Kasus Demam Berdarah di Karanganyar

DBD dan Leptospirosis Jadi Ancaman di Karanganyar, Warga Usia di Atas 44 Tahun Jadi Kelompok Rentan

Penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Putradi Pamungkas
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KASUS DBD - Ilustrasi pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar. Hingga Minggu ke-43 tahun 2025, tercatat enam warga meninggal dunia akibat dua penyakit menular tersebut. 

Ringkasan Berita:
  • Enam warga Karanganyar meninggal akibat DBD (2 kasus) dan Leptospirosis (4 kasus) hingga minggu ke-43 2025
  • DBD mencatat 629 kasus dengan CFR 0,3 persen, sedangkan Leptospirosis lebih mengkhawatirkan dengan 34 kasus dan CFR 11,8 %
  • Penyakit banyak menyerang warga usia 44+, dipicu lingkungan berisiko; Dinkes minta waspada, aktifkan PSN, dan segera periksa gejala awal

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR – Penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar.

Kedua penyakit ini tercatat banyak menyerang warga berusia di atas 44 tahun, terutama yang tinggal atau bekerja di lingkungan berisiko tinggi.

Hingga minggu ke-43 tahun 2025, enam warga dilaporkan meninggal dunia akibat dua penyakit tersebut.

Plt Sekretaris Dinas Kesehatan Karanganyar, Dwi Rusharyati, menyebutkan dari enam korban meninggal, dua di antaranya akibat DBD dan empat lainnya karena Leptospirosis.

“Kondisi ini sebagai peringatan keras untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama memasuki musim penghujan,” kata Dwi, kepada TribunSolo.com, Kamis (20/11/2025).

FOGGING - Ilustrasi fogging cegah penyebaran nyamuk demam berdarah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar. Hingga Minggu ke-43 tahun 2025, tercatat enam warga meninggal dunia akibat dua penyakit menular tersebut.
FOGGING - Ilustrasi fogging cegah penyebaran nyamuk demam berdarah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar. Hingga Minggu ke-43 tahun 2025, tercatat enam warga meninggal dunia akibat dua penyakit menular tersebut. (TribunSolo.com / Erlangga Bima)

Dwi menjelaskan, sepanjang tahun ini terdapat 629 kasus DBD dengan dua kematian yang terjadi di Kecamatan Jaten dan Jumapolo.

Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) berada di 0,3 % , masih dalam batas toleransi Kementerian Kesehatan.

Namun, ia menegaskan keterlambatan penanganan menjadi faktor krusial.

“Setiap kematian menunjukkan masih adanya kasus yang terlambat ditangani atau faktor lingkungan yang tidak terkendali. Masyarakat harus lebih cepat memeriksakan diri saat demam,” ujar Dwi.

Situasi berbeda terlihat pada Leptospirosis.

Dari 34 kasus yang tercatat, empat di antaranya berujung kematian. CFR mencapai 11,8 % , jauh melampaui target nasional di bawah 1 % .

Kemudian, kasus kematian terjadi di Gondangrejo (2 kasus), Kebakkramat (1), dan Colomadu (1).

“Banyak pasien datang sudah dalam kondisi berat. Leptospirosis membutuhkan penanganan cepat dan kami minta masyarakat berhati-hati terutama yang bekerja di sawah, got, atau daerah banjir,” imbuh Dwi.

Dinas Kesehatan juga mencatat sejumlah puskesmas masih memiliki Angka Bebas Jentik (ABJ) di bawah standar 95 % , seperti di Jumantono, Jatiyoso, Jaten II, Kebakkramat II, dan Jumapolo.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved