tersebut, akhirnya dikubur oleh warga.

Menurutnya, kasus kematian sapi secara mendadak bukan pertama kali ini terjadi.

Di dusunnya sudah terjadi beberapa kali, namun tidak sesering sekarang, yang mana biasanya hanya satu atau dua ekor saja.

Atas kejadian tersebut, ada beberapa warga yang akhirnya menjual sapi-sapi miliknya, agar tidak merugi.

"Kalau disini ada 5 sapi yang dijual, karena takut itu, terakhir ada dua ekor sapi yang mati mendadak hampir bersamaan," jelas dia.

Bikin Geger di Mojogedang

Warga Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Sragen geger gegara belasan sapi mati mendadak secara beruntun.

Kepala Desa Kaliboto, Haryono mengatakan awalnya sapi diberi makan seperti biasanya, namun tak lama mendadak ambruk.

Kejadian matinya sapi secara mendadak dalam dua minggu ini mencapai belasan ekor, membuat warga gempar.

"Terus perutnya kembung, tiba-tiba kejang-kejang langsung ambruk, dan mati begitu saja," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (26/3/2022).

Kasus sapi yang mati mendadak, terakhir kali terjadi di Dusun Ngemplak sekitar tiga hari lalu.

Karena sebelumnya sudah banyak kasus sapi yang mati, oleh pemilik sapi tersebut langsung dipotong agar masih bisa dijual dagingnya.

"Total sudah 18 ekor yang mati mendadak," jelas dia.

Adapun saat disembelih, menurut Haryono darah yang keluar masih bewarna merah segar.

"Sama dokter hewan perut yang kembung ditusuk menggunakan pisau dibuka keluar airnya banyak banget, perutnya diinjak baru keluar kotorannya," jelasnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Mobil Tiba-tiba Terbakar di Ruas Tol Semarang-Solo, Kondisi Jalanan Sempat Mencekam

Baca juga: Ada 2 Kasus Antraks di Tahun 2021, Dinas Peternakan Wonogiri : Antisipasi, Sapi Divaksinasi

Karena merasa janggal, kemudian Haryono mengambil sampel darah dan air yang keluar dari perut sapi tersebut untuk diuji di laboratorium.

Menurutnya, sampel yang diuji di laboratorium di Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut belum keluar hingga hari ini.

Kasus kematian sapi secara mendadak paling banyak terjadi di Dukuh Ngemplak, yang ternyata juga ditemukan di dua desa tetangga.

Sapi-sapi tersebut sudah dewasa dan siap dijual jadi uang.

Haryono melanjutkan kejadian yang baru pertama kali terjadi tersebut, membuat warga heran dan mencoba mencari apa penyebabnya.

Baca juga: Aneh Tapi Nyata, Tunggangi Patung Sapi di Makam Kebatan Boyolali, Orang Klaten Tiba-tiba Sakit Keras

Baca juga: Misteri Mayat Wanita Muda di Delanggu Klaten : Dekat Jalan Solo-Jogja, Telanjang & Ada Luka di Leher

"Kalau makanan sama nggak ada perbedaan, sapi yang dibawa keluar kandang, katanya berbahaya," jelas dia.

"Mungkin dikasih racun atau apa, tapi sapi milik tetangga saya kemarin di kandang mati juga," paparnya.

"Sama dokter hewan yang di Kaliboto, katanya kalau ini bukan antraks, kalau bukan kita minta hasil labnya juga diberitahukan ke desa," tambahnya membeberkan.

Sebagian warga pun kini mulai khawatir, dan memilih menjual sapi-sapi mereka yang masih sehat.

"Mungkin takut merugi, kira-kira ada 5 warga yang menjual sapi yang masih sehat, nggak banyak juga," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved